Dia mengatakan, "Empat minggu setelah infeksi pertama di China, mereka baru memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang wabah itu, padahal keadaan sudah sangat buruk."
"Pada awal Januari saja, jutaan orang Tiongkok sedang bersiap melakukan perjalanan dari kota ke kota lain termasuk Wuhan untuk merayakan tahun baru Imlek bersama keluarga mereka," jelasnya.
Tahun baru China atau Imlek jatuh pada tangga 25 Januari.
Dua hari sebelumnya pemerintah pusat kota China memberlakukan kuncian di Wuhan dan kota-kota lain di Hubei dalam upaya mengkarantina pusat wabah.
Tetapi, korespondensi BBC China, Stephen McDonell mengatakan pada saat itu, jutaan penduduk China dari seluruh negara sudah melewati jalur pada titik pandemi itu.
Dia mengatakan, "Jika Anda memilih waktu paling berbahaya, waktu terburuk saat penyebaran itu adalah saat tahun baru China, dengan migrasi besar memungkinkan penyebarannya ke seluruh China sangat cepat."
"Ada jutaan orang melintasi Tiongkok pada waktu itu, dan menjadikannya migrasi massal terbesar di dunia setiap tahunnya, ini waktu yang mengerika untuk menyebarkan virus itu.
Meski demikian, lockdown yang dilakukan China setelahnya terbukti efektif, dengan menekan jumlah pasien mencapai titik nol.
Sejak dua bulan lalu, Wuhan menjadi kota mati kehidupan di dalamnya lumpuh total, toko dan semua tempat umum ditutup.