Menurut survei pemerintah, sekitar 70 persen dari mereka mencuci tangan tanpa sabun sebelum makan, sementara lebih dari 30 persen lainya mencuci tangan setelah buang air besar.
Kurangnya kesadaran kebersihan tangan membuat masyarakat desa rentan terhadap penyakit menular.
Di India, hampir 21 persen penyakit menular termasuk kolera, disentri, hepatitis A, dan tifus ditularkan melalui air yang dapat dicegah bila mencuci tangan dengan lebih baik.
Infrastuktur juga menjadi hal yang penting. Sebuah laporan yang dirilis oleh WHO dan UNICEF mengatakan bahwa pada 2017, tiga miliar orang di seluruh dunia tidak memiliki fasilitas dasar di rumah untuk mencuci tangan dengan sabun dan air.
Lebih dari 670 juta orang masih buang air besar di tempat terbuka dan 700 juta lainnya menggunakan fasilitas yang kurang baik dan tidak bersih.
Yusuf Kabir, seorang spesialis WASH di UNICEF Maharashtra mengatakan kepanikan COVID-19 justru menghadirkan "peluang unik" untuk meyakinkan masyarakat guna meningkatkan kebersihan mereka.
"Hal ini memungkinkan untuk mempertahankan rutinitas cuci tangan yang baik dengan air yang terbatas," kata Kabir.
Sebelumnya, Perdana Menteri Modi, menanggapi krisis pada 2019, berjanji akan menyediakan air pipa untuk setiap rumah tangga di pedesaan dengan kecepatan 55 liter air per orang pada tahun 2024.
Hadirnya COVID-19 diyakini membawa manfaat pada kebersihan masyarakat ketika pandemi berlalu, menurut CEO Water Aid India V.K Madhavan.
"Kebersihan tangan berpotensi menjadi bagian dari perilaku seseorang," ucap Madhavan di halaman National Geographic.