Gridhype.id-Radang selaput otak atau yang biasa disebut juga meningitis biasanya disebabkan oleh virus, bakteri hingga jamur.
Selain menyebabkan kematian, virus meningitis juga bisa menyebabkan penderitanya mengalami kecacatan.
Seperti yang dialam oleh seorang wanita asal Inggris, Tammy Saunders (34)
Ia haruskehilangan hampir separuh wajahnya akibat meningitis septicaemia, keracunan darah ketika bakteri meningitis berkembang biak tanpa dapat di kontrol dalam darah.
Semua berawal pada saat Natal beberapa tahun lalu.
Di masa seharusnya ia berkumpul dengan keluarga dan temannya, ia mulai merasa tidak enak badan.
Baca Juga: Glenn Fredly Meninggal Dunia: ini 3 Jenis Makanan yang Ampuh Untuk Menangkal Penyakit Meningitis
Tammy semula menduga ia terkena kuman.
Dua hari kemudian, dia merasa sangat sakit sampai tidak bisa makan dan kaki serta bibirnya mati rasa.
Wanita yang sebelumnya bekerja di perusahaan garmen wanita itu lalu dilarikan ke rumah sakit di Colchester.
Dokter segera menyadari bahwa penyakitnya serius, tetapi septikemia meningokokus sangat jarang terjadi pada orang dewasa - lebih banyak pada anak-anak - dan butuh 10 hari untuk didiagnosa.
Pada saat itu, kerusakan akibat infeksi tersebut telah menghancurkannya.
Sekitar 10 hari kemudian Tammy sudah sadar dan ia menjalani cuci darah akibat gagal ginjal, sementara itu anggota tubuhnya telah melepuh dan membengkak 2 kali lebih besar dari ukuran normal.
Daerah sekitar mulut dan hidungnya telah menghitam, seolah-olah dia terkena radang beku. Dokter akhirnya membuang bagian tersebut.
Baca Juga: Pilih Pria Mana yang Menurutmu Paling Tampan, Jawabanmu Akan Ungkap Karakter Jodohmu di Masa Depan
"Tentu saja saya kecewa ketika pertama kali melihat wajah saya di cermin - saya tidak mengira itu adalah saya," kenangnya.
"Tetapi saya bertekad untuk tetap berpikir positif karena saya bersyukur masih tetap hidup.”
Butuh waktu lebih dari dua bulan sebelum ia menyadari bahwa nekrosis (kematian jaringan) telah terjadi dan jaringan yang mati tidak bisa bergenerasi lagi.
Selama di rumah sakit dia berada dalam pengawasan Peter Dziewulski, konsultan dan ahli bedah rekonstruksi di Rumah Sakit Broomfield Chemsford.
Dokter melakukan operasi "penutup lokal" di bagian pipinya yang direposisi untuk menutupi rahang atas yang terbuka. Tammy juga melakukan cangkok kulit pada kaki dan lengannya.
Operasi lebih lanjut, termasuk satu yang dilakukan untuk membentuk kembali hidungnya akan dilanjutkan.
Luasnya kerusakan - jaringannya telah rusak hingga ke tulang di beberapa tempat - mengartikan bahwa Tammy harus belajar berjalan kembali dan hanya memiliki mobilitas yang terbatas.
"Itu lebih mengganggu saya lebih dari apa yang terjadi pada muka saya," katanya. Sebelumnya ia adalah wanita yang hobi menari dan tergolong kreatif.
"Wajah saya merupakan hal estetika. Saya bisa bernapas dan makan. Saya sering lupa bagaimana penampilan saya, tapi ketika orang lain menatap wajah saya, itu membuat saya mengingat apa yang sudah terjadi," katanya.
Baca Juga: Kisah Rebeca Barker, Wanita yang Alami Kecanduan Berhubungan Intim, Sehari 5 Kali Bahkan Tak Cukup
Serial TV
Saat ini kisah hidup Tammy akan ditayangkan dalam salah satu film seri dokumenter kontroversial di Inggris.
Film seri "The Undeteables" itu bercerita tentang orang-orang cacat dalam upayanya mencari cinta.
Selain Tammy, film itu juga menampilkan penderita Asperger dan seorang pria muda dengan Tourette.
Serial itu telah mendapat banyak kritik dari beberapa dokter yang menuduh produser film memanfaatkan kecacatan mereka untuk hiburan.
Tetapi acara ini memiliki rating yang bagus dengan jumlah penonton berkisar 2,3 juta.
Tammy sendiri bertekad untuk tidak mau sendiri selamanya.
"Saya ingin bertemu pria yang mencintai saya karena saya masih orang yang sama, bahkan jika saya mendapatkan 50 kali operasi wajah," katanya.
Tammy juga menyadari bahwa dia sebelumnya tidak pernah kesulitan untuk mendapat perhatian laki-laki.
Namun beberapa pria kini tidak dapat melihatnya “di luar” bekas lukanya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul,Tammy Saunders, Wanita yang Kehilangan Separuh Wajahnya Akibat Virus Meningitis