"45.000 penduduk harus terkurung dengan petugas kepolisian ada di setiap pintu keluar. Mereka terisolasi di ruangan dan tidak bisa bergerak,"
"Bagi orang seperti saya yang telah menanamkan prinsip-prinsip demokrasi dan konstitusi selama bertahun-tahun, memaksa 50.000 orang dan memeriksanya dengan polisi sangat sulit untuk dilakukan," tutur Conte.
Tak lama, Conte pun menangis tatkala membicarakan kasus kematian di negaranya.
Baca Juga: Jokowi Buka Suara Setelah Didesak Banyak Pihak Alasan Tidak Berlakukan Lockdown
"Kemudian saya mulai melihat daftar kematian. Saat saya harus melihat kematian pertama, kami merasakan luka yang sangat dalam," imbuhnya.
Tak hanya Conte, wabah Corona kini jadi mimpi buruk yang membayangi seluruh kepala negara di dunia.
Segala macam upaya mulai digalakkan agar persebaran virus Covid-19 ini bisa berhenti dan kehidupan bisa kembali normal.
(*)