"Merokok dapat mengubah sel paru menjadi lebih rentan terhadap infeksi corona melalui peningkatan ACE2 di sel tubuh," ujar Amin yang dikutip dari kompas.com.
Pendapat serupa juga datang dari Ketua Pokja Masalah Rokok Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Feni Fitriani.
"Orang yang merokok itu memang meningkatkan reseptor ACE2. Itu kan tempat yang juga diduduki oleh si virus sehingga kalau orang merokok, reseptor atau tempat duduknya lebih banyak. Jadi virus rame-rame bisa datang," ujar Feni di Kantor IDI.
Tak hanya sekedar penjelasan, Amin Soebandrio juga mengungkapkan data dari sebuah jurnal dengan judul Epidemiological and Clinical Features of The 2019 Novel Coronavirus Outbreak in China.
Penelitian dalam jurnal tersebut menyebutkan laki-laki di China lebih banyak menderita virus corona hingga alami kondisi yang lebih buruk dibandingkan wanita.
Hal itu didukung dengan penemuan bahwa mayoritas laki-laki di China merupakan perokok berat.
Studi tersebut menunjukkan sebanyak 61,5% penderita pneumonia akibat virus corona merupakan laki-laki.
Bahkan tingkat kematian bagi pasien virus corona laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Tingkat kematian pasien laki-laki yang derita virus corona di China mencapai angka 4,45%.
Sementara tingkat kematian pasien wanita yang derita virus corona di China hanya 1,25%.