Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ini Alasan Anak-anak Dilarang Menontong Tayangan dengan Unsur Kekerasan, Berdampak pada Kematian!

None, Nabila Nurul Chasanati - Senin, 09 Maret 2020 | 14:35
Ilustrasi anak nonton film.
Pexel

Ilustrasi anak nonton film.

GridHype.ID - Publik digemparkan dengan berita anak usia 15 tahun yang tega membunuh anak tetangganya sendiri yang masih berumur 6 tahun.

Tersangkamerupakan siswi SMP di Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Pelaku juga mengaku terinspirasi dari film untuk melakukan pembunuhan tersebut.

Film atau tayangan video dari berbagai sumber dapat mempresentasikan kepada anak-anak maupun orang dewasa suatu gambar dunia yang penuh harapan.

Baca Juga: Terinspirasi Film Pembunuhan, Siswi SMP Tega Habisi Nyawa Anak Tetangga, Jenazah Disembunyikan di Almari Kamar

Begitu juga sebaliknya, film dan tayangan video bisa juga mengemukakan suatu gambar dunia yang penuh dengan kekhawatiran, ketakutan, hingga impian tanpa batas.

Film atau tayangan yang menunjukkan tindakan kekerasan yang ditonton anak-anak bahkan dapat meninggalkan suatu impresi gambaran dunia dan masyarakat yang membahayakan serta penuh kecurigaan.

Oleh mereka, orang lain akhirnya selalu dianggap sebagai seseorang yang harus diwaspadai.

Anak-anak kemudian memulai hidup dengan keyakinan bahwa orang lain tak pantas dipercaya.

Baca Juga: Terungkap Kronologi Siswi SMP Habisi Nyawa Bocah 6 Tahun, Mengaku Terinspirasi dari FIlm hingga Teka-teki Buku Catatannya

Munculkan perilaku agresif

Dalam buku Bungai Rampai Psikologi Perkembangan Dari Anak Sampai Usia Lanjut (2004) yang disunting oleh Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa, dijelaskan bahwa dampak tayangan kekerasan terhadap anak-anak masih banyak diperdebatkan.

Ada banyak orang yang tidak yakin bahwa film atau tayangan kekerasan dapat menimbulkan perilaku agresif pada anak-anak yang menyaksikannya.

Mereka mungkin akan mengatakan belum ada cukup bukti yang mendukung pendapat itu.

Tetapi para ahli yang telah meneliti hal tersebut, menegaskan bahwa ada pengaruh tayangan kekerasan pada perilaku agresif anak-anak.

Baca Juga: Hanya Sekelebat Muncul di Film Parasite, Pizza Ini Laris Manis Dibeli Pembeli Hingga Mesin Pembuatnya Rusak

Dampak negatif itu sudah dipertegas oleh American Psychological Association (APA) dalam laporan mereka berjudul Big World, Small Screen: The Role of Television in American Society pada tahun 1992.

Di mana, APA menegaskan bahwa tayangan kekerasan berdampak besar pada perilaku agresif anak-anak.

Dari hasil penelitian lain, dijelaskan bahwa tayangan kekerasan akan memproduksi suasana hati yang tidak enak (bad mood) dalam diri pemirsanya dan membuat mereka berada dalam keadaan mudah marah.

Dalam tulisan karya Fidelis E. Waruwu, S.Hum, B.Sc.Ed., M.Sc.Ed tersebut, dijelaskan pula suasana hati seperti yang ditayangkan oleh berbagai media dapat mengaktifkan tone suasana hati yang sama di memori pemirsanya.

Baca Juga: Kisah Remaja yang Hidup dengan 3 Suara dan Berkepribadian Berbeda, Buat Dirinya Frustasi Hingga Nyaris Bunuh Diri

Dengan kata lain, penayangan tindak kekerasan yang teratur dan berjangkan panjang akhirnya dapat berdampak negatif pada suasana hati para pemirsanya, terlebih anak-anak yang belum sepenuhnya mampu membedakan adegan-adegan khayalan dengan kenyataan.

Tayangan kekerasan tertanam di memori anak

Mengutip pandangan L. Berkowitz (‎1984), “ide-ide agesif seperti ditawarkan dalam tayangan-tayangan televisi dapat tertanam dalam memori pemirsanya”.

Ide agresif itu akan aktif pada suatu periode ketika mereka berada dalam ekadaan marah atau agresif.

Ide-ide agresif tersebut juga akan tetap aktif memengaruhi pola berpikir dan persepsi anak-anak dalam menilai dunia dan lingkungannya.

Baca Juga: Wanita ini Ketakutan Setelah Mendengar Suara Keras dan Aneh dari dalam Dinding Rumahnya, Saat Dibongkar Petugas Polisi Terkejut Dapati Hal ini di Dalamnya

Sebagai contoh, anak-anak yang tergolong menonton tayangan kekerasan kelas berat, akan cenderung percaya bahwa lingkungan tidak aman dan kejahatan adalah masalah pribadi yang serius.

Mereka kemudian membeli gembok baru, memelihara anjing galak, dan bahkan membeli senjata api untuk melindungi diri.

Kondisi itu adalah suatu dampak yang jelas terhadap penanaman ide-ide agresif melalui tayangan kekerasan.

Baca Juga: Sempat 'Kabur' Saat Akan Dikantina, 1 Driver Ojol yang Diduga Terpapar Virus Corona di Batam Akhirnya Ditemukan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ini Alasan Film Kekerasan Berbahaya Jika Ditonton Anak-anak.

(*)

Source : kompas

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x