Ada banyak orang yang tidak yakin bahwa film atau tayangan kekerasan dapat menimbulkan perilaku agresif pada anak-anak yang menyaksikannya.
Mereka mungkin akan mengatakan belum ada cukup bukti yang mendukung pendapat itu.
Tetapi para ahli yang telah meneliti hal tersebut, menegaskan bahwa ada pengaruh tayangan kekerasan pada perilaku agresif anak-anak.
Dampak negatif itu sudah dipertegas oleh American Psychological Association (APA) dalam laporan mereka berjudul Big World, Small Screen: The Role of Television in American Society pada tahun 1992.
Di mana, APA menegaskan bahwa tayangan kekerasan berdampak besar pada perilaku agresif anak-anak.
Dari hasil penelitian lain, dijelaskan bahwa tayangan kekerasan akan memproduksi suasana hati yang tidak enak (bad mood) dalam diri pemirsanya dan membuat mereka berada dalam keadaan mudah marah.
Dalam tulisan karya Fidelis E. Waruwu, S.Hum, B.Sc.Ed., M.Sc.Ed tersebut, dijelaskan pula suasana hati seperti yang ditayangkan oleh berbagai media dapat mengaktifkan tone suasana hati yang sama di memori pemirsanya.
Dengan kata lain, penayangan tindak kekerasan yang teratur dan berjangkan panjang akhirnya dapat berdampak negatif pada suasana hati para pemirsanya, terlebih anak-anak yang belum sepenuhnya mampu membedakan adegan-adegan khayalan dengan kenyataan.
Tayangan kekerasan tertanam di memori anak
Mengutip pandangan L. Berkowitz (1984), “ide-ide agesif seperti ditawarkan dalam tayangan-tayangan televisi dapat tertanam dalam memori pemirsanya”.