Ginjal
Ya, ginjal Anda juga bisa terdampak virus corona. Enam persen dari pasien SARS menderita cedera ginjal akut.
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa virus corona baru pun bisa melakukan hal yang sama.
Ini mungkin tidak umum pada COVID-19, tapi jika terjadi, dampaknya sangat fatal.
Pada akhirnya, berdasarkan studi dari Kidney International pada 2005, diketahui bahwa, 91,7 persen pasien SARS dengan gangguan ginjal akut meninggal dunia.
Seperti hati, ginjal Anda berperan sebagai penyaring darah. Setiap ginjal diisi dengan sekitar 800 ribu unit penyulingan mikroskopis yang disebut nefron.
Nefron-nefron ini memiliki dua komponen utama: filter untuk membersihkan darah, serta tabung kecil untuk mengembalikan hal-hal baik ke dalam tubuh dan membuang yang kotor melalui urine.
Tubulus ginjal tampaknya yang paling terpengaruh oleh virus corona ini. Setelah wabah SARS merebak, WHO melaporkan bahwa virus ini ditemukan pada tubulus ginjal yang mengalami peradangan.
Kar Neng Lai, profesor emeritus di University of Hong Kong sekaligus ahli nefrologi di Hong Kong Sanatorium and Hospital menyatakan, tidak jarang ditemukan virus di tubulus, jika ia sebelumnya ada di dalam aliran darah Anda.
Karena ginjal Anda secara terus menerus menyaring darah, kadang sel tubular dapat menjeak virus dan menyebabkan cedera sementara atau ringan.
Cedera itu bisa jadi mematikan jika virus menembus sel dan mulai bereplikasi. Namun, Lai—yang juga bagian dari tim peneliti pertama yang melaporkan SARS dan berkontribusi pada studi Kidney International—mengatakan tidak ada bukti yang menyatakan bahwa virus SARS bereplikasi di dalam ginjal.
Menurut Lai, temuan yang menunjukkan cedera ginjal akut pada pasien SARS mungkin disebabkan beberapa faktor, termasuk tekanan darah rendah, sepsis, obat-obatan, atau gangguan metabolisme.