Belanda tetap menahan kontrol di sekitar sungai Suriname.
Pada abad 17, Italia adalah penjajah yang berlabuh pertama kali di pantai Guyane, tetapi Perancis segera mengklaim teritori tersebut.
Guyana mendapat kemerdekaan di tahun 1966, sedangkan Suriname di tahun 1975, sementara Guyane berubah dari koloni Perancis menjadi wilayah departemen seberang laut Perancis tahun 1946, untuk selanjutnya menuntut kemerdekaan mereka.
Kerajaan Perancis mengimpor buruh dan pembantu dari pulau Jawa, Indonesia, India dan Afrika Barat untuk bekerja di perkebunan di Guyane.
Selanjutnya pekerja tersebut bersama dengan suku Indian dan keturunan penjajah Eropa, mereka menjadi satu dari sekian populasi paling beragam di dunia.
Kini, Guyana terkenal sebagai bagian penting hutan hujan penyumbang oksigen di dunia dan penyimpan karbon terbesar, yaitu hutan hujan Amazon yang menyambung dari Amazon wilayah Brazil.
Masih banyak ditemukan katak pohon emas dan burung cotingid dengan bulu berwarna merah menyala.
Tidak hanya tersusun dari pohon, hutan hujan Guyana juga tersusun dari sabana tropis seperti daerah Rupupuni, tempat pemakan semut raksasa tinggal, satu-satunya hewan yang bisa kalahkan jaguar.
Kaiman hitam, saudara buaya dan aligator, berang-berang raksasa, dan belut elektrik sepanjang 1 meter hidup di sungai Mapari, sungai di wilayah Yupukari, selatan Rupupuni.

Pemakan semut raksasa yang hidup di Rupupuni, Guyana