Sehingga jawaban yang sekedar asal dari Tinampi tetap di masukan.
"Yang dia maksud sebenarnya, dia memiliki keyakinan dengan caranya menyembuhkan penyakit diridhai oleh malaikat dan nabi, karena dia menyembuhkan dengan cara benar menurut agama Islam," jelasnya.
Meski sudah mendapatkan penjelasan terkait pernyataan yang kontroversial itu, pihaknya mengaku akan tetap melakukan pengawasan terhadap pengobatan yang dijalankan Tinampi.
Hal tersebut mengingat pengobatan yang dijalankan oleh Tinampi melibatkan ratusan orang dan berdampak kepada lingkungan di sekitarnya.
Alasan Patok Harga Pengobatan hingga Rp 10 Juta
Ningsih Tinampi, yang menjalankan pengobatan alternatif di Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, angkat bicara mengenai pernyataan dari Dinas Kesehatan Pemprov Jawa Timur.
Meski tidak mengelak terkait tudingan besaran biaya yang disampaikan Pemprov Jatim, namun dikatakan sebagian penghasilan yang didapat dari pengobatan yang dijalankan itu untuk membantu orang tak mampu.
"Saya sudah merambah ke sekolah-sekolahan, SMP, SD, SMK, yayasan panti asuhan, dan buat bencana alam'," ucap Ningsih seperti dilansir dari Tribunnews, Minggu (9/2/2020).
"Jadi anak yatim piatu sama kaum Duafa sekitar seribu lebih dan satu anak saya kasih Rp 200 ribu perbulan, jadi jujur saya dapat uang ini memang buat sedekah tapi gak sedekah 'kabeh."