GridHype.ID - Sampai hari Rabu (12/2/2020) sudah 27 negara mengonfirmasi temuan positif virus corona.
sebanyak 44.794 kasus terjadi di dunia dengan jumlah orang meninggal sebanyak 1.112 jiwa.
Angka ini tentu menunjukkan betapa gentingnya penanganan terhadap penyakit asal negri China itu.
Namun, belum selesai virus corona mengancam populasi dunia, kini muncil wabah lain yang cukup misterius.
Melansir laman Independent, wabah misterius ini muncul di Nigeria beberapa waktu belakangan.
Bahkan pemerintah setempat telah memberikan konfirmasi terkait jumlah korban yang terinfeksi.
Diketahui sampai pada tanggal 3 Februari lalu, 104 orang terinfeksi dan 15 orang meninggal dunia.
"Jumlah orang yang terkena endemik aneh telah meningkat menjadi 104", kata senator Nigeria Abba Moro, menurut surat kabar Daily Post .
Penyakit ini pertama tercatat akhir bulan lalu tepatnya di Negara Bagian Benue, tenggara ibukota Abuja.
Dari keterangan yang diperoleh, pasien akan mengalami bengkak, diare dan juga muntah-muntah.
Masih belum diketahui apa sebenarnya penyakit yang menyerang warga, namun fakta lain terungkap.
Menurut Mr Moro, mewakili distrik Negara Bagian Benue, korban diduga meninggal dalam waktu 48 jam usai tertular penyakit tersebut.
Baca Juga: Terdengar Sadis, Begini Cara Pemerintah China Perlakukan Ribuan Korban Jiwa Akibat Virus Corona
Awalnya, penyakit ini diduga adalah Ebola atau Lassa yang kerap terjadi di Afrika Barat.
Namun, menteri kesehatan Osagie Ehanire membantah hal tersebut.
Ehanire bersama tim kini sedang menyelidiki lebih dalam tentang penyakit misterius yang kini menyerang Nigeria.
Mereka menduga penyakit ini disebabkan oleh bahan kimia yang digunakan untuk menangkap ikan.
Baca Juga: Berita Duka! Cameo Drama Goblin, Go Soo Jung Meninggal Dunia
Melansir Guardian.ng, Ehanire menjelaskan “untuk saat ini, penyelidikan medis belum mendeteksi penyakit yang sebenarnya,"
"Tetapi ada indikasi yang menunjukkan bahwa zat kimia yang digunakan untuk memancing di masyarakat yang terkena dampak dapat bertanggung jawab. Tapi itu tergantung pada hasil penyelidikan lebih lanjut."
(*)