Lainnya berasal dari orang-orang yang membuat pengaturan untuk tetap menjadi berlian setelah mereka mati.
25 persen pelanggan perusahaan menurut Willy berasal dari Jepang.
Setiap pemesanan mereka bisa mengantongi sekitar USD 5.000 hingga USD 22.000 "(sekitar Rp73 Juta hingga Rp325 juta, untuk prosesnya yang setara dengan biaya pemakaman.
Mesin dan prosesnya juga hampir sama dengan laboratorium sintetis yang menggunakan bahan karbon untuk membuat berlian.
Pada dasarnya, abu diubah menjadi karbon dan kemudian meluncur ke mesin yang menggunakan tekanan dan panas yang kuat selama berminggu-minggu.
Jika Anda membandingkan ini dengan proses alami pembuatan berlian, ini setidaknya lebih cepat dengan tujuh ratus juta tahun.
"Semakin banyak waktu yang Anda berikan pada proses ini, semakin besar intan kasar mulai tumbuh," kata Willy.
Berlian baru akan digiling dan dipotong setelah dingin hingga bentuk yang diinginkan terkadang, mereka diukir dengan laser.
Berlian tunggal dapat dibuat dari satu pon abu, dan menurut Willy perusahaanya dapat memproduksi hingga sembilan batu dari abu seseorang.
Orang yang memesannya kemudian akan memiliki perhiasan, dan mengubah berliannya menjadi liontin atau cincin. (*)