Setyawati lalu bersumpah untuk melakukan Pati Obong pada hari ke 14 saat malam bulan purnama.
Angling Dharma juga memutuskan untuk menemani Setyawati dan mereka akan melakukan pati obong bersama.
Tapi, Angling Dharma malah mengingkari janjinya dan tidak ikut terjun ke dalam api saat istri tercintanya telah luruh menjadi abu.
Pati obong juga terkadang dilakukan karena ingin membuktikan sesuatu yang benar, seperti dalam kisah Rama dan Shinta.
Di India, tradisi ini telah dilarang oleh pemerintah kolonial Inggris sejak tahun 1859.
Tapi masih dipraktikkan secara sembunyi-sembunyi dibeberapa daerah bagian India.
Pemerintah India juga melarang hal ini dan akan menghukum siapapun yang masih memaksa para wanita ini untuk ikut dibakar bersama mayat suaminya.
Di Indonesia sendiri pernah mencatat peristiwa Pati Obong terbesar pada tahun 1691.
Saat itu, Raja Blambangan, Pangeran Tawang Alun II meninggal dan akan dikremasi.
Pangeran Tawang Alun II memiliki 400 istri.