Sistem senjata di Spratly tentunya akan menyediakan cadangan energi untuk sistem tersebut.
Washington dengan tegas menolak klaim dan kuasa China atas wilayah tersebut.
Baca Juga: Tidak Disangka, Serangan AS Terhadap Iran Dapat Menyebabkan Harga BBM di Indonesia Naik, Diprediksi Ahli 2020 Harga Minyak Bumi Melonjak Naik, Mengapa?
Baca Juga: Jenazah Lina Diotopsi Hari ini, Rizky Febian dan Putri Delina Tampak Menghadiri Proses Otopsi
Hal ini disampaikan oleh Harry Harris dalam konferensi polisi di Australia.
Hal tersebut datang setelah China marah akibat Donald Trump melanggar konvensi dengan China setelah berbicara langsung dengan pimpinan Taiwan, Tsai Ing-wen.
Trump memberi saran Washington dapat menggunakan kembali kebijakan 'One China policy' yang memperbolehkan Amerika berbisnis dengan China dan Taiwan tetapi hanya mengenali kerjasama diplomatis dengan China.
Harris mengatakan "kami tidak akan memperbolehkan sumber daya ditutup secara sepihak, tidak peduli berapa banyak yang dibangun di wilayah Laut China Selatan."
Merujuk pada kesepakatan PBB di bulan Juli 2016 yang diangkat oleh Filipina, adanya konstruksi China ini merupakan tindakan ilegal.
Selain klaim dari masalah sejarah dan geografis, Laut China Selatan juga kaya akan minyak dan sumber gas, yang bernilai mencapai puluhan triliun dolar Amerika Serikat.
Berikut ini foto-fotonya: