Tetapi penelitian yang lebih baru dari University of North Carolina (UNC) di Chapel Hill's Gillings School of Global Public Health menekankan, bukti tentang bagaimana aspirin dapat mempengaruhi hasil kanker payudara beragam.
Makalah studi mereka yang muncul dalam jurnal Cancer membahas terkait hal ini.
Para peneliti UNC mencatat bahwa "mekanisme biologis dan temuan epidemiologis yang mendasari penggunaan aspirin dalam kaitannya dengan prognosis dan mortalitas setelah (kanker payudara) terbatas dan tidak konsisten."
Meski disinyalir dapat membantu menjaga kesehatan beberapa individu yang pernah mengalami kanker payudara, tetapi aspirin mungkin bisa juga tidak menguntungkan bagi beberapa individu lain.
"Peradangan kronis adalah faktor utama dalam pengembangan berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara," kata penulis pertama studi tersebut, Tengteng Wang, Ph.D.
"Aspirin adalah obat antiinflamasi nonsteroid utama yang memiliki sifat antiinflamasi," tambahnya.
Baca Juga: Mengenang 15 Tahun Tsunami Aceh, Jasad Tidak Bertemu Rumahpun Tak Kunjung Dapat
"Mengingat hal ini," Wang menjelaskan, "bukti substansial dari laboratorium dan studi populasi menunjukkan bahwa mengonsumsi aspirin dapat mengurangi risiko pengembangan kanker payudara."
Dapat disimpulkan jika aspirin dapat mencegah penggumpalan darah yang menyebabkan kanker payudara.
Kandatipun begitu jika ingin mengonsumsi obat aspirin konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter seberapa besar dosis yang aman bagi tubuh kita.