Laporan Wartawan GridHype.ID, Ruhil I. Yumna
GridHype.ID- Ibu-anak asal Ponorogo, Jawa Timur ditemukan tak bernyawa usai menenggak racun serangga.
Tindakan nekatnya itu diduga karena ia megalami depresi karena keputusan sang suami untuk menikah lagi.
Tak hanya sendiri Winarsih menenggak racun serangga yang dicampur ke dalam susu bersama kedua anaknya.
Baca Juga: 4 Seleb Muda Indonesia ini Pilih Pacaran Sama Bule, Bahkan Ada yang Sudah Dilamar!
Untungnya nyawa salah satu anaknya berhasil diselamatkan.
Sayang nyawanya dan anak bungsunya, Kirana Tosada tak dapat diselamatkan.
Dilansir dari Kompas TV pada Jumat (13/12/2019), jenazah Winarsih dan anaknya akhirnya dibawa pulang ke kampung halamannya yang berada di Desa Bakalan, Wonogiri, Jawa Tengah.
Kedua jenazah itu dimakamkan dalam satu liang lahat seperti permintaan Winarsih.
Tangisan keluarga mengiringi pemakaman jenazah Winarsih dan Kirana Tasoda.
Bahkan beberapa keluarga terlihat jatuh pingsan tak bisa menahan kesedihan.
Berdasarkan keterangan polisi, Winarsih rupanya telah mengalami depresi selama bertahun-tahun hingga nekat mengakhiri hidupnya.
"Sementara ibunya ini udah depresi kira-kira 5 sampai 8 tahun sebesar anaknya yang kecil, usianya kan 8 tahun," ujar Kapolsek Purwantoro Iptu Aris Joko Narimo
Ia menambahkan jika anak pertamanya tersebut sempat meminta bantuan warga sekitar usai meminum susu.
"Anak yang pertama keluar lewat dapur dan meminta bantuan dari warga, kemudian warga ke sini mereka masih dalam keadaan hidup," ujarnya.
Sayang usaha warga terlambat sebab saat dibawa ke rumah sakit, Winarsih dan Kirana Tasoda meninggal dunia.
Dikutip dari Tribun Solo, Winarsih mengajak kedua anaknya, yakni KT (7) dan ZI (10), minum insektisida atau obat hama bersama-sama.
Kapolsek Purwantoro Iptu Aris Joko Narimo menyebut, pihaknya masih menyelidiki kasus ini.
Termasuk, apa motif W, bunuh diri dan begitu tega mengajak anaknya melakukan hal serupa.
Selain obat hama, polisi juga mengamankan barang bukti lain, yakni secarik kertas bertuliskan tulisan tangan, yang diyakini ditulis oleh W.
Secarik kertas itu diduga kuat adaah surat wasiat yang ditinggalkan oleh W.
Tampak robekan kertas itu dirobek dengan tergesa-gesa.
Dalam kertas itu Winarsih menuliskan pesan berbahasa Jawa dengan pulpen warna hitam.
Winarsih menuliskan permintaan terakhir yang diharapkanya akan dikabulkan keluarga yang ditinggalkan, setelah dia tewas.
"Nek aku mati aku pengen dikubur karo keluargaku ditumpuk nak ora tak dendeni (Kalau saya mati saya ingin dikubur bersama keluargaku dengan cara ditumpuk, kalau tidak aku akan menghantui).
(*)