Tato itu dilakukan di salon hotel dan pihak salon mengaku bukan henna yang digunakan. Toh bagi Martin tetap saja kulit anaknya kemungkinan akan cacat seumur hidupnya.
"Kami sama sekali tidak sadar akan bahaya itu dan saya pikir pihak salon harus memperingatkan hal ini di brosur.
"Saya pikir ini sebagian salah saya karena tidak mengetahuinya, tapi juga kesalahan salon karena mereka menggunakan bahan kimia berbahaya pada anak-anak.
"Kami akan berpikir bahwa agen perjalanan akan memiliki kekhawatiran tentang hal ini. Kami ingin menyampaikan pesan kepada orang lain tentang ini.”
Baca Juga: Sering Dilakukan Cewek, 5 Hal ini Bikin Cowok Jadi Ngejauh Saat Masa Masa PDKT
Tato henna itu sebenarnya merupakan hadiah bagi kedua anak Martin karena mereka telah menghabiskan liburan dua hari di rumah sakit karena Sylvia mengalami infeksi kandung empedu.
Ketika Sebastian merasakan gatal pada tatonya, ia langsung mencuci tatonya itu.
Namun berbeda dengan Madison, yang justru merasakan keanehan tak lama setelah ia kembali ke rumahnya. Kulit di bawah tatonya mulai menggelembung.
Gelembung itu belum menampakkan warna merah sampai esok paginya, seluruh tato membuat gatal di kulit Madison. Martin lalu mencuci tato itu yang berakibat mengelupasnya kulit Madison.
Dokter kemudian memberi krim steroid untuk merawat luka itu, tapi ketika mulai muncul lepuhan-lepuhan di bekas tato maka Madison pun dilarikan ke rumah sakit.
Setelah lima kali kunjungan ke Rumah Sakit St Mary dan diberi berbagai krim dan salep, akhirnya Madison dirujuk ke spesialis luka bakar Salisbury District Hospital.
Baca Juga: Jangan Lagi Dibiarkan, Tubuh Akan Beri Sinyal Peringatan ini Saat Stroke Akan Menyerang