Laporan Wartawan GridHype.ID, Ruhil I. Yumna
GridHype.ID - Masih ingatkah kalian dengan sosok Mbah Maridjan?
Mbah Maridjan ramai dikenal orang saat aktivitas Gunung Merapi mulai naik.
Tepatnya 26 Oktober 2010, atau terhitung 9 tahun yang lalu erupsi Gunung Merapi terjadi.
Baca Juga: Retas Sebuah Perusahaan di Amerika Serikat, Hacker Asal Sleman Kantongi Rp31,5 Miliar
Erupsi itu memakan 32 korban jiwa, salah satu diantaranya tak lain adalah Mbah Maridjan sang juru kunci.
Saat terjadi erupsi Merapi, Mbah Maridjan justru memilih ke masjid di dekat rumahnya.
Ia tak ikut rombongan yang mengevakuasi dirinya.
Dalam perjalanan menuju masjid, seorang tim SAR meminta semua orang segera meninggalkan lokasi.
"Rekomendasi BPPTK, kita harus kosongkan tempat ini dan segera turun," kata anggota tim SAR kala itu seprti yang dikutip dari Intisari.
Ketika Mbah Maridjan belum sampai ke pintu masjid, sirine bahaya peringatan letusan pun telah berbunyi.
Warga yang berada di lokasi tersebut mulai kebingungan dan panik.
Dua orang perempuan diketahui keluar dari mobil dan segera menyusul Mbah Maridjan yang ada di Masjid.
Dua orang lain, yaitu para pendaki, memindahkan motornya dan bergegas ke sebuah rumah di sebelah bawah rumah Mbah Maridjan.
Sirine penanda adanya aktivitas Merapi menjadi penanda akan berakhirnya tugas dari Mbah Maridjan.
Mbah Maridjan pun ditemukan meninggal dalam kondisi bersujud dengan memakai baju batik dan kain sarung.
Tanggung jawab sebagai juru kunci Gunung Merapi lalu diambil alih oleh Asihono atau asih yang tak lain adalah putra ketiga dari Mbah Maridjan.
Mbah asih yang merupakan staf administrasi FMIPA UII Yogyakarta itupun bergelar Mas Lurah Suraksosihono.
Ia dilantik sebagai Pengirit Abdi Dalem Juru Kunci Gunung Merapi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di Kagungan Dalem Bangsal Kasatriyan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Senin (4/4/2011).
Baca Juga: Tak Lagi Menjabat Menteri, Suami Susi Pudjiastuti Sebut Pantai Pangandaran Simpan Kenangan Manis
Sosok Mbah Asih sendiri mungkin tak setenar ayahnya.
Bahkan berkat ketenarannya, Mbah Maridjan dipercaya sebagai bintang iklan ssebuah produk.
Dedikasi akan tugasnya juga ditunjukkan oleh Mabha Asih.
Pada 11 Mei 2018 lalu saat Merapi meletus sosoknya tak terlalu mendapat perhatian media.
Saat erupsi Merapi terjadi Mbah Asih dan warga sedang membersihkan makam untuk acara ruwahan.
Ia awalnya hendak berlari menyelamatkan diri bersama warga lain,
Namun ia mengehntikan langkahnya llau berdoa agar seluruh warga selamat dari amukan Merapi.
Menurutnya, erupsi yang terjadi mrip dengan insiden pada tahun 1997. Hanya saja, kala itu erupsinya lebih besar.
(*)