Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kisah Penculikan Chowchilla, 26 Anak Disandera di Dalam Bus Sekolah yang Dikubur Hidup-Hidup di Bawah Tanah

None - Senin, 14 Oktober 2019 | 12:00
Kisah Penculikan Chowchilla, 26 Anak Disandera di Dalam Bus Sekolah yang Dikubur Hidup-Hidup di Bawah Tanah
Kolase Gridhype.id

Setelah tiba di tambang sekitar jam 3 pagi, para sandera digiring dengan todongan senjata ke dalam gerbong sebuah mobil van, yang telah dikubur lebih dari 3 meter di bawah tanah.

Kemudian, dalam kegelapan, para penculik membuat masing-masing sandera menyebutkan nama dan memberi sepotong pakaian, yang akan digunakan para penculik untuk meminta tebusan.

Diketahui orang-orang itu telah merencanakan kejahatan mereka selama lebih dari 18 bulan, terinspirasi oleh film Dirty Harry, di mana seorang pembunuh bernama Scorpio menculik satu bus penuh anak sekolah untuk mendapatkan tebusan.

Baca Juga: Kebiasan Mengigit Kuku Sejak Usia 16 Tahun, Remaja ini Harus Kehilangan Ibu Jarinya Akibat Kanker Langka Karena Kebiasaan Buruknya

Mereka menargetkan bus karena mereka percaya anak-anak itu berasal dari daerah kaya dan berniat menuntut tebusan 4 juta poundsterling.

Para sandera muda kemudian dipaksa untuk menuruni tangga ke gerbong di bawah tanah. Di dalamnya mereka menemukan beberapa kasur bernoda dan kotor dan wadah air.

Sementara itu, di atas, mereka mendengar para penculik melemparkan tanah ke atas gerbong, bersama dengan dua baterai traktor untuk menutup lubang palka. Ray dan anak-anak 'dikubur' hidup-hidup.

Orang-orang itu melengkapi gerbong dengan kipas yang mengembuskan udara tapi tetap terasa panas karena suhu menyengat.

Baca Juga: Tidak Diperbolehkan Mengadopsi Anak, Pria ini Nekat Bongkar Puluhan Makam Anak-Anak Agar Mayatnya Bisa Dijadikan Boneka

Anak-anak mulai meraung-raung dalam suhu seperti oven. Ed Ray berusaha menghibur mereka tetapi dia juga menangis, merasa bahwa atapnya akan runtuh.

Ray, yang telah meninggal pada tahun 2012 dalam usia 91 tahun, pernah berkata, “Saya ingat anak-anak hanya menjerit dan menangis. Sisi van penyok. Aku tahu aku akan mati."

Akhirnya, anak tertua, 14 tahun Michael Marshall, mengumumkan bahwa dia tidak akan mati tanpa melakukan perlawanan.

Source : intisari online

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x