Kegilaannya dimulai pada tahun 1986.
Suatu malam saat Suradji tidur ia bermimpi didatangi mendiang ayahnya.
Dalam mimpi tersebut ayahnya yang dulu berprofesi sebagai dukun mewariskan sebuah ilmu sakti kepadanya.
Namun ada syarat untuk menguasai ilmu ini.
Suradji harus menumbalkan 72 nyawa wanita.
Bukan hanya itu, ia juga harus melakukan ritual meminum air liur korbannya yang hendak ditumbalkan.
Suradji yang sejak usia 12 tahun sangat terobsesi dengan ilmu perdukunan kemudian menggunakan kedok sebagai Dukun AS (Ahmad Suradji) untuk mempermulus aksinya.
Suradji kemudian segera melaksanakan syarat tersebut walau awalnya bimbang.
Satu persatu wanita ditumbalkan oleh Suradji, dibunuh secara keji.
Cara membunuhnya pun beragam tapi yang pasti ia selalu melakukan ritual menjijikkan sebelum menghabisi nyawa korbannya dengan meminum air liur dan mempreteli harta benda mereka.
Sebelas tahun sudah Suradji melakukan kegilaan biadab itu dan berhasil menyembunyikan segala perbuatannya dari masyarakat maupun pihak berwajib.
Hingga akhirnya tibalah suatu sore di tanggal 27 April 1997.