GridHype.ID -Pasti banyak di antara kamu yang pernah mencicipi lezatnya kentang bukan?
Kentang sendiri bisa diolah menjadi beragam macam olahan.
Selain itu, kentang juga menjadi salah satu makanan populer pengganti nasi.
Nah mengutip dari SajianSedap.com, bagi yang sedang diet, konsumsi kentang bahkan kerap jadi pilihan untuk mendapatkan nutrisi karbohidrat.
Dibanding dengan bahan makanan lain pengganti nasi, kentang juga relatif mudah dijumpai dan bisa dibeli dimana saja.
Selain jadi makanan pengganti nasi, kentang juga bisa diolah jadi bebagai olehan nikmat yang menggugah selera.
Sebut saja sambal goreng, kentang goreng, keripik kentang bahkan hingga donat kentang.
Meski jadi bahan makanan yang sering dikonsumsi, rupanya kentang menyimpan bahaya yang mengintai.
Beberapa kondisi, ternyata tidak disarankan untuk mengonsumsi kentang.
Bahkan efeknya bisa saja membahayakan kesehatan.
Lantas kondisi seperti apa saja yang dimaksud?
Orang yang Sebaiknya Tidak Konsumsi Kentang
Jika selama ini kamu mengira kentang jadi salah satu bahan makanan yang aman dikonsumsi, kamupatutu wasada.
Rupanya ada 2 kondisi yang sebaiknya tidak mengonsumsi kentang, apalagi secara berlebihan.
1. Penderita diabetes
Harus diketahui kalau kentang mengandung pati dan indeks glikemik yang tinggi.
Nah, makanan dengan indeks glikemik tinggi ini mengandung karbohidrat yang oleh tubuh diproses secara cepat.
Akibatnya, bisa terjadi lonjakan kadar gula darah meningkat dengan cepat yang bisa memperparah diabetes.
Apalagi jika kentang kamuolah dengan cara digoreng.
Jenis makanan itu tidak baik untuk jumlah gula darah dalam tubuh karena mengandung banyak lemak dan karbo.
Jika kamuingin mengonsumsi kentang, cobalah untuk mengolahnya dengan cara yang lebih sehat.
Kamu bisa mengolahnya dengan cara dikukus atau direbus.
2. Penderita darah tinggi
Ya, kentang ternyata punya hubungan langsung dengan tekanan darah, loh.
Salah satu penyebab utamanya adalah karena kebanyakan orang Indonesia mengonsumsi kentang dengan cara digoreng.
Setelah digoreng, kentang dibalur dengan garam yang tanpa sadar jumlahnya ternyata sangat banyak.
Garam atau lebih tepatnya natrium dalam garam adalah kontributor utama untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Melansir Health Line, garam bisa menyebabkan darah tinggi karena natrium dapat memengaruhi keseimbangan cairan dalam darah.
Garam meja kurang lebih dapat mengandung sekitar 40 persen natrium.
Demi kesehatan, pengidap darah tinggi sendiri direkomendasikan untuk tidak mengonsumsi natrium lebih dari 2.300 miligram (mg) atau setara dengan 1 sendok teh garam setiap hari.
Selain itu, sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa wanita yang makan kentang rebus, panggang, atau tumbuk empat kali atau lebih dalam seminggu memiliki 11% peningkatan risiko terkena hipertensi (tekanan darah tinggi) dibandingkan dengan orang yang hanya makan sayuran bertepung ini kurang dari sekali sebulan.
Tidak mengherankan, peningkatan itu bahkan lebih signifikan 17% untuk mereka yang mengonsumsi kentang goreng lebih dari tiga kali seminggu.
Dengan fakta ini, bagi kamupengegmar kentang juga harus mulai waspada.
Meski tidak disarankan dikonsumsi oleh orang yang mengidap diabetes atau darah tinggi, kentang tentu memiliki manfaat juga unutk kesehatan.
Dikutip dari Kompas.com, kentang memiliki kandungan yang bisa melawan kanker.
Penelitian tabung reaksi menemukan bahwa antioksidan yang ada dalam kentang dapat menekan pertumbuhan sel kanker hati dan usus besar.
Baca Juga: Jika Tak Ingin Masuk Rumah Sakit, Penderita Diabetes Mulai Kini Stop Makan Kentang
Antioksidan merupakan senyawa yang menetralkan molekul yang berpotensi berbahaya yang dikenal sebagai radikal bebas.
Selain itu, dalam sebuah penelitian, 11 orang yang diberi makan 38 makanan biasa dan diminta untuk menilai makanan berdasarkan tingkat kekenyangannya, kentang mendapatkan peringkat yang tertinggi.
Faktanya, kentang dinilai tujuh kali lebih mengenyangkan dibandingkan roti croissant, yang digolongkan sebagai makanan yang paling tidak mengenyangkan.
Makanan yang mengenyangkan dapat membantu mengelola dan menurunkan berat badan dengan mengurangi rasa lapar.
Jadi tidak mengeherankan jika kentang kerap jadi pilihan menu diet.
Nah dengan fakta tersebut, sebaiknya kenali kondisi diri sebelum mengonsumsi kentang ya.
Jangan sampai ingin sehat, tapi justru masuk rumah sakit.
Bahaya Menyimpan Kentang di dalam Kulkas
Kebanyakan orang biasanya menyimpan kentang di dalam kulkas bersamaan dengan bahan makanan lainnya sebelum mengolahnya.
Namun, dikutip dari Taste of Home, Minggu (20/3/2022) via Kompas.com, kentang sebaiknya tidak disimpan di dalam kulkas lantaran suhunya dapat mengubah pati di dalam kentang menjadi gula.
American Cancer Society menjelaskan, ketika kentang dipanggang atau digoreng dengan suhu di atas 121 derajat Celsius, gula akan bergabung dengan asam amino asparagin dan menghasilkan bahan kimia, yakni akrilamida.
National Cancer Institute menuturkan, bahan kimia ini digunakan untuk membuat kertas, pewarna, plastik, serta mengolah air minum dan air limbah.
Cara utama orang-orang terpapar akrilamida adalah dengan merokok, tetap bahan kimia ini juga ditemukan dalam makanan seperti kentang goreng, keripik kentang, keripik, roti, kue kering, sereal, dan kopi.
Penelitian pada tikus menunjukkan, akrilamida meningkatkan risiko kanker.
Studi pada manusia belum menunjukkan bukti konsisten bahwa paparan akrilamida melalui pola makan meningkatkan risiko penyakit tertentu.
Namun, ada hasil yang beragam tentang kanker ginjal, endometrium, dan ovarium.
Lantas, seperti apa cara tepat menyimpan kentang?
Cara Menyimpan Kentang
Dikutip dari Reader’s Digest, kentang sebaiknya disimpan di tempat dingin, gelap, dan kering seperti lemari dapur.
Selain itu, hindari meletakkan kentang dekat dengan bawang bombai karena bawang bombai menghasilkan dan mengeluarkan gas etilen.
Gas ini mempercepat proses pematangan kentang sehingga memungkinkan kentang cepat busuk.
Terkait dengan tempat penyimpanan, masukkan kentang ke wadah berventilasi baik seperti kerat atau kotak kardus yang bolong, agar cairan yang berlebihan menguap.
Tutup wadah untuk menghalangi cahaya dan mencegah kentang tumbuh.
(*)