GridHype.ID -Tempe menjadi salah satu makanan yang cukup sering dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Rasanya yang lezat dan harganya yang cukup murah, membuat tempe menjadi makanan favorit sejuta umat.
Melansir dari Kompas.com, tempe merupakan makanan dengan bahan dasar kacang kedelai.
Bagi para vegetarian, tempe bisa digunakan sebagai alternatif daging.
Tempe dibuat dengan cara difermentasi dengan sejenis jamur yang disebut rhizopus.
Jika dilihat lebih dekat, zat putih pada tempe merupakan produk sampingan dari jamur yang disebut miselium.
Proses fermentasi dalam pembuatan tempe membuat makanan nabati ini kaya akan nutrisi dan lebih mudah dicerna.
Tempe juga termasuk makanan yang bergizi karena mengandung vitamin B12 dan merupakan sumber protein yang lengkap.
Terdapat 9 asam amino esensial yang terkandung dalam tempe.
Asam amino tersebut dibutuhkan tubuh untuk kesehatan tulang dan otot.
Sebanyak 3 ons tempe mengandung 140 kalori, 16 gram protein, 5 gram lemak (2 gram lemak jenuh, 2 gram lemak tak jenuh ganda, dan 1 gram lemak tak jenuh tunggal), 10 gram karbohidrat, serat, kalsium, dan zat besi.
Dilansir dari WebMD, berikut adalah manfaat tempe yang sangat baik bagi kesehatan:
1. Menurunkan tekanan darah
2. Melindungi kesehatan hati
3. Mengatasi peradangan
4. Membantu meredakan hot flashes akibat menopause
5. Meningkatkan kesehatan tulang
Namun siapa sangka, dibalik khasiatnya yang luar biasa, tempe justru berbahaya bagi orang-orang dengan kondisi ini loh.
Apakah kamu termasuk?
Jangan Makan Tempe Jika Alami Masalah Kesehatan ini
Alih-alih sehat, mengutip dari SajianSedap.com, ternyata mengonsumsi tempe bisa berbahaya untuk orang dengan kondisi ini.
Hal ini lantaran dapat memicu salah satu penyakit yang sangat menyakitkan.
Ya, meski dianggap bergizi, beberapa makanan ternyata tidak boleh dimakan secara berlebihan oleh penderita asam urat.
Salah satunya adalah tempe.
Kok bisa?
Makanan yang Harus Dihindari Penderita Asam Urat
Melansir Health Line seperti dikutip dari Kompas.com, dalam banyak kasus, penyebab pasti penyakit asam urat atau hiperurisemia tidak diketahui.
Dokter percaya kondisi itu mungkin terjadi karena kombinasi faktor keturunan, hormonal, dan makanan.
Nah, melansir Buku Menu dan Resep untuk Penderita Asam Urat (2008) oleh Rita Ramayulis, DCN, M.Kes dan Ir. Trina Astuti, MPS., makanan sehari-hari lebih kurang mengandung 600-1.000 mg purin setiap harinya.
Pada seseorang yang memiliki faktor risiko penyakit asam urat atau pada kasus penderita asam urat, kandungan purin pada makanan sebaiknya dibatasi kira-kira 100-150 mg.
Berikut ini beberapa makanan yang mengandung purin tinggi (100-1.000 mg purin per 100 gram bahan) yang patut diwaspadai karena bisa menjadi makanan penyebab asam urat, yaitu:
- alkohol, bebek, angsa, ikan sarden, makarel, kerang, kepiting, jeroan, dan masih banyak lagi.
Nah, kacang kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe ternyata memiliki kadar purin sedang yang yaitu sekitar 9-100 mg purin per 100 gram bahan.
Namun, kalau diolah dengan cara digoreng atau ditambahkan bahan lain seperti garam, tempe bisa berubah jadi mengandung purin tinggi.
Karena itu, penderita asam urat sangat disarankan untuk tidak mengonsumsi tahu dan tempe sebagai olahan dari kacang kedelai itu sendiri.
Pemicu Asam Urat
Dilansir Mayo Clinic via SajianSedap.com, ada dua kemungkinan mengapa orang dapat terkena penyakit asam urat.
Pertama, tubuh yang terlalu banyak memproduksi asam urat.
Kedua, tubuh terlalu sedikit membuang asam urat melalui urine.
Penyebab kedua inilah yang paling banyak menjadi faktor pemicu seseorang terkena asam urat.
Setidaknya hal ini dialami oleh hampir 90 persen penderita asam urat.
Asam urat biasanya menyerang ibu jari kaki, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa asam urat dapat menyerang anggota tubuh lain seperti persendian di pergelangan kaki, lutut, dan siku.
Gejala Asam Urat
Asam urat juga ditandai dengan tanda-tanda berikut:
Nyeri hebat secara tiba-tiba, terutama pada pangkal ibu jari kaki.
Jaringan sekitar sendi membengkak, merah, dan hangat.
Diagnosis yang biasa diberikan oleh dokter biasanya melalui pengambilan cairan dari sendi yang terkena untuk melihat adanya kristal purin dalam sel darah putih.
Selain itu, dokter juga memeriksa kadar asam urat melalui darah.
Pemeriksaan darah juga kadang kurang akurat dikarenakan pada serangan akut, kadar asam seseorang terlihat mendekati kadar normal.
(*)