GridHype.ID - Sosok Didi Kempot yang melegenda tentu sulit dilupakan masyarakat Indonesia.
Berkat karya-karyanya, Didi Kempot sempat meraih kembali popularitasnya beberapa waktu silam.
Namun sayang, Didi Kempot tak memiliki umur panjang untuk berkarya di dunia hiburan Tanah Air.
Kepergian pria yang dijuluki The Godfather of Broken Heart ini pun mengejutkan publik.
Diketahui, Didi Kempot meninggal dunia akibat serangan jantung.
Sebelum berpulang, rupanya Didi sempat meminta sang istri untuk kerokan.
Melansir SajianSedap.com, hal tersebut diungkap Diah, asisten rumah tangga di kediaman Didi Kempot.
Namun, saat Selasa pagi, sakit yang dikeluhkan Didi Kempot belum membaik.
"Kerasanya pas bangun. Tadi malem sempat dikerokin," katanya dilansir Kompas.com.
Saat bangun, Didi Kempot justru merasakan sesak napas.
Karena khawatir pada kondisi Didi, pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit sekitar pukul 7.25 WIB.
"Tiba tiba pas bangun napasnya sesak, setelah itu dibawa ke Rumah sakit," kata Diah.
Namun tak berselang lama setelah mendapat perawatan di rumah sakit itu, Didi Kempot dikabarkan sudah meninggal dunia.
ApakahKerokan Berbahaya?
Sebagian masyarakat Indonesia, kebiasaan 'kerokan' jika sedang masuk angin mungkin merupakan hal yang perlu dilakukan.
Bahkan ada yang saking kepincutnya dengan pengobatan tradisional ini, memilih lebih baik kerokan daripada minum obat saat masuk angin.
Teknik kerokan ternyata dikenal juga di China dengan nama Gua sha, yang seperti kita tahu adalah mengikis bagian atas kulit kita.
Tujuan sebenarnya adalah untuk melancarkan sirkulasi darah dalam tubuh kita dengan cara membuat energi atau chi kita mengalir lancar kembali.
Nah, karena bisa melancarkan sirkulasi darah, berbagai macam penyakit ringan hingga berat sekalipun sebenarnya bisa disembuhkan dengan kerokan.
Umumnya, kerokan bisa menyembuhkan otot dan tubuh yang tegang atau terasa sakit. Selain itu, kerokan juga bisa meningkatkan sistem imun tubuh kita.
Namun, kerokan ternyata juga memiliki risiko, lo. Apa saja?
Berikut ulasan SajianSedap yang telah dirangkum dari laman Tribun Style.
1. Menimbulkan kontraksi dini
Jika dilakukan pada ibu hamil, kerokan ternyata bisa menimbulkan kontraksi dini.
Hal ini terjadi ketika zat Cytokines melepas zat Prostaglandin akibat inflamasi setelah melakukan kerokan.
Karenanya ibu hamil diminta untuk menghindari metode penyembuhan satu ini.
2. Memicu risiko stroke
Gesekan yang terjadi antara kulit dan uang logam bisa membuat peredaran pembuluh darah terbuka.
Jika dilakukan terus menerus, peredaran darah yang awalnya kecil bisa melebar.
Dan jika hal ini sudah terjadi, pembuluh darah bisa saja pecah. Risiko itulah yang membuat bahaya stroke semakin besar.
3. Kulit bisa infeksi
Kerokan menyebabkan pembuluh darah di dekat kulit menjadi pecah, sehingga meninggalkan warna merah atau keunguan.
Saat sedang berwarna kemerahan atau keunguan tersebut, kita harus menjaganya dengan baik.
Kalau tidak, bisa jadi rasa sakit yang cuma kita rasakan. Bahkan, kulit kita bisa bengkak-bengkak, berdarah, dan infeksi, lho!
Untuk itu, coba kompres bagian yang dikerok dengan es batu sehingga memarnya bisa cepat menghilang.
Pastikan juga untuk selalu mensterilkan barang yang kita gunakan untuk kerokan.
4. Tak cocok untuk semua orang
Kalau kita punya kulit yang tipis, gampang berdarah, punya infeksi kulit, atau meminum obat yang bisa mengencerkan darah, sebaiknya jangan kerokan.
(*)