GridHype.ID -Mungkin hampir semua orang pernah makan nasi padang ya?
Bahkan tak sedikit pula yang hobi makan nasi padangsetiap harinya.
Maka tak heranjika nasi padang menjadi salah satu kuliner paling disukai masyarakat Indonesia.
Yap, semua kalangan menyukai masakan yang berasal dari Minang itu.
Melansir dari Kompas.com, warung atau restoran nasi padang pun tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, baik di kota maupun di desa.
Menu yang disediakan pun beraneka ragam, mulai dari rendang, ayam balado, hingga iga cincang.
Perpaduan antara kuah kari, sambal ijo, dan sayuran juga menambah kenikmatan masakan padang.
Meski enak dan banyak menu, nasi Padang justru tak selamanya cocok untuk semua orang loh
Melansir dari SajianSedap.com, terutama bagi orang dengan dua kondisi berikut.
Bukan kenyang, malah orang-orang ini bisa masuk rumah sakit kalau makan nasi Padang.
Orang yang dilarang makan Nasi Padang
1. Penderita Hipertensi
Makanan padang didomininasi rasa pedas dan asin.
Coba deh coba dan rasakan, rasa asinnya selalu dominan.
Penggunaan garam di restoran padang memang bisa dibilang cukup banyak, loh.
Soalnya, garam jugalah yang membuat masakan jadi awet walau mengandung santan dan diaduk seharian.
Jadi selain sebagai pemberi rasa, garam juga jadi pengawet alami masakan padang.
Tapi, kandungan garam yang tinggi ini tentu saja bisa jadi berbahaya kalau dikonsumsi penderita hipertensi atau darah tinggi.
Penelitian telah membuktikan bahwa garam dapur adalah salah satu faktor utama pemicu hipertensi dari segi gaya hidup.
Kebanyakan asupan garam akan merusak keseimbangan natrium dan kalium, sehingga menyulitkan ginjal bekerja dengan baik.
Baca Juga: Kerap Jadi Masalah, Ternyata Begini Cara Rebus Daun Singkong yang Empuk Nan Lembut Mirip Nasi Padang
Yang kemudian terjadi adalah retensi (penumpukan) cairan diikuti dengan naiknya tekanan darah.
Kebanyakan asupan garam juga menyebabkan tekanan yang melemahkan dinding arteri.
Arteri yang sudah tertekan ini akan menebal dan jadi semakin sempit, sehingga tekanan darah pun makin naik.
Pada akhirnya, arteri akan pecah atau tersumbat.
Organ tubuh yang terhubung pada arteri yang rusak tersebut kemudian kekurangan oksigen.
Kurang oksigen bisa sebabkan kerusakan organ.
Bila ini terjadi pada arteri koroner yang menyuplai jantung, orang bisa mengalami serangan jantung.
Bahayabanget, kan?
Baca Juga: Perkenalkan Menu Baru Nasi Padang Versi Sehat, Kafe Singapura Ini Malah Banjir Hujatan Netizen
2. Penderita Kolesterol
Semua tahu kalau menu di restoran padang serba santan dan jeroan.
Keduanya tentu saja tidak sehat bagi tubuh, terutama bagi penderita kolesterol.
Apalagi jika jerohannya dipadukan dengan santan dalam sepiring menu di restoran padang, bahayanya jadi dua kali lipat.
Ya, santan termasuk bahan makanan sumber lemak.
Namun, santan termasuk lemak yang baik.
Terkait rumor konsumsi santan bisa memicu kolesterol tinggi, hal itu sebenarnya akibat dari pengolahan bersama bahan makanan lain yang tinggi kolesterol.
Misalnya saja, telur, daging, dan terutama jeroan.
Penjelasan itu juga berlaku pada anggapan santan bisa bikin gemuk.
Karenanya, sebaiknya jangan memilih menu gulai tunjang atau gulai otak saat makan di restoran padang.
Kalau mau gulai, lebih baik pilih gulai dada ayam yang rendah kolesterol.
Atau gulai kepala kakap pun bisa jadi pilihan, lo.
Pasalnya, semua tahu kalau kolesterol merupakan awal dari semua penyakit berbahaya mulai dari stroke sampai serangan jantung.
Hati-hatiya mulai sekarang!
Baca Juga: Wajib Tahu! Rahasia Beras Murah di Warung Padang Bisa Jadi Nasi Wangi dan Pulen
Mengapa Nasi Padang yang Dibungkus Porsinya Lebih Banyak?
Seperti yang kita ketahui, para penggemar masakan padang tentu tahu bahwa nasi padang bungkus seringkali lebih banyak dibandingkan nasi padang yang disantap langsung di restoran atau warung nasi padang.
Melansir dari Kompas.com, ahli kuliner Minang sekaligus penulis buku 'Rendang Traveler: Menyingkap Bertuahnya Rendang Minang', Reno Andam Suri mengatakan, memberikan porsi yang lebih banyak untuk nasi padang yang dibungkus sudah menjadi kebiasaan semua restoran.
"Kalau dibungkus, nasinya pasti lebih banyak. Memang begitu kebiasaannya, di semua restoran," kata Reno.
Menurut Reno, terdapat beberapa faktor yang membuat nasi padang yang dibungkus lebih banyak, yakni:
1. Nasi padang tidak dimakan sendiri di rumah
Alasan nasi padang bungkus lebih banyak yang pertama adalah adanya asumsi dari orang Minang atau penjual bahwa nasi padang yang dibungkus atau dibawa pulang akan dimakan oleh lebih dari satu orang.
Reno mengatakan bahwa biasanya nasi padang yang dibungkus tidak dimakan sendiri saat di rumah, tetapi disantap bersama dengan orang yang ada di rumah.
2. Terdapat patokan untuk nasi padang yang dibungkus
Alasan selanjutnya adalah setiap rumah makan padang mempunyai patokan porsi nasi untuk dibungkus.
Ada patokan jumlah centong nasi untuk nasi padang yang dibungkus.
Kebiasaan ini biasanya berlaku di rumah makan padang yang terletak di Jakarta.
Menurut Reno, penjual nasi padang juga mempertimbangkan estetika bungkusan nasi padang.
Besar bungkusan nasi padang terlihat lebih bagus apabila porsi nasi tepat.
3. Bonus sayuran untuk nasi padang yang dibungkus
Reno menambahkan, porsi nasi padang yang banyak perlu diimbangi dengan lauk yang banyak juga.
Itulah sebabnya, nasi padang bungkus akan mendapatkan bonus berupa sayuran.
Sayuran yang kerap ditambahkan dalam seporsi nasi padang antara lain sayur nangka, daun singkong rebus, sambal hijau, dan kuah kari.
4. Tambahan harga untuk nasi padang bungkusan
Setiap rumah makan padang mempunyai aturan tersendiri untuk nasi padang yang dibungkus.
Ada yang memberikan harga tambahan tetapi ada juga yang membanderol dengan harga tetap.
Seperti RM Sepakat di Jakarta yang memberikan harga tambahan Rp 1.000 (pada 2016) untuk nasi padang yang dibungkus.
"Itu untuk biaya kertas, seperti itulah. Kalau dibawa pulang sudah termasuk nasi tambah," ungkap Yuniar (55), salah satu anak pendiri RM Sepakat.
Baca Juga: Bukan Makanan Mewah Barbie Kumalasari Pilih Bawakan Nasi Padang Saat Besuk Galih Ginanjar
(*)