GridHype.ID - Minyak bekas menggoreng atau yang sering disebut minyak jelantahtentu tak layak untuk dikonsumsi lagi.
Alhasil, minyak jelantah yang termasuk dalam limbah cair rumah tangga, mau tak mau harus kita buang.
Namun, membuang minyak jelantah bukan perkara mudah.
Ya, sama seperti semua jenis limbah, membuang minyak jelantah tidak bisa sembarangan.
Membuangnya ke tempat cucian piring atau pun tanah bisa berdampak buruk.
Membuangnya ke saluran air akan menyebabkan penyumbatan yang berpotensi menjadi tempat bertumbuhnya bakteri.
Minyak akan mengalir ke sungai, berakhir di laut, dan pada akhirnya menyebabkan pencemaran air.
Selain itu, jika minyak jelantah dibuang ke tanah, minyak akan menggumpal dan menutup pori-pori tanah.
Sehingga tanah akan mengeras dan tidak mampu melakukan penguraian secara optimal.
Mengutip Kompas.com, CEO Beli Jelantah, Faris Razanah Zharfan mengatakan, pada 2020 ada lebih dari 525.000 liter potensi minyak jelantah terbuang setiap bulannya di Jakarta.
"Melalui Beli Jelantah, kami telah berhasil mengumpulkan lebih dari 180.000 liter minyak jelantah yang berasal dari ratusan hotel, restoran, dan industri makanan, serta dari ribuan masyarakat di Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang untuk selanjutnya diberikan kepada perusahaan biodiesel mitra yang bersertifikasi International Sustainability & Carbon Certification," kata Faris.
Alih-alih dibuang sebenarnya kita bisa mengelola minyak jelantah menjadi produk-produk yang bermanfaat.
Bank DBS Indonesia berkolaborasi bersama wirausaha sosial Beli Jelantah memberikan tips cara mengelola minyak jelantah, yang dapat dicoba di rumah:
- Menyulapnya menjadi sabun batangan
Belum banyak yang tahu, bahwa kita ternyata dapat menyulap minyak jelantah menjadi sabun batangan.
Kualitas sabun batangan dari minyak jelantah sendiri tidak kalah baik dibanding sabun buatan pabrik.
Untuk membuat sabun batangan, siapkan minyak jelantah yang telah disaring, soda api, air, pewangi, dan pewarna makanan.
Tuangkan air ke dalam wadah dan taburkan soda api ke dalam air, lalu aduk secara perlahan. Kemudian, diamkan air hingga suhunya kembali dingin.
Setelah itu, masukkan minyak jelantah sedikit demi sedikit dan aduk lagi sekitar 10-15 menit hingga bahan merata dan mengental.
Tambahkan pewangi dan pewarna makanan lalu tuang ke dalam cetakan sabun, tunggu hingga bahan sabun mengeras.
Setelah selesai, sabun dapat langsung digunakan untuk mandi maupun mencuci pakaian.
- Memanfaatkannya sebagai bahan pembuatan lilin aromaterapi
Kelebihan membuat lilin aromaterapi sendiri adalah bentuk dan wangi lilin dapat disesuaikan dengan preferensi masing-masing.
Selain itu, lilin aromaterapi dari minyak jelantah juga bisa dijual kembali, menarik bukan?
Cara pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah cukup mudah.
Langkah pertama dapat dilakukan dengan menjernihkan minyak jelantah terlebih dahulu menggunakan ampas tebu selama dua hari.
Baca Juga: Jadi Negara Kaya Raya, Timor Leste Nyesel Pisah dari Indonesia, Cadangan Minyak Semakin Menipis
Setelah itu, tuangkan bubuk jeli dan cairan pengharum yang diinginkan.
Kemudian, aduk dan cetak bahan ke dalam gelas atau bekas tutup kaleng biskuit yang tahan api.
Terakhir, tancapkan sumbu api di atasnya. Lilin aromaterapi pun siap mengharumkan ruangan!
- Menyumbangkannya ke pihak yang tepat
Apabila kamu tidak punya waktu untuk mendaur ulang minyak jelantah yang kalian hasilkan, tak perlu khawatir!
Kamu dapat menyalurkannya ke pihak yang tepat untuk dikelola kembali, sehingga minyak jelantah tidak terbuang sembarangan dan mencemari lingkungan.
Salah satunya adalah Beli Jelantah, wirausaha sosial yang menghubungkan para pemilik minyak jelantah dengan perusahan biodiesel.
Para pemilik minyak jelantah dapat mengumpulkan minimal 10 liter minyak dan menghubungi tim Beli Jelantah untuk datang dan membeli minyak tersebut dengan harga Rp2.000 hingga Rp4.000 per liternya.
Kemudian, Beli Jelantah akan memberikan minyak yang telah dibeli kepada perusahaan biodiesel tersertifikasi untuk selanjutnya diolah.
(*)