GridHype.ID -Siapa sih yang tak doyan sambal?
Mungkin hampir seluruh masyarakat kita menyukai sambal sebagai bahan pelengkap ketika sedang makan ya.
Bahkan tak sedikit yang merasa kurang lengkap apabila makan tidak memakai sambal.
Melansir dari Wikipedia, sambal sendiriadalah istilah besar yang dalam kuliner Indonesia merujuk pada saus maupun kondimen pedas.
Secara garis besar, sambal berbahan utama cabai yang dilumatkan sehingga keluar kandungan sari cabai dan ditambah bahan-bahan lain seperti garam dan terasi.
Sambal merupakan salah satu unsur khas hidangan Indonesia.
Sambal juga ditemukan dalam kuliner Asia Selatan dan Asia Timur.
Ada bermacam-macam variasi sambal yang berasal dari berbagai daerah.
Cara pembuatan sambal pun sangat bermacam-macam, tergantung dengan jenisnya.
Seperti misalnya sambal matah dibuat dengan bahan mentah, yang bisa disajikan secara mentah atau ditumis dengan minyak goreng.
Sambal petis, sambal oncom, dan sambal tempe, merupakan hasil fermentasi.
Metode memasaknya juga berbeda-beda, antara lain diulek, digoreng, ditumis, direbus, dan dibakar.
Nah, sambal yang kerap dikonsumsi masyarakat yaitu sambal yangdisiram dengan minyak sisa menggoreng.
Namun, ada kebiasaan dalam membuat sambal tersebutyang justru bisa bikin bahaya, loh!
Salah satunya yaitu kebiasaaan menambahkan minyak bekas menggoreng ke sambal.
Menambahkan minyak bekas menggoreng ke sambal disebut bisa buat sambal ulek lebih enak.
Padahal, ada bahaya mengancam kalau kamu menggunakan minyak sisa menggoreng untuk membuat sambal, loh!
Apakah kamu termasuk yang sering melakukannya?
Jika ya, tolong hentikan mulai sekarang!
Karena ternyata ada efek yang harus diperhatikan kalau kebiasaan menambahkan minyak bekas menggoreng ke sambal.
Untuk lebih jelasnya, mari simak ulasan lengkap yang dikutip dari SajianSedap.com berikut ini:
Bahaya Membuat Sambal dengan Minyak Sisa
Sambal memang tak bisa dipisahkan dari minyak.
Untuk sambal terasi, biasanya kita menggoreng dulu bawang, cabai, tomat hingga terasinya dalam minyak panas, lalu baru kemudian diulek.
Sambal bawang yang tenar belakangan juga dibuat mentah lalu hanya disiramkan minyak goreng panas di atasnya.
Hasilnya, sambal terasa segar karena aroma bawang dan cabai yang khas tapi juga nikmat di lidah.
Nah, minyak ini juga memainkan peranan penting untuk membuat sambal lebih enak, loh.
Karena itu, banyak orang sengaja menggunakan minyak sisa goreng ayam untuk membuat sambal.
Tujuannya, aroma dan rasa ayam goreng yang tertinggal dalam minyak memberikan cita rasa nikmat pada sambal.
Tapi ternyata, hal tersebut bisa jadi langkah yang salah, nih!
Soalnya, minyak yang digunakan untuk menggoreng ayam biasanya sudah berubah menjadi minyak trans.
Pasalnya, untuk menggoreng ayam, biasanya kita menggunakan temperatur tinggi.
Nah, di atas penggorengan, temperatur tinggi mempercepat perubahan minyak yang tadinya bersifat cis (tidak berbahaya), menjadi trans (berbahaya).
Minyak pun menjadi berisiko jika digunakan lagi.
Jadi, kebiasaan menggunakan minyak jelantah (minyak bekas menggoreng) untuk sambal, atau campuran makanan lainnya, sebaiknya dihindari.
Kenapa?
Bahaya Minyak Trans atau Minyak Jelantah
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minyak trans akan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan.
Seperti meningkatkan kolesterol LDL (low density lipoprotein), menurunkan kolesterol HDL (high density lipoprotein), dan meningkatkan rasio total kolesterol.
Kolesterol LDL ini merupakan kolesterol jahat.
Ketika jumlah LDL ini sudah terlalu banyak beredar akan mengakibatkan penumpukkan LDL di dinding bagian dalam arteri yang memberi nutrisi ke jantung dan otak.
Bersama dengan zat lainnya, LDL dapat membentuk plak yang dapat mempersempit arteri.
Kondisi ini dikenal sebgai aterosklerosis.
Jika gumpalan darah terbentuk dan menyumbat arteri yang menyempit, serangan jantung atau stroke dapat terjadi.
Dengan berbagai dampak yang dapat ditimbulkan, maka sebaiknya penggunaan minyak goreng secara berulang-ulang harus dihindari.
Pemakaian minyak goreng sampai tiga kali, masih dapat ditoleransi dan dianggap baik atau tidak membahayakan bagi kesehatan manusia.
Akan tetapi, jika pemakaian minyak goreng dilakukan lebih dari tiga kali serta sudah terjadi perubahan fisik pada minyak, maka hal tersebut tidak baik dan harus dihindari penggunaannya.
(*)