Wasapada! Tak Hanya Orang Dewasa, Anak-anak Ternyata Juga Berisiko Alami Long Covid, Inilah Sederet Dampak Mengerikannya

Rabu, 06 Oktober 2021 | 13:15
Pixabay

Ilustrasi long Covid-19 pada anak

GridHype.ID - Sampai saat ini, pandemi Covid-19 masih menjadi momok mengerikan di seluruh dunia.

Betapa tidak? Hampir dua tahun, tanda-tanda pandemi nampaknya belum juga terlihat.

Virus corona atau Covid-19 sendiri dapat menginfeksi siapa saja tanpa pandang bulu.

Baik itu anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua semua berpotensi terpapar Covid-19.

Meski demikian, orang yang pernah terinfeksi juga bisa sembuh dari Covid-19.

Akan tetapi sakit kepala persisten seringkali dialami oleh pasien Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh.

Melansir dari Kompas.com, menurut spesialis sakit kepala Emad Estemalik, gejala tersebut memang kerap dialami oleh mereka yang terkena efek panjang dari Covid-19 atau long Covid.

Long Covid adalah gejala infeksi virus corona yang berkepanjangan meskipun sudah dinyatakan sembuh.

Seseorang dinyatakan mengalami long Covid jika mengalami gejala minimal 28 hari berturut-turut setelah terinfeksi.

Salah satu gejala yang dialami penderita long covid adalah sakit kepala.

Baca Juga: Meski Sudah Dinyatakan Negatif, Pasien yang Pernah Terpapar Covid-19 Masih Bisa Alami Long Covid loh, Begini Penjelasan Satgas

Menurut Estemalik, sakit kepala yang dialami orang yang pernah terdiagnosis Covid-19 biasanya lebih intens dan nyeri yang dirasakan lebih hebat.

Selain sakit kepala, mereka yang mengalami long Covid juga sering merasakan kelelahan, sesak napas, nyeri sendi, dan nyeri dada.

Seperti halnya pada orang dewasa, anak-anak yang positif Covid-19 ternyata juga berisiko mengalami long Covid-19.

Melansir dari GridHealth.ID, menurut Kementerian Kesehatan Israel, anak-anak yang didiagnosis terkena virus corona, sekitar 10 persen menunjukkan tanda-tanda terkena long covid.

Sebanyak 30 persen dari anak-anak yang menderita long covid, memiliki masalah kognitif dan kesehatan mental.

Kondisi tersebut menjadi kabar tidak sedap bagi kita tentunya.

Belum lagi risiko sindrome MIS-C pada anak yang mengalami long Covid.

Multisystem Inflammatory Syndrome in Children atau MIS-C adalah suatu kondisi langka dan ekstrem dari respons sistem imun tubuh terhadap serangan virus corona.

Hal ini penting menjadi perhatian karena bisa berdampak pada sejumlah organ vital, seperti jantung, paru-paru, hingga sistem pembuluh darah.

Untuk diketahui, menurut survei di Israel 30 persen orang tua dari mereka yang terkena dampak long covid melaporkan penurunan kemampuan neurologis, kognitif, dan kesehatan mental.

Baca Juga: Peasien 02 Covid-19 Ngaku Makin Sulit Bernapas Meski Tak Banyak Aktivitas, WHO Desak Lebih Banyak Penelitian Mengenai 'Long Covid-19'

Dampak Long Covid pada Anak

Masalah kesehatan termasuk gangguan tidur dan konsentrasi, mengutip Instagram @Pandemictalks (2/10/2021) yang melasnir Tempo (15/9/2021), dibandingkan ketika mereka belum dinyatakan positif COVID-19.

Menurut data yang dikumpulkan dari survei lanjutan terhadap orang tua dari 13.864 anak yang berusia 3-18 tahun yang telah pulih dari virus, didapatkan data 11,2 persen melaporkan gejala covid yang lama.

Asal tahu saja, dari mereka yang melaporkan gejala jangka panjang, 1,8 persen anak di bawah 12 tahun.

Sebanyak 4,6 persen dari mereka yang berusia 12 hingga 18 tahun masih menderita gejala selama enam bulan setelah terkena virus.

Sedihnya gejala itu berlanjut seiring bertambahnya usia.

Di antara mereka yang berusia 12 hingga 18 tahun, risiko kemungkinan long covid lebih tinggi.

Namun, para peneliti di Israel juga menemukan di antara 3,5 persen anak-anak yang menunjukkan long covid tidak bergejala saat dites positif.

Baca Juga: Waspada, Kini Muncul Gejala Baru Covid-19 Bernama Parosmia, Apa Itu?

Waspada Sindrom MIS-C pada Anak yang Mengalami Long Covid

Dr Nina Dwi Putri, SpA(K), MSc menjelaskan, dilansir dari Kompas.com (28/7/2021), anak bisa saja hanya memunculkan gejala ringan atau tak bergejala ketika terinfeksi Covid-19, namun mengalami penyakit peradangan setelahnya atau disebut sindrom MIS-C.

"Ketika peningkatan kasus anak, kita mulai melihat ada komplikasi yang ditakutkan, yaitu peradangan yang terjadi pada anak setelah terkena Covid-19," papar dr. Nina.

"Gejala bisa saja ringan atau tidak bergejala tapi beberapa minggu kemudian bisa datang dengan sindrom atau penyakit peradangan setelah terkena Covid-19 atau MIS-C," paparnya dalam Seminar Umum yang ditayangkan kanal YouTube Center of e-Learning IMERI-FKUI, Rabu (28/07/2021).

"Walaupun tidak semua orang mengalami ini tapi ada potensi salah satu dari anak kita bisa mengalami gejala long covid ini," ujarnya.

Berikut ini beberapa gejala long Covid yang dialami oleh anak, seperti dihimpun dari Healthline dan Medical News Today:

* sakit tenggorokan

* nyeri sendi

* kelelahan sakit kepala

* nyeri dada

* masalah pencernaan

Baca Juga: Waspada, Kini Muncul Gejala Baru Covid-19 Bernama Parosmia, Apa Itu?

* mual

* perubahan suasana hati

* pusing

* ruam

* depresi

Gejala-gejala tersebut dapat muncul beberapa minggu setelah infeksi awal, bahkan jika infeksi awal ringan atau tanpa gejala sekalipun.

Gejala tersebut penting diperhatikan, sebabnya Israel melaporkan long covid diyakini memengaruhi 10 persen pasien virus corona berusia 18 hingga 49 tahun.

Sebanyak 20 persen dari mereka berusia di atas 70 tahun, menurut laporan Yale baru-baru ini.

Israel telah mendorong kampanye vaksinasi besar-besaran untuk anak-anak berusia 12-18 tahun.

Meski vaksinasi digenjot besar-besaran, penyebaran virus covid masih tetap tinggi terutama akibat menyebarnya varian Delta.

Baca Juga: Benarkah Ada Orang yang Kebal Covid-19 karena Punya Perlindungan Alami? Begini Penjelasan Para Ahli

(*)

Editor : Helna Estalansa

Sumber : Kompas.com, GridHealth.ID

Baca Lainnya