GridHype.ID - Pernahkah kamu mendengar tentang cabai jawa?
Mungkin tak sedikit dari kamu yang masih terasa asing dengan cabai jawa ya.
Namun, saat mengetahui bentuknya, pasti banyak di antara kamu yang pernah melihatnya.
Yap, cabai jawa (Piper retrofractum Vahl) adalah jenis rempah yang masih berkerabat dengan lada dan kemukus, termasuk dalam suku sirih-sirihan atau Piperaceae.
Melansir dari Wikipedia, nama lain dari cabai jawa adalah cabya, cabai jamu, cabe jawa atau cabai saja, meskipun penyebutan terakhir ini akan rancu dengan cabai yang sekarang lebih populer, Capsicum annuum.
Produk perdagangan cabai jawa sendiri adalah untai yang dikeringkan, berguna sebagai bumbu masak dan berkhasiat sebagai obat alami.
Dalam perdagangan, sering kali untai kering ini dianggap sama dengan untai kering dari lada panjang (Piper longum), sehingga lada panjang pun juga sering disematkan pada cabai jawa.
Nah, buah cabai jawa atau cabai jamu ini rupanya memiliki segudang manfaat bagi kesehatan.
Diantaranya memiliki khasiat sebagai obat sakit perut, masuk angin, beri-beri, reumatik, tekanan darah rendah, kolera, influenza, sakit kepala, lemah syahwat, bronkitis, dan sesak napas.
Karena itu, cabai jamu banyak dibutuhkan sebagai bahan pembuatan jamu tradisional dan obat pil/kapsul modern serta bahan campuran minuman.
Rasa cabai jamu ini adalah pedas dan tajam aromatis.
Salah satu jamu populer yang mengandung cabai jamu adalah Jamu Cabe Puyang, yang dibuat dengan bahan utama cabai jamu dan lempuyang.
Jadi, meskipun bernama cabai, cabai jawa bukanlah cabai yang biasa dipakai untuk bahan sambal atau bumbu masakan ya.
Melansir dari SajianSedap.com, tanaman ini tumbuh memanjat dan biasa tumbuh liar.
Daun tanaman cabai jawa ini seperti sirih, tetapi lebih panjang.
Buahnya juga terlihat lonjong yang memiliki panjang 3-6 cm.
Saat muda, buah ini berwarna hijau, lalu berubah menjadi kuning, dan ketika masak warnanya menjadi merah.
Ketika sudah dikeringkan, warnanya coklat kehitaman berbintil-bintil dan menciut.
Kandungan Cabai Jawa
Cabai jawa mengandung senyawa piperin, berkhasiat menurunkan panas dan menyenyakkan tidur.
Ia juga memiliki sifat antibakteri berkat minyak atsirinya, antiradang, antikejang, dan aprodisiak.
Rasa pedasnya bisa menghangatkan tubuh dan melancarkan peredaran darah, serta menyegarkan.
Manfaat cabai jawa juga memacu pengeluaran enzim lambung.
Namun, ada satu hal yang harus diperhatikan, nih!
Catatan: penderita penyakit hati dan perempuan hamil tidak dianjurkan mengonsumsi.
Berdasarkan penelitian terhadap mencit, tanaman ini dicurigai mempunyai sifat teratogenik (menyebabkan anak cacat).
Nah, untuk mendapatkan manfaat cabai jawa kita bisa mengkonsumsinya dengan cara berikut ini.
Cara Membuat Ramuan Cabai Jawa
Inilah resep cabai jawa:
Cara 1:
Cuci dan haluskan 2 cabai jawa dan lempuyang gajah sebesar ibu jari. Tambahkan 5 sendok makan air.
Peras dan saring menggunakan kain. Biarkan patinya mengendap.
Minum cairan beningnya sekali sehari selama seminggu (cara ini cocok untuk keluhan kurang nafsu makan).
Cara 2:
Siapkan 2 cabai jawa dan lempuyang emprit sebesar 2 ibu jari.
Cuci keduanya dan memarkan.
Rebus menggunakan 2 gelas air sampai airnya tinggal separuh.
Saring dan minum cairannya sehari sekali selama seminggu.
Cara 3:
Cuci dan haluskan 1 cabai jawa, lempuyang emprit sebesar ibu jari, dan kencur sebesar 2 jari.
Cuci 1 sendok makan beras, angina-anginkan, lalu sangrai dan haluskan.
Campur semua bahan and beri 1 gelas air matang.
Peras dan saring menggunakan kain.
Tambahkan madu ke dalam cairannya dan minum sekaligus.
Lakukan 3 hari sekali.
Untuk pegal, perut kembung, atau perut kolik:
Cuci dan haluskan 2 cabai jawa dan lempuyang gajah sebesar ibu jari.
Tapalkan pada tempat yang pegal atau bagian perut. (Jangan tapalkan pada perut ibu hamil).
Semoga bermanfaat!
(*)