4 Kondisi ini Harus Jadi Perhatian Ketika Ibu Hamil Terinfeksi Positif Covid-19, Salah Satunya Cek Kondisi Janin

Jumat, 13 Agustus 2021 | 15:30
Psychiatry Advisor

Ibu hamil terpapar Covid-19 dan sedang isoman, dianjurkan mengonsumsi vitamin D 1000 – 5000 IU per hari oleh POGI.

GridHype.ID - Infeksi virus corona bisa menyerang siapa saja, tak terkecuali ibu hamil.

Di tengah tingginya kasus Covid-19, peningkatan kasus pada ibu hamil juga disebutkan juga bertambah.

Bagi para ibu hamil harus lebih waspada menghadapi terinfeksi covid-19.

Dilansir dari Tribunwow.com dari NHS.uk, ibu hamil memiliki risiko yang sama dengan orang dewasa lainnya terhadap paparan Covid-19.

Terkait tingkat keparahan yang dialami ibu hamil juga masih dikatakan memiliki risiko yang sama.

Tetapi Pusat Layanan Kesehatan di Inggris (NHS) memasukkan ibu hamil ke dalam kategori risiko sedang, terhadap potensinya terhadap perburukan kesehatan.

Karena terdapat sejumlah ibu hamil yang daya tahan tubuhnya menurun ketika kehamilan.

Itu sebabnya ibu yang sedang hamil dianjurkan untuk lebih memproteksi dirinya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Sementara itu dikutip Kompas.com, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan, jika terinfeksi Covid-19, ibu hamil akan mengalami keadaan yang lebih berat dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil.

Baca Juga: Program Vaksinasi Nasional Gencar Dilakukan, Studi Terbaru Ungkap Fakta Mengejutkan, Minuman Sejuta Umat ini Bisa Kurangi Risiko Covid-19 Hingga 10 Persen

Ketua Umum Pengurus Pusat POGI, dr Ari K Januarto SpOG(K)-Obginsos dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Jumat (25/6/2021) mengatakan, kondisi saat ini mengkhawatirkan bagi semua elemen masyarakat, termasuk ibu hamil.

Menurut Ari, kekhawatiran itu harus diikuti dengan langkah antisipasi, mengingat meningkatnya kasus ibu hamil terkonfirmasi Covid-19 di sejumlah kota besar di Indonesia dalam keadaan yang berat (severe case).

Ditemukannya varian baru yang masuk di Indonesia, terutama varian Delta dari India, menyebabkan populasi ibu hamil menjadi lebih rentan dan lebih cepat mengalami perburukan hingga kematian, jika terinfeksi Covid-19 dari varian virus corona tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan varian Delta adalah jenis virus corona tercepat atau lebih mudah menular dan terkuat yang pernah ada.

Dikutip dari Tribunwow.com, selain itu pemberian vaksin terhadap ibu hamil dengan usia kandungan lebih dari 28 minggu (pada trimester ke-3), dengan sebelumnya berkonsultasi dengan dokter kehamilan.

"Untuk masalah Covid-19 pada ibu hamil memang harus kita sikapi serius, karena ibu hamil memiliki daya tahan tubuh yang lebih rentan jika dibanding orang dewasa biasanya," kata Konsultan Kesehatan di Alodokter, dr. Jeffry Kristiawan dalam tayangan Youtube TANYAKAN DOKTER, Selasa (20/7/2021).

Selain ibu yang terinfeksi Covid-19, kandungan ibu juga berisiko mengalami gangguan kesehatan.

Lebih lengkapnya, langkah awal menjadi penting untuk segera mendapat penanganan medis.

Baca Juga: Tiga Kebiasaan Baik yang Bisa Dilakukan Ibu Hamil Agar Anak Terlahir Pandai, Siapa Sangka Bisa Dimulai Sejak dalam Kandungan

Dokter juga akan menentukan apakah pasien bisa melakukan isolasi mandiri, perlu isolasi terpusat atau mendapat perawatan.

Jika mendapat rekomendasi untuk melakukan isolasi mandiri, dr. Jeffry menyebut ada beberapa tanda vital yang perlu diperhatikan.

1. Saturasi Oksigen Menurun

Pasien Covid-19 perlu memiliki alat yang bernama oximeter untuk mengukur saturasi oksigen atau kadar oksigen dalam darah.

"Pada Covid sering sekali terjadi happy hypoxia, artinya penurunan kadar oksigen dalam darah yang tidak dirasakan," jelasnya.

Rasa sesak napas yang biasa dirasakan ketika kadar saturasi oksigen menurun, kerap tak dirasakan pada pasien Covid-19.

Untuk diketahui kadar saturasi oksigen normal berkisar 95% hingga 100%.

Sedangkan di bawah 95% sudah dianggap memiliki masalah pernapasan.

"Semisal kurang dari 94 persen jadi mungkin 93, 92 atau mungkin lebih rendah lagi ini juga kalian harus hati-hati," ujarnya.

Ketika kadar dalam oksigen tubuh si ibu berkurang, kadar oksigen yang diterima calon bayi juga bisa berkurang.

Baca Juga: Bansos PKH 2021 Cair Lagi, Mulai dari Ibu Hamil Sampai Lanjut Usia Bakal Terima Bantuan Ini dari Kemensos, Segera Cek Data Penerimanya di Sini

2. Kondisi Janin

Ibu hamil yang menjalani isolasi mandiri perlu mengecek kondisi janinnya secara berkala.

Terlebih bagi ibu hamil yang sudah berada di trimester ke-2 dan timester ke-3.

"Anda harus cek detak jantung janinnya secara berkala mungkin dua sampai tiga kali dalam sehari," kata dr. Jeffry.

Alat yang bisa digunakan untuk mengecek detak jantung janin bernama fetal doppler.

Detak jantung janin yang normal berada di anga 110 hingga 160 per menit, jika berada di bawah atau di atasnya ibu perlu waspada.

"Atau ketika kehamilan sudah lumayan gede, 7 bulan misalnya atau 28 minggu ke atas kalian juga harus pantau gerakan janinnya," jelasnya.

"Gerakannya minimal kalau dalam sehari 10 sampai 12 kali sudah cukup, atau setiap jam ada satu gerakan, kalau seperti itu sebagian besar kondisi janin masih bagus."

Tetapi jika terlihat penurunan gerakan janin yang sangat signifikan atau gerakan janin sama sekali tidak terasa dalam satu hari dan biasanya aktif bergerak ibu perlu mengecek kepada dokter.

3. Suhu Tubuh Tinggi

Salah satu tanda kondisi gawat terhadap orang yang terinfeksi Covid-19 ialah suhu tubuh yang meninggi dan tidak sembuh meski sudah diberi obat.

"Mungkin di atas 38 (derajat celcius) atau 39 bahkan, sudah minum paracetamol tidak membaik juga, ini sebaiknya kalian hati-hati," jelasnya.

Baca Juga: Miliki Nutrisi Baik Bagi Perkembangan Ibu Hamil, Rupanya Menggoreng Ikan Perlu Teknik Agar Lebih Renyah dan Lezat

Untuk itu dia juga menganjurkan untuk memiliki alat pengukur suhu tubuh ketika infeksi Covid-19.

4. Alami Gejala Berat

Perkembangan kesehatan ibu ketika menjalani isolasi mandiri juga perlu dipantau.

Ibu yang mengalami perburukan kesehatan atau mengalami gejala berat perlu segera melapor dan mencari pertolongan medis.

Gejala berat yang bisa muncul pada pasien Covid-19 adalah sesak napas, napasnya berat, merasa selalu lemas, bahkan mengalami penurunan kesadaran.

"Kalian harus usaha lapor, atau telpon dokter kalian supaya dapat pertolongan segera," ujarnya.

Terkait protokol kesehatan untuk menjalani isolasi mandiri, ibu hamil dan pasien Covid-19 lainnya memiliki protokol yang sama.

Ibu hamil yang menjalani isolasi mandiri perlu menjalani masa isolasi selama 10 hari ditambah tiga hari tanpa gejala.

Makan-makanan bergizi seimbang juga perlu dikonsumsi ibu hamil.

Tidak ada pembatasan makanan khusus tetapi ibu hamil perlu memperhatikan kondisinya sendiri dan jangan memakan makanan yang bisa memperburuk kesehatannya.

"Misalnya lagi batuk makan gorengan," jelasnya.

Kemudian, ibu hamil juga bisa mengkonsumsi obat-obatan secukupnya untuk meringankan gejala.

Namun bagi ibu hamil, sebelum mengkonsumsi obat-obatan perlu berkonsultasi dahulu terhadap dokternya dan memastikan obat yang dikonsumsi tidak berpengaruh terhadap kehamilan.

Suplemen yang digunakan juga sama seperti yang dianjurkan pemerintah dan pasien bisa berkonsultasi dahulu jika ingin memastikan dosis suplemen yang aman bagi ibu hamil.

"Itu juga nggak bagus kalau over vitamin juga ya, kalau vitamin kalau bisa ada vitamin C, D, dan zinc," ujarnya.

Terakhir dia berpesan bagi ibu hamil agar tidak terlalu khawatir dan stres selama masa kehamilan di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Nggak Perlu Rogoh Kocek Lakukan USG, Berikut Ciri-ciri Ibu Hamil yang Mengandung Anak Laki-laki

(*)

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Sumber : Tribunwow.com, Kompas.com

Baca Lainnya