GridHype.ID - Hingga kini pemerintah masih menggencarkan masyarakat mengikuti vaksinasi Covid-19.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus corona.
Pemerintah sendiri menargetkan vaksinasi Covid-19 bertambah.
Melansir dari Kompas.com pada 23/7/2021,Target pemerintah dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bertambah menjadi 208,2 juta orang.
Sebelumnya, pemerintah menetapkan target 181,5 juta atau 70 persen dari total populasi untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity.
Pemerintah Indonesia sendiri gencar mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 ini.
"Sekarang dengan adanya penambahan rentang usia 12 sampai 17 tahun atau anak remaja, maka target vaksinasi kita adalah 208,2 juta," ujar Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, dalam dialog yang disiarkan melalui akun YouTube Kominfo TV, Jumat (23/7/2021).
Menurut Nadia, cakupan vaksinasi saat ini sudah lebih dari 61 juta orang.
Apabila dirinci, sebanyak 43,4 juta orang telah mendapatkan vaksin dosis pertama dan 17 juta orang vaksin dosis kedua.
Persediaan vaksin Covid-19 dan pelaksanaannya yang masih belum merata ini memunculkan masalah baru.
Kendati demikian, penelitian terbaru ini sedikit bisa memberikan harapan baru.
Dilansir dari Intisari Online, Seorang ilmuwan temukan salah satu minuman sejuta umat ini bisa mengurangi risiko Covid-19 hingga 10 %.
Minuman sejuta umat yang dimaksud tersebut ternyata adalah kopi.
Minum satu atau lebih satu cangkir kopi per hari bisa mengurangi risiko Covid-19 dibanding mereka yang tidak pernah minum kopi.
Selain itu, Mengkonsumsi setidaknya 0,67 porsi sayuran per hari (dimasak atau mentah, tidak termasuk kentang) dikaitkan dengan penurunan risiko infeksi Covid-19.
Temuan itu dijelaskan dalam artikel tentang nutrisi dan perlindungan Covid-19 yang baru-baru ini diterbitkan di jurnal Amerika Nutrients.
Para penulis percaya ini adalah studi pertama yang menggunakan data populasi untuk meneliti peran diet tertentu dalam mencegah Covid-19.
"Nutrisi seseorang mempengaruhi kekebalan," kata penulis senior Marilyn Cornelis, seorang profesor kedokteran pencegahan di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg, di Chicago, AS.
"Dan sistem kekebalan memainkan peran penting dalam kerentanan dan respons individu terhadap penyakit menular, termasuk Covid-19," katanya.
Penelitian menunjukkan bahwa menyusui juga dapat memberikan efek perlindungan serta mengurangi makan daging olahan.
Menyusui pada usia dini mengurangi risiko sebesar 10% dibandingkan dengan tidak disusui.
Profesor Cornelis menambahkan, "Selain mengikuti pedoman yang saat ini berlaku untuk memperlambat penyebaran virus, kami mendukung cara lain yang relatif sederhana agar individu dapat mengurangi peluang risiko penyakit, yaitu melalui diet dan nutrisi".
Thanh-Huyen Vu, penulis pertama penelitian dan profesor kedokteran penelitian di Universitas Northwestern.
Saat ini memimpin analisis untuk menentukan apakah perilaku diet protektif ini khusus untuk Covid-19 atau infeksi pernapasan yang lebih luas.
Sebagian besar penelitian nutrisi Dr Thanh Huyen Vu menggunakan genetika dan dengan semua peserta Biobank Inggris.
Dia berharap dapat menggunakan informasi ini untuk lebih memahami bagaimana diet dan nutrisi membantu melindungi dari penyakit.
Studi ini didukung oleh hibah K01AG053477 dari National Institute on Aging dari US National Institutes of Health.
(*)