GridHype.ID - Hingga kini seluruh dunia masih berjibaku menangani pandemi Covid-19.
Pasalnya, varian baru dari virus corona ini kerap kali muncul dan mengkhawatirkan menularkan lebih banyak orang.
Terlebih pelaksanaan vaksinasi terus dikebut di beberapa negara untuk mengurangi penyebaran Covid-19.
Saat ini untuk mengurangi penyebaran Covid-19 salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan suntikan vaksin Covid-19.
Kendati demikian para ilmuwan mengungkapkan kemungkinan virus coorna ini berpotensi menjadi virus musiman.
Melansir dari Kompas.com, Covid-19 memiliki karakteristik yang cukup mirip dengan penyakit gangguan pernapasan lainnya, seperti selesma (common cold) dan influenza.
Proses penyebarannya dapat terjadi melalui kontak fisik dan tetesan pernapasan seperti batuk dan bersin.
Virus yang menyerang pernapasan efektif bekerja ketika musim dingin.
Menurut Center for Disease Control and Prevention, seperti melansir Time, Senin (2/3/2020), selesma sering terjadi saat musim dingin dan musim semi.
Penyakit influenza paling rawan yang menyerang manusia pada musim gugur dan musim dingin di Amerika, dan kasus flu akan memuncak pada Desember dan Februari.
Faktor yang membuat virus pernapasan jarang bekerja saat musim panas yaitu karena kondisi hangat dan lembab dapat menahan proses penyebaran virus.
Terbaru, seperti yang dilansir dari Intisari Online, kali ini, peneliti menunjukkan bahwa orang yang pernah menerima suntikan vaksin flu lebih mungkin menghindari komplikasi serius dari tertular Covid-19.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Plos One pada 4 Agustus lalu itu menganalisis rekam medis elektronik lebih dari 74.700 orang dari AS, Inggris, Italia, Jerman, Israel, dan Singapura yang dinyatakan positif terkena virus Covid-19.
Menurut ABC News, para peneliti menemukan bahwa orang yang telah menerima suntikan flu dalam enam bulan sebelumnya.
Akan lebih kecil kemungkinannya mengalami komplikasi kesehatan terkait Covid-19.
Secara spesifik, peneliti menemukan bahwa orang yang tidak divaksinasi flu cenderung melakukan pengobatan agresif hingga 20%.
Kemungkinan rawat inap darurat setinggi 58%, risiko infeksi darah hingga 45%, kemungkinan risiko stroke adalah hingga 58 persen.
Lalu risiko deep vein thrombosis 40 persen lebih tinggi daripada orang yang mendapat suntikan flu.
Namun, para peneliti tidak menemukan hubungan antara suntikan flu dan penurunan risiko kematian akibat Covid-19.
Studi baru ini konsisten dengan beberapa penelitian sebelumnya yang mengaitkan kasus Covid-19 yang tidak terlalu parah dengan suntikan flu.
Demikian pula, penelitian sebelumnya belum menemukan bahwa vaksin flu bersifat protektif terhadap risiko kematian akibat epidemi Covid-19.
Namun, hubungan vaksin flu dengan kasus Covid-19 yang tidak terlalu parah tidak berarti vaksin itu melindungi dari SARS-CoV-2.
Suntikan flu dapat membantu meningkatkan kekebalan dan mengurangi risiko komplikasi parah dari Covid-19.
Profesor Devinder Singh di Fakultas Kedokteran Miller Universitas Miami mengatakan bahwa meskipun mekanisme di balik hubungan ini tidak diketahui.
Vaksin flu merangsang cabang sistem kekebalan tubuh, mengurangi peradangan dalam tubuh.
Namun, Prof Singh tetap menganjurkan penggunaan vaksin Covid-19 dan sama sekali tidak menganjurkan vaksin flu untuk menggantikan vaksin Covid-19 yang sesuai.
Jika kaitan itu terbukti, para peneliti berharap ini bisa membantu tempat-tempat yang kekurangan pasokan vaksin Covid-19 dengan vaksin flu, sejauh ini temuan tersebut masih terus diteliti.
Baca Juga: Hasil Tes PCR Bakal Jadi Positif Setelah Vaksin Covid-19, Jangan Mau Dibodohi ini Kata Ahli
(*)