Sembilan Kondisi Anak yang Tak Boleh Divaksin Covid-19, Pahami Agar Terhindar dari Dampak Buruk yang Mungkin Terjadi

Rabu, 21 Juli 2021 | 13:30
freepik.com

Vaksin Sinovac direkomendasikan untuk anak usia 12 hingga 17 tahun

GridHype.id- Covid-19 saat ini masih melanda berbagai negara, salah satunya Indonesia.

Bahkan kasus positif covid-19 di Indonesia saat ini terus meningkat.

Parahnya, virus corona yang mematikan ini banyak menjangkit anak-anak.

Oleh karena itu, kebijakan baru untuk memvaksinasi anak-anak berusia 12 hingga 17 tahun sudah diterapkan dan mulai dilakukan di beberapa wilayah.

Meski demikian, tak semua anak dapat memeroleh vaksin tersebut.

Ada beberapa kriteria anak yang tak boleh divaksin covid-19.

Dikutip dari Nakita.id (20/7/2021), berikut beberapa hal yang menjadi tanda anak tak boleh mengikuti vaksinasi:

Autoimun

Dr. Rouli mengatakan bahwa anak yang memiliki riwayat autoimun tidak dapat mendapatkan vaksin covid-19 terlebih dahulu.

Terutama pada anak yang mengalami autoimun tak terkontrol.

Dilansir dari alodokter.com (8/3/2021), autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang enyerang tubuhnya sendiri.

Ada lebih dari 80 penyakit yang digolongkan penyakit autoimun.

Baca Juga: Delapan Cara Cuci Hidung Untuk Bersihkan Saluran Pernapasan, Jadi Upaya Cegah Covid-19

Kelumpuhan pada Otot

Anak-anak yang memiliki riwayat kelumpuhan pada otot tidak bisa mendapatkan vaksin terlebih dahulu.

Hal tersebut dijelaskan oleh dokter di OMNI Hospital Pulomas.

“Biasanya timbulnya mulai dari kaki sampai ke atas, kalau riwayat penyakit seperti itu ditunda gak boleh vaksin dulu,” jelasnya.

Kanker

Anak-anak yang mengalami kanker jenis apapun tidak dianjurkan untuk melakukan vaksinasi covid-19.

Terlebih lagi pada anak yang sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi.

“Anak-anak kanker yang sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi itu ditunda dulu,” jelas dr. Rouli.

Baca Juga: Sigap Lindungi Warganya dari Covid-19, Berikut 10 Negara dengan Vaksinasi Terbanyak

Mendapat Penekan Sistem Imun

Anak-anak yang mengonsumsi obat-obatan penekan sistem imun untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 tida diperbolehkan mendapat vaksinasi Covid-19.

Biasanya obat-obatan penekan sistem imun dikonsumsi oleh pasien kanker.

Demam Saat Hari H Penyuntikan

Anak-anak yang pada hari saat jadwal penyuntikan mengalami demam tidak diperbolehkan mengikuti vaksinasi covid-19.

Hal tersebut dijelaskan oleh dokter anak di KiddieCare Centre Sunter.

“Ada anak-anak yang pada saat diberikan vaksin dia sehat sebenarnya tapi pada saat mau diberikan vaksin dia demam itu juga jangan diberikan itu harus ditunda,” ujarnya.

Baca Juga: Jangan Panik, 3 Kondisi Pasca Vaksin Ini Diperbolehkan Konsumsi Paracetamol, Ini Penjelasan Dokter

Baru Sembuh dari Covid-19

Bagi anak-anak yang baru sembuh dari Covid-19 dianjurkan untuk tidak langsung diberikan vaksinasi Covid-19.

Anak harus menunggu setidaknya 3 bulan terhitung dari hari pertama dinyatakan sembuh.

Setelah itu, anak baru diperbolehkan mengikuti vaksinasi.

Baru Mendapat Imunisasi Lain

Anak-anak biasanya mendapat berbagai vaksin selain covid-19.

Bagi yang baru saja mendapatkannya diharapkan tidak mengikuti vaksinasi Covid-19 terlebih dahulu.

Perlu menunggu 1 bulan setelah vaksinasi terakhir kemudian baru mendapatkan vaksin Covid-19.

Baca Juga: Sigap Lindungi Warganya dari Covid-19, Berikut 10 Negara dengan Vaksinasi Terbanyak

Penyakit Tidak Terkontrol

Anak-anak dengan penyakit tidak terkontrol seperti hipertensi dan diabetes disarankan untuk tidak mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Meski demikian, jika terkendali dengan obat-obatan maka tidak ada masalah.

Penyakit Kronik

Bagi anak-anak yang menderita penyakit kronik juga perlu ditunda untuk pemberian vaksin Covid-19 seperti penyakit konginital atau bawaan.

Dikutip dari alodokter.com, penyakit kronik merupakan penyakit yang berlangsung lama, biasanya lebih dari 1 tahun.

Baca Juga: Tiga Cara Cek Sertifikat Vaksin di Aplikasi Pedulilindungi, Jadi Penting Jika Ingin Lakukan Perjalanan Selama PPKM

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Nakita.ID, alodokter

Baca Lainnya