GridHype.ID - Pembalap liar berusia 21 tahun ini tengah menjadi pebincangan publik.
Usut punya usut pembalap liar ini telah dinyatakan bersalah lantaran membunuh seorang ibu dan anak.
Namun bukaannya cemoohan ia malah mendapat simpati, hal itu tak lain lantaran ketampanan wajahnya.
World of Buzz memberitakan bahwa Herrin menjadi bintang media sosial melalui aplikasi berbagi video TikTok.
Herrin dianggap memiliki wajah tampan yang membuat pengguna TikTok terutama kaum hawa dari berbagai negara memberikan dukungan kepadanya, termasuk netizen Indonesia.
Disebutkan oleh Lantin Post pada Senin (5/7/2021), Herrin juga menjadi tren di Twitter, mengumpulkan simpati dari para pengguna.
Netizen pembela Cameron Herrin
Wanita dari berbagai negara menyuarakan keprihatinan mereka pada tersangka berusia 21 tahun ini karena dijatuhi hukuman penjara selama 24 tahun, 3 tahun setelah insiden tragis itu terjadi.
World of Buzz mengunggah tangkapan layar dari komentar para pengguna TikTok, dengan beberapa dari mereka memanggilnya "suami".
"Kesian suami aku, hm tak dapat jumpa dia pasni nih," ujar salah satu akun dengan bahasa melayu.
Kemudian ditanggapi netizen lainnya, "suami kita."
"Sebab tampan, tolak kesalahan dia," ucap netizen lain.
"Itulah orang dukung karena tampan," balas yang lain seperti yang dikutip dari World of Buzz pada Minggu (4/7/2021).
Akun TikTok Indonesia @MENGsadboy mengunggah video kasus Cameron Herrin yang kemudian ramai diperdebatkan, hingga mendapatkan 11,3 ribu komentar dan 546,6 ribu suka.
"Cameron Herrin, pria yang tidak sengaja menabrak seorang ibu dan anaknya dengan kecapatan lebih dari 100mph.
Kemudian, ia dijatuhi hukuman 24 tahun penjara, salut setidaknya dia mempertanggungjawabkan perbuatannya," tulis akun tersebut dalam videonya.
"Matanya tidak bisa bohong, tetapi hukuman harus tetap dijalankan serta ada ibu dan keluarganya juga datangi persidangan."
Netizen memberikan tanggapan beragam terhadap video TikTok tersebut.
"Kasihan dia ganteng," kata salah satu komentar pengguna TikTok yang mengungkapkan kekagumannya.
"Dia itu baik cuman salah pergaulan," ucap lainnya.
"Bor, dia udah tanggung jawab, kenapa tidak diringankan penjaranya?" timpali netizen lain.
"Intinya tanggung jawab," sebut salah akun TikTok lain.
"Kalau di Indonesia asal ada uang pasti cuma kena 6 bulan sampai 1 tahun," seloroh netizen lain.
Di Twitter juga muncul pendukung dari remaja pebalap liar ini.
"#justice_for_Herren #cameronherrin Ini bukan hanya kasus Cameron, ini adalah kasus kita semua, dan itu juga penting bagi kita.
Kami hanya ingin mengurangi hukuman Cameron. Saya berharap di persidangan berikutnya," tulis salah satu akun Twitter.
"#cameronheriin #Justice_for_cameron Ini adalah sebuah insiden, dia bukan pembunuh atau seorang monster. Keadilan untuk Cameron Herrin," tulis akun Twitter lainnya dengan emoji patah hati.
Pengguna Twitter menggarisbawahi bahwa Cameron Herrin pantas mendapatkan "keadilan" dan beberapa pengguna mendesak pengurangan hukuman yang diberikan kepadanya.
"Sedih sekali pemuda tampan ini menghabiskan hidupnya di penjara," kata salah satu pengguna Twitter.
Menolak dukung Cameron Herrin
Di antara beberapa netizen yang mendukung Herrin, ada yang menolak mendukung Cameron Herrin.
World of Buzz melaporkan bahwa seorang pengguna Twitter mengkritik mereka yang mendukung Herrin, menyebut mereka "sakit."
Pengguna Twitter lainnya juga menyatakan "jijik" atas mereka yang mendukung Cameron Herrin.
"Kalian semua menjijikkan karena tidak memandang kematian seorang ibu dan anaknya hanya karena dia tampan," kata pengguna Twitter, menggarisbawahi bahwa penjara tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kematian.
Siapa Cameron Herrin?
Cameron Herrin adalah pebalap jalanan di Florida, seperti disebut Latin Post.
Dia mengaku bersalah atas 2 tuduhan pembunuhan seorang ibu, Jessica Reisinger-Raubenolt dan putrinya yang berusia 1 tahun, Lilia, pada Desember akhir 2020.
Cameron Herrin baru menerima hukuman selama 24 tahun penjara pada Mei 2021.
Dia menabrak ibu dan anak itu saat balapan liar dengan Ford Mustang di jalan raya Tampa bersama seorang teman pada Mei 2018.
Tersangka baru berusia 18 tahun saat peristiwa tragis terjadi.
Raubenolt bersama Lilia sedang menyebrang jalan saat Herrin melaju dengan kecepatan tinggi 100 mil per jam.
Keluarga korban awalnya menuntut hukuman maksimal, yakni 30 tahun penjara, kepada Herrin.
(*)