GridHype.ID- Hingga kini kanker payudara masih menjadi penyakit yang ditakuti banyak orang di seluruh dunia, terutama bagi perempuan.
Pasalnya, kanker payudara bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu.
Bahkan kanker payudara bisa mengancam nyawa para penderitanya.
Seperti diketahui kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di seluruh dunia.
Baca Juga: Waspada! Berikut Beberapa Ciri Kanker Payudara yang Sering Diabaikan
Kanker sering menyebabkan kematian karena umumnya penyakit ini tidak menimbulkan gejala pada awal perkembangannya, sehingga baru terdeteksi dan diobati setelah mencapai stadium lanjut.
Dokter Spesialis Bedah Onkologi dr. Rony Rustam, Sp.B (K)Onk mengungkapkan, kanker disebabkan adanya perubahan sel satuan terkecil dari tubuh manusia, namun perubahan sel tersebut sifatnya tidak mengikuti aturan yang berlaku.
Sel-sel ini membelah dengan cepat dan berkumpul hingga membentuk benjolan, lalu bisa menyebar ke jaringan yang sehat, kelenjar getah bening, atau ke organ lain.
Salah satu istilah yang sering disebut saat berbicara tentang kanker adalah metastasis.
Namun apa pengertiannya?
Metastasis merupakan penyebaran sel kanker dari organ asalnya, dalam hal ini payudara, ke tempat lain.
Metastasis dapat terjadi melalui beberapa cara, seperti melalui aliran darah, aliran getah bening, ataupun secara langsung.
Peran metastasis sangat penting dalam mendiagnosis kanker dan penanganan kanker payudara.
Baca Juga: Benarkah Kedelai Bisa Memicu Risiko Kanker Payudara? Begini Penjelasan dari Sang Ahli
"Dalam mendiagnosis kanker payudara, dokter akan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lain sesuai kebutuhan, dengan memperhatikan benjolan, serta melihat apakah ada keterlibatan kelenjar getah bening, dan adanya penyebaran pada organ lain," jelas dokter Rony.
Pada pemeriksaan tersebut, lanjutnya, akan menentukan stadium kanker, yang dibagi menjadi I-IV.
Untuk mengenali Stadium I dianggap stadium awal dan bertahap hingga stadium IV sebagai stadium lanjut.
Untuk mengenali apakah ada kanker payudara pada seseorang, terdapat beberapa gejala yang dapat menjadi perhatian.
Baca Juga: Waspada Buat Kamu yang Punya Hobi Warnai Rambut, Bisa Jadi Pemicu Kanker Payudara
Seperti misalnya, terasa benjolan di payudara dan sering kali tidak berasa nyeri, terdapat perubahan tekstur kulit payudara, kulit payudara mengeras dengan permukaan seperti kulit jeruk, perhatikan juga jika terdapat luka pada bagian payudara yang tidak sembuh, keluar cairan dari puting, terdapat cekungan ataupun tarikan di kulit payudara.
Dalam fase awal, jika sudah besar, disertai tukak dan dalam stadium lanjut, baru dirasakan nyeri, itu menunjukan kondisi yang terlambat untuk didiagnosa.
Artinya, kondisi kanker sudah cukup parah dan bisa mengancam nyawa penderitanya.
Baca Juga: Banyak Orang Berpendapat Pemicu Kanker Payudara adalah Faktor Keturunan, Benarkah Demikian?
"Penyakit ini terjadi hampir seluruhnya pada wanita, tetapi dapat juga terjadi pada pria. Namun kemungkinannya 1:1.000 dari kasus yang terjadi," ujarnya.
Ia mengungkapkan, ada berbagai faktor risiko yang menyebabkan seseorang terkena kanker bisa dari faktor internal dan eksternal.
Berikut ini ada 10 faktor internal yang menjadi risiko kanker payudara:
1. Jenis kelamin
Wanita lebih berisiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan pria. Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh tumor payudara.
2. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara berisiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
3. Faktor genetik
Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 meningkatkan risiko tumor payudara sampai 85%.
Baca Juga: Mulai dari Mengubah Gaya Hidup, Ini Dia 3 Cara Mencegah Kanker Payudara yang Bisa Kamu Lakukan
4. Faktor usia
Risiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.
5. Faktor hormonal
Kadar hormonal yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan risiko terjadinya tumor payudara.
6. Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun berisiko dua kali lipat dibandingkan dengan hamil pada usia kurang dari 20 tahun.
Baca Juga: Mitos atau Fakta? Mengenakan Bra Berkawat Selama 12 Jam Bisa Picu Kanker Payudara
7. Terpapar radiasi
Misalnya pada pasien atau petugas yang sering terpapar sinar X saat melakukan pemeriksaan rontgen.
8. Pemakaian kontrasepsi hormonal
Pemakaian kontrasepsi hormonal (Oral, Implant, dan suntik) dapat meningkatkan risiko tumor payudara.
Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun berisiko lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih tua.
9. Konsumsi alkohol secara berlebihan
Sejumlah ahli menyebut kebiasaan mengonsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko kanker payudara setidaknya 5 persen, terutama pada wanita.
Jadi semakin banyak alkohol yang masuk ke dalam tubuh, maka semakin tinggi resiko terkena kanker payudara.
10. Gaya hidup/life style
Selain faktor internal, faktor eksternal juga dapat menyebabkan seseorang terkena kanker payudara seperti konsumsi makanan yang mengandung zat-zat kimia, bahan penyedap, pengawet, pewarna makanan, merokok atau perokok pasif pasif juga dapat mempengaruhi dan menjadi sebabnya.
Dokter Rony mengungkapan, sebaiknya setiap wanita memeriksakan diri agar terhindar dari risiko terkena kanker tersebut.
Ia bahkan mengimbau agar setiap 7-10 hari sesudah hari pertama haid melakukan pemeriksaan mandiri pada payudaranya.
Baca Juga: Awas! Jangan Lagi Dilakukan, Posisi Tidur Ini Ternyata Bisa Memicu Kanker Payudara
"Perbedaan umur dengan semakin meningkatnya usia, maka resiko kena kanker payudara juga semakin meningkat.
Bahkan saat seseorang telah berusia 40 tahun, maka ia harus lebih intens memeriksakan diri baik secara medis maupun secara mandiri.
Jika ditemukan adanya benjolan, atau nyeri-nyeri yang tidak lazim, maka harus diperiksakan ke dokter.
Jangan malu dan takut karena akan mengancam nyawa jika sudah terlambat," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul "Kanker Payudara Seringkali Terlambat Disadari oleh Penderitanya, Waspadai Bahaya dan Gejalanya"
(*)