GridHype.ID- Kanker payudara masih menjadi momok bagi seluruh perempuan di dunia.
Pengobatan yang harus dilakukan akibat kanker payudara tentuntanya secara detil dan serius.
Mendeteksi kanker payudara rupanya menjadi hal penting yang harus dipahami oleh wanita seluruh dunia.
Seperti diketahui bahwa pengecekan mandiri dapat dilakukan dengan metode Periksa Payudara Sendiri (SADARI).
Metode tersebut tentunya harus dilakukan dengan tindakan yang tepat dan sesuai aturan.
Selain metode ini, ada pula beberapa rangkaian deteksi kanker yang digolongkan berdasarkan usia.
Baca Juga: Mengenakan Bra Berkawat Mampu Tingkatkan Risiko Kanker Payudara, Fakta atau Hoax Semata?
Dalam hal ini, penggolongan usia dibagi menjadi tiga kategori.
Kategori pertama adalah orang berusia 20―39 tahun, kategori kedua adalah 40―49 tahun, dan kategori ketiga adalah orang yang berusia 50 tahun ke atas.
Pada usia 20―39 tahun, seseorang dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap satu bulan sekali.
Waktu yang dianjurkan adalah satu minggu setelah periode menstruasi selesai.
Selain pemeriksaan mandiri, seseorang juga perlu melakukan pemeriksaan payudara secara klinis.
Pemeriksaan itu dapat dilakukan 3 tahun sekali.
Berbeda dengan usia 20―39 tahun, seseorang yang berusia 40―49 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara secara klinis setiap tahum.
Hal tersebut dapat dibarengi dengan tes mammografi setiap 2 tahun.
Pada rentang usia ini tentu saja pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)harus tetap dilakukan sebulan sekali.
Pada usia 50 tahun ke atas, selain melakukan pemeriksaan payudara sendiri sebulan sekali, pemeriksaan klinis dan tes mammografi juga harus dilakukan.
Pemeriksaan payudara secara klinis dapat dilakukan setiap satu tahun sekali.
Tes mammografi juga dapat dilakukan secara rutin satu tahun sekali.
Dilansir dari alodokter.com (1/4/2021), tes mammografi merupakan tes pemindaian untuk melihat gambaran kelenjar payudara di sekitarnya.
Pada intinya, pemeriksaan payudara di berbagai rentang usia adalah sama.
Perbedaan hanya terdapat pada jangka waktu pemeriksaan.
Semakin tinggi usia seseorang, semakin dianjurkan pula pemeriksaan dengan jangka waktu pendek.
Dengan rutin melakukan pemeriksaan payudara, risiko terkena kanker payudara akan lebih mudah dikenal dan dikendalikan.
Hal tersebut juga menjadi langkah awal bagi seseorang untuk mengambil tindakan mengobati atau mencegah.
(*)