Yuk Disimak, Ini Dia Jenis-Jenis Vaksin Covid-19 yang Ada di Dunia yang Wajib Kamu Ketahui, Mulai dari Metode hingga Negara Produksinya

Kamis, 22 April 2021 | 20:00
Freepik

Ilustrasi vaksinasi Covid-19

GridHype.ID - Saat ini, dunia tengah gencar melakukan vaksinasi Covid-19 untuk warganya masing-masing.

Vaksin Covid-19 sendiri diharapkan bisa menurunkan angka kasus penularan virus corona di seluruh dunia.

Selain itu, vaksin Covid-19 sendiri diharapkan juga bisa memusnahkan virus itu sendiri.

Vaksin Covid-19 yang ada di dunia pun beragam jenisnya.

Jenis-jenis vaksin Covid-19 yang ada di dunia saat ini pun dikembangkan dengan berbagai metode dan teknologi.

Baca Juga: Waspada! Orang Bisa Terpapar Virus Corona Meski Sudah Terima Suntikan Penangkal Covid-19, Siti Fadilah Sebut Pandemi Tak Bisa Dihentikan dengan Vaksin, Begini Penjelasannya

Sebelumnya, vaksin Nusantara yang mengundang polemik di Indonesia disebut menggunakan sel dendritik.

Polemik vaksin Nusantara akhirnya berakhir.

Vaksin Covid-19 yang dikembangkan berbasis sel dendritik itu akhirnya diteken sebagai penelitian bersifat autologus.

Vaksin Nusantara itu digagas oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Melalui nota kesepahaman antara Kepala BPOM Penny K Lukito, Kepala Staf AD (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa, dan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, akhirnya diputuskan bahwa vaksin Nusantara menjadi penelitian berbasis pelayanan sel dendritik yang nantinya dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (20/4/2021).

Baca Juga: Bikin Publik Bertanya-tanya, Kok Bisa Istri Ridwan Kamil Tetap Kena Covid-19 Meski Sudah Divaksin? Begini Penjelasan dari Kemenkes

Ahli biologi molekuler Indonesia Ahmad Utomo mengatakan kepada Kompas.com, Rabu (17/2/2021), sel dendritik adalah sel di dalam tubuh yang mempelajari sel B untuk memproduksi antibodi.

Metode pengembangan jenis vaksin ini juga digunakan dalam terapi pengobatan kanker. Vaksin dendritik pada pasien kanker diberikan sebagai imunoterapi kanker.

Lantas, bagaimana dengan jenis vaksin Covid-19 yang tersedia di dunia saat ini?

Virus corona yang teridentifikasi sebagai SARS-CoV-2, generasi kedua SARS, adalah virus yang sangat baru.

Artinya, dunia belum memiliki perisai maupun senjata yang dapat memberikan kekebalan terhadap virus ini.

Baca Juga: Gegara Lonjakan Kasus, Perebutan Vaksin Covid-19 Makin Ketat, Menkes: Vaksin Ini Rebutan di Seluruh Dunia

Vaksin adalah salah satu yang sangat dibutuhkan dunia saat ini, dalam upaya mengendalikan pandemi.

Ilmuwan, pakar dan para ahli di dunia berlomba mengembangkan vaksin untuk pandemi ini.

Di antaranya vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech, Moderna, Sinovac, AstraZeneca-Oxford, Johnson & Johnson, Sinopharm, Novovax, bahkan di Indonesia, terdapat vaksin Merah Putih juga tengah dikembangkan.

Berikut jenis-jenis vaksin Covid-19 dan metode pengembangannya.

Baca Juga: Tinjau Langsung Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 bagi Seniman dan Budayawan, Presiden Jokowi Sapa Cak Lontong hingga Aktor Nicholas Saputra

1. Inactivated vaccine

Jenis vaksin Covid-19 yang dikembangkan dengan metode ini di antaranya seperti vaksin buatan China, Sinopharm dan Sinovac.

Teknologi inactivated vaccine, yakni pengembangan jenis vaksin Covid-19 ini berasal dari virus yang dilemahkan.

Kendati bukan metode baru, teknologi pengembangan vaksin ini masih banyak dipergunakan oleh para ahli.

Apa itu inactivated vaccine?

Vaksin Covid-19 ini mengandung seluruh virus corona, SARS-CoV-2, dikutip dari Medical News Today, Selasa (2/3/2021).

Meski mengandung seluruh virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19, namun virus itu telah dimodifikasi secara kimiawi untuk dinonaktifkan.

Baca Juga: Uji Klinis Vaksin Nusantara Terus Berlanjut Meski Tak Kantongi Izin BPOM, Vaksin Merah Putih Justru Siap Diproduksi Massal Pada 2022

Cara kerja inactivated vaccine

Vaksin Covid-19 berbasis teknologi ini, seperti yang dikembangkan Sinovac dan Sinopharm, menggunakan bahan kimia yang disebut beta-propiolactone untuk menonaktifkan virus SARS-CoV-2 dalam vaksin mereka.

Bahan kimia tersebut kemudian akan mengubah materi genetik dari virus.

Vaksin dari virus yang dinonaktifkan ini tidak dapat menyebabkan Covid-19, karena virus tersebut sudah tidak bisa menggandakan dirinya.

Vaksin Covid-19 berbasis inactivated vaccine ini, memang tidak menghasilkan reaksi kekebalan sekuat vaksin lainnya.

Bahkan, kekebalan yang dihasilkan mungkin tidak bertahan lama.

Oleh sebab itu, Sinovac, Sinopharm maupun Bharat Biotech, pengembang vaksin asal India, menggunakan adjuvan dalam vaksin corona yang mereka kembangkan, sehingga dapat menghasilkan respons kekebalan yang lebih kuat.

Namun, perlu diketahui bahwa untuk memberikan kekebalan dalam jangka panjang, mungkin perlu menerima suntikan penguat setelah menerima vaksin Covid-19 yang tidak aktif tersebut.

Baca Juga: Bukan Bermaksud Menghalang-halangi, 100 Lebih Tokoh Tanah Air Ini Nyatakan Dukungan untuk BPOM Terkait Polemik Vaksin Nusantara

2. Messenger RNA (mRNA)

Vaksin mRNA adalah jenis vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan Pfizer asal Amerika Serikat dan mitranya, BioNTech dari Jerman.

Jenis vaksin ini juga yang dipergunakan Moderna dalam pengembangan vaksin Covid-19 miliknya.

Vaksin Pfizer dan Moderna telah banyak dipergunakan sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, serta beberapa negara lain di Eropa dan Timur Tengah.

Teknologi vaksin mRNA memang bukan hal baru.

Sebab, teknologi mRNA juga telah digunakan para ilmuwan dalam mengembangkan vaksin untuk penyakit menular dan kanker selama beberapa tahun ini.

Baca Juga: Sempat Tuai Polemik Lantaran Abaikan Kaidah Ilmiah, Uji Klinis Vaksin Nusantara Kembali Dilanjutkan Meski Belum Kantongi Izin BPOM

Cara kerja vaksin mRNA

Vaksin mRNA tidak mengandung bagian apa pun dari virus SARS-CoV-2.

Namun sebaliknya, vaksin ini membawa sepotong messenger RNA, materi genetik yang disintetis secara kimiawi.

Materi mRNA itu berisi tentang informasi yang diperlukan sel kita sendiri untuk membuat protein spike SARS-CoV-2.

Pada virus corona SARS-CoV-2 sendiri, protein spike berperan penting dalam menginfeksi sel inang dan menyebabkan infeksi Covid-19 pada manusia.

Dengan suntikan vaksin mRNA ini, sel-sel kita akan membuat protein ini dan menyajikannya ke dalam sistem kekebalan tubuh.

Tujuannya, untuk merespons dengan menciptakan antibodi dan mengembangkan kekebalan yang lebih tahan lama dalam bentuk respons sel T dan sel B.

Baca Juga: Tuai Pro-Kontra di Masyarakat, BPOM Sebut 71,4 Persen Relawan Uji Klinik Vaksin Nusantara Alami Kejadian Tak Diinginkan

3. Vaksin vektor virus

Apa itu vaksin vektor virus?

Jenis vaksin Covid-19 ini sama seperti vaksin mRNA.

Meski pengembangannya berbasis virus, namun jeni vaksin tersebut tidak mengandung virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Para ilmuwan vaksin menggunakan virus yang tidak berbahaya untuk mengirimkan gen yang memungkinkan sel kita membuat protein spike.

Vaksin-vaksin virus corona yang menggunakan metode ini antara lain seperti vaksin AstraZeneca yang dikembangkan bersama University of Oxford, Sputnik V dari Rusia, dan vaksin Johnson & Johnson.

Ketiga jenis vaksin Covid-19 ini dikembangkan dengan menggunakan jenis virus, adenovirus yang berbeda, sebagai sistem pengiriman atau vektor.

Adenovirus dapat menyebabkan flu biasa, dan ada banyak jenis adenovirus yang dapat menginfeksi spesies berbeda.

Pada vaksin AstraZeneca, digunakan vektor adenovirus simpanse yang disebut ChAdOx1.

Sedangkan pada vaksin Sputnik V Rusia menggunakan dua vektor adenovirus manusia yang berbeda yang disebut Ad26 dan Ad5. Vaksin Covid-19 Jonhson & Johnson juga menggunakan vektor adenovirus, jenis virus Ad26 dalam vaksin mereka.

Baca Juga: Buang 2,4 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca, Denmark Jadi Negara Pertama di Eropa yang Hentikan Penggunaan Penangkal Virus Corona Itu

Cara kerja vaksin vektor virus

Ketiga jenis vaksin adenovirus ini mengandung gen protein spike dan mengirimkannya ke dalam sel setelah injeksi.

Sel-sel tersebut kemudian akan membuat protein lonjakan dan menyajikannya ke dalam sistem kekebalan tubuh kita.

Seperti halnya vaksin mRNA, vaksin vektor virus tidak membawa informasi yang diperlukan sel kita untuk membuat seluruh virus SARS-CoV-2.

Oleh karena itu, mereka tidak dapat menyebabkan Covid-19.

Baca Juga: Sempat Dipertanyakan Efektivitasnya, Studi Terbaru Ungkap Jarak Dosis Suntik Vaksin Covid-19 Sinovac Selama 21 Hari Makin Manjur

4. Subunit vaksin

Seperti mRNA dan vaksin vektor virus, vaksin subunit hanya menggunakan sebagian dari virus SARS-CoV-2.

Kendati demikian, daripada memberikan kode genetik yang diperlukan untuk membuat protein virus, subunit vaksin mengirimkan protein secara langsung.

Kandidat vaksin Novavax Covid-19 adalah salah satu jenis vaksin subunit.

Para ilmuwan menghasilkan protein spike SARS-CoV-2 dalam jumlah besar di laboratorium untuk vaksin eksperimental ini.

Uniknya, sebelum memurnikan protein spike itu, Novavax menggunakan sel serangga untuk menumbuhkan protein tersebut.

Baca Juga: Tak Sesuai Kaidah Medis, Vaksin Nusantara Belum Layak Dapatkan Izin Uji Klinis Fase II, Begini Penjelasan dari BPOM

Cara kerja vaksin protein S Protein yang dimurnikan kemudian akan membentuk nanopartikel.

Dengan sendirinya, nanopartikel protein mungkin tidak menghasilkan reaksi kekebalan yang cukup kuat, jadi Novavax menambahkan adjuvan.

Dilansir dari Mayo Clinic, subunit vaksin adalah jenis vaksin Covid-19 yang mengandung protein S, yang tidak berbahaya.

Setelah sistem kekebalan kita mengenali protein S, ia menciptakan antibodi dan sel darah putih pertahanan.

Jika kamu terinfeksi virus corona SARS-CoV-2, antibodi tersebut akan melawan virus penyebab Covid-19 tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jenis-jenis Vaksin Covid-19 di Dunia, dari Teknologi dan Cara Kerjanya"

(*)

Tag

Editor : Helna Estalansa

Sumber Kompas.com