Tak Hanya Bernilai Ibadah, Tidur Siang Saat Puasa Ramadhan Bisa Berikan 7 Manfaat ini, Mulai dari Kesehatan Jantung Hingga Turunkan Kadar Lemak

Rabu, 21 April 2021 | 10:30
Triathlete Magazine

Ilustrasi tidur siang

Gridhype.id-Sudah menjadi anjuran jika tidur pada saat menjalankan puasa di bulan Ramadhan bernilai pahala.

Umat muslim percaya jika tidur saat menjalankan ibadah puasa dapat menghindarkan kita dari berbagai hal yang mungkin akan membatalkan puasa.

Namun selain itu, tidur siang pada saat puasa juga memiliki manfaat kesehatan lain bagi tubuh lho.

Tak hanya bernilai ibadah, tidur siang saat berpuasa juga sangat baik untuk kesehatan.

Anjuran waktu tidur siang yang baik yaitu tidak lebih dari 30 menit.

Berikut manfaat tidur siang saat puasa :

Baca Juga: Tak Cuma Sunnah, Rupanya Menyantap Kurma Saat Berbuka Puasa Bisa Berikan Manfaat Tak Terduga ini Pada Tubuh

1. Mengembalikan tenaga

Saat puasa tubuh terasa lemah dan mudah lelah.

Sehingga membuat pekerjaan berjalan lebih lambat bahkan juga dapat menjadi tidak fokus.

Namun demikian, aktivitas harian harus tetap berjalan seperti biasa.

Saat tubuh merasa lelah, tidur siang dapat menjadi jawaban untuk mengembalikan tenaga guna melanjutkan aktivitas harian.

Tidur siang sebentar saja dapat mengurangi kelelahan motorik seseorang dan dapat kembali bersemangat melakukan aktivitas.

2. Membantu mengurangi rasa lapar karena puasa

Selama puasa, wajar apabila rasa lapar datang di siang hari.

Itu terjadi karena ada pergeseran ritme biologis tubuh yang membuat kita lelah karena perubahan waktu makan.

Untuk menekan rasa lapar, tidur siang dapat menjadi alternatifnya.

Dengan tidur, hormon metabolisme tubuh akan mengatur rasa lapar dan nafsu makan.

Baca Juga: Tak Sedikit yang Masih Bingung, Benarkah Mencicipi Makanan Bisa Membatalkan Puasa? Mari Simak Penjelasan Berikut

3. Mengurangi kadar lemak dalam tubuh

Dikutip dari remfit.com pada Rabu (21/4/2021), ilmu pengetahuan telah menunjukkan bahwa puasa memperpanjang periode sensitivitas insulin.

Saat puasa, glikogen dari makanan buka dan sahur dapat membantu memperpanjangnya puasa siang hari.

Dengan berpuasa, seseorang memiliki peluang untuk memanfaatkan makanan sahur sebagai energi di siang hari.

Selain itu, juga meningkatkan kejernihan mental diri seseorang.

4. Meningkatkan kesehatan jantung

Saat tubuh merasakan kantuk, tekanan darah akan meningkat hingga dapat membuat daya kerja jantung meningkat.

Itulah sebabnya, tidur adalah obat yang paling ampuh untuk menjaga kesehatan jantung.

Selama tidur siang, kita menyediakan waktu bagi jantung untuk beristirahat sejenak.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang kurang tidur berisiko terkena penyakit jantung dibanding dengan seseorang yang cukup tidur.

Baca Juga: Fantastis, Thariq Halilintar Bongkar Biaya Pernikahan Super Mewah Sang Kakak, Sampai Nggak Balik Modal

5. Mengurangi stres

Saat mengantuk, kadar hormon kortisol akan naik.

Hormon ini berfungsi untuk mengatur respon tubuh terhadap hal yang menegangkan, termasuk stres.

Jadi, saat kadar kortisol meningkat, stres yang dirasakan juga semakin besar.

Banyak kerugian yang didapatkan pada tubuh saat kita stres, salah satunya menjadi lebih mudah jatuh sakit.

Tidur siang membantu tubuh untuk menurunkan kadar kortisol dan menurunkan tekanan darah.

Sehingga dapat membantu mengurangi stres.

6. Memperkuat daya ingat dan menjaga fokus

Tidur siang memengaruhi kemampuan kognitif manusia.

Selama tidur, area otak yang berfungsi untuk menyimpan memori akan diaktifkan kembali.

Aktivitas saraf yang terjadi saat tidur tersebut memperkuat kemampuan daya ingat dalam jangka panjang.

Kita akan lebih mudah untuk memahami dan mempelajari suatu hal sekaligus mengingatnya.

Baca Juga: Tak Sedikit yang Masih Bingung, Benarkah Mencicipi Makanan Bisa Membatalkan Puasa? Mari Simak Penjelasan Berikut

7. Meningkatkan mood

Kurang tidur selama puasa membuat hormon neuroendokrin di dalam tubuh menjadi tidak seimbang.

Kita menjadi lebih mudah lelah dan marah.

Tidur siang juga dapat membantu menyetabilkan hormon neuroendokrin.

(*)

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : Healthline

Baca Lainnya