Virus Corona Baru B.1.1.7 Terdeteksi di Karawang, Kenali Bahaya dan Gejalanya Berikut ini

Jumat, 05 Maret 2021 | 18:15
iStockphoto

(Ilustrasi) Varian baru virus corona yang lebih menular, yakni virus corona B117

Gridhype.id- Dua Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang baru saja tiba di Indonesia dari Arab Saudi dinyatakan positif virus corona varian baru yakni varian B.1.1.7.

Kedua TKW tersebut saat ini dipastikan dalam keadaan yang baik.

Keduanya juga telah menjalani isolasi tamabahan di rumah masing-masing dengan pemantauan tim Satgas Penanganan Covid-19 Karawang.

"Keduanya tidak ada keluhan. Saat ini isolasi di rumah, dalam pemantauan," ujar Juru Bicara Penanganan Covid-19 Karawang, Fitra Hergyana di Gedung Singaperbangsa, Komplek Kantor Pemkab Karawang, Rabu (3/3/2021) kemarinFitra menyebut keduanya, M (40) dan A (45), kembali ke Karawang dalam keadaan sudah negatif Covid-19.

Keduanya telah menjalani isolasi di wilayah Pademangan, Jakarta, usai kembali dari Arab Saudi dan dinyatakan positif Covid-19.

Baca Juga: Setahun Lewat Pandemi Covid-19 Menyerang, Varian Baru Virus Corona Siap Mengintai, Epidemiolog: Lebih Cepat Menular

"Kembali ke Karawang sudah negatif," ujar Fitra.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Karawang, Nanik Jodjana mengatakan, M dan A kembali ke Karawang empat hari lalu.

Seperti diketahui, Virus B.1.1.7 pertama kali ditemukan di Inggris beberapa waktu lalu.

virus ini disebut lebih mudah menyebar dan menular.

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono mengatakan, jika mutasi virus corona varian baru ini akan membuat masyarakat semakin kesulitan sehingga dibutuhkan model penanganan yang lebih baik dari sebelumnya.

"(Kembangkan) riset dan model penanganan lebih baik dan studi-studi epidimiologis secara analitik karena proses mutasi ini sudah ada di sekitar kita," ujar Dante, seperti dikutip dari Kompas.com,Jumat(5/3/2021).

Berikut ini fakta mutasi virus corona B.1.1.7 yang telah dirangkum Gridhype.id dari berbagai sumber :

Baca Juga: Indonesia Baru Saja Konfirmasi Dua Kasus Virus Corona Varian Inggris, Begini Kondisi Kedua Pasiennya

Dibawa dari Arab Saudi

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, dua kasus mutasi B.1.1.7 berasal dari WNI yang kembali dari Arab Saudi.

"Ini dari pelaku perjalanan yang kembali dari Arab Saudi ya," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/3/2021).

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, dua kasus mutasi virus corona itu ditemukan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Ia mengatakan sudah meminta Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk melakukan penelitian terkait mutasi virus tersebut.

"Varian baru virus corona diberitakan sudah ada di Indonesia, masuk di Karawang kami sudah melakukan pelacakan dan meminta kalau boleh tim Unpad untuk meneliti UK B.1.1.7 ini," kata Ridwan di RSP Unpad, Bandung, Rabu.

Baca Juga: Peringatan, Virus Corona Varian Baru yang Sangat Menular di Inggris Sudah Masuk ke Indonesia, IDI Minta Masyarakat Lebih Ekstra Waspada

Shutterstock

Ilustrasi bepergian di tengah pandemi Covid-19

Lebih menular

Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, mutasi virus corona B.1.1.7 lebih menular dari virus corona yang ada sebelumnya.

Dicky mengatakan, penularan mutasi virus corona ini lebih cepat 40-70 persen.

"Ada potensi pada event super spreader atau keramaian akan sangat efektif (menular) itu. Karena 40 sampai 70 persen cepat menular," jelas Dicky kepada Kompas.com, Rabu.

Menurut Dicky, mutasi virus corona ini sama dengan virus corona SARS-CoV-2. Keduanya hanya memiliki perbedaan pada kode genetik.

"Kalau bicara strain baru, virusnya tetap SARS-CoV-2, penyakitnya pun sama, Covid-19, hanya yang berbeda adalah kode genetik dari si virus ini," ujarnya.

Baca Juga: Peringatan, Virus Corona Varian Baru yang Sangat Menular di Inggris Sudah Masuk ke Indonesia, IDI Minta Masyarakat Lebih Ekstra Waspada

Gejala sama

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, gejala yang ditimbulkan akibat terinfeksi mutasi virus corona B.1.1.7 ini sama dengan virus corona yang ada.

Menurut Zubairi, gejala yang paling sering muncul adalah batuk.

"Hampir sama, namun yang paling sering adalah batuk rupanya, jadi batuk itu sekitar 35 persen kasus, kemudian keletihan 32 persen, sakit kepala 32 persen, kemudian nyeri otot 25 persen, kemudian nyeri tenggorokan dan demam," kata Zubairi saat dihubungi Kompas.com, Rabu.

Kendati demikian, ia mengatakan, meski gejala yang ditimbulkannya hampir sama, masyarakat tetap harus peka terhadap gejala utama dari virus tersebut.

"Intinya gejala standar sama saja ada panas sesak, tapi itu gejala utama penting sekali," ujarnya.

Baca Juga: Satu Tahun Jadi Pandemi Global, WHO Sebut Virus Corona Berpotensi Menjadi Endemik, Begini Tanggapan PB IDI

Metode WGS

Sementara itu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, mutasi virus corona B.1.1.7 ini ditemukan melalui metode pengurutan genom atau Whole Genome Sequence (WGS).

"Diurutkan genomnya untuk melihat keseluruhan asam nukleat pada virus, dari urutan itu kita tahu virus ini kelompok yang mana, ada mutasi apa saja, bisa diketahui salah satunya kalau ada varian baru," kata Amin saat dihubungi Kompas.com, Rabu.

Amin mengatakan, mutasi virus corona asal Inggris itu ditemukan oleh Balitbangkes Kementerian Kesehatan setelah melakukan pengerjaan yang cukup lama.

Ia mengatakan, untuk mendeteksi individu terpapar Covid-19 dari mutasi virus corona B.1.1.7, bisa dilakukan melalui laboratorium polymerase chain reaction (PCR).

"Jadi dari PCR dulu, kalau PCR positif baru kita lihat kasusnya, baru dilakukan WGS ke semua isolat. Kita pilih apakah dia menular, apakah gambar jenis berbeda atau infeksi pernah sakit dan terinfeksi lagi," ujarnya.

Baca Juga: Ashanty Dikabarkan Kritis Hingga Meninggal Akibat Corona, Istri Anang Hermansyah: ‘Sadis’

Kewaspadaan masyarakat

Lebih lanjut, Amin mengatakan, penanganan Covid-19 dari mutasi virus corona ini masih sama seperti virus corona sebelumnya.

Ia meminta masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan 3 M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.

"Prosedur penanganannya itu semuanya sama virus mana pun tetap perlakuan kita sama, jadi standar sebagai kewaspadaan umum dari masyarakat 3 M da 3 T juga sama," pungkasnya. (*)

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : Kompas.com, Antara, BBC

Baca Lainnya