Peringatan, Virus Corona Varian Baru yang Sangat Menular di Inggris Sudah Masuk ke Indonesia, IDI Minta Masyarakat Lebih Ekstra Waspada

Kamis, 04 Maret 2021 | 05:00
Freepik.com

Ilustrasi virus corona.

GridHype.ID -Varian baru virus corona yang sangat menular di Inggris telah muncul sejak tahun lalu dan menyebar ke seluruh dunia.

Mutasi virus corona asal Inggris ini sudah ditemukan di negara lain, seperti Belanda, Afrika Selatan, Australia, Denmark, Italia, Islandia, dan Singapura.

Melansir dari kompas.com, mutasi virus corona B.1.1.7 yang berasal dari Inggris disebutkan telah terdeteksi di Indonesia pada Selasa (2/3/2021).

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan bahwa dua kasus mutasi B.1.1.7 ditemukan dari hasil pemeriksaan terhadap 462 sampel menggunakan metode pengurutan genom atau Whole Genome Sequence (WGS).

Baca Juga: WHO Keluarkan Peringatan Jika Covid-19 Bisa Menjadi Endemik, Apa Bedanya dengan Pandemi, Benarkah Virus Corona Tidak Bisa Hilang?

Perlu diketahui, mutasi virus corona B.1.1.7 disebut lebih menular sebesar 70 persen dibandingkan virus corona varian lain.

Sebab, mutasi virus ini mampu bereplikasi lebih cepat di dalam tenggorokan.

Diberitakan Kompas.com, 29 Januari 2021, sebuah penelitian menemukan sejumlah gejala yang lebih sering terjadi pada pasien Covid-19 varian baru di Inggris.

Gejala itu adalah batuk, sakit tenggorokan, dan rasa kelelahan.

Baca Juga: Bisa Menginfeksi Mata, Ini Dia 3 Gejala Virus Corona yang Perlu Diketahui

Berbeda dengan gejala Covid-19 umumnya, pada varian baru virus corona Inggris, gejala kehilangan rasa atau penciuman disebut hanya sebagian kecil kemungkinannya.

Lantas, bagaimana sikap Satgas Covid-19 terkait kemunculan strain B.1.1.7 di Indonesia?

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiu Adisasmito menegaskan, guna mencegah penyebaran virus meluas di Indonesia, pihaknya telah melakukan monitoring dan penjagaan yang ketat di pintu masuk Indonesia.

"Saat ini pemerintah sudah melakukan surveilans kedatangan dari luar negeri untuk mencegah masuknya strain Covid-19 di pintu masuk Indonesia," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (3/3/2021) pagi.

Ia juga mengingatkan kepada masyarakat agar tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah tubuh terpapar virus yang menyerang saluran pernapasan itu.

"Selanjutnya merupakan tanggung jawab kita semua mencegah penularan terjadi di masyarakat dengan disiplin melakukan protokol kesehatan," lanjut dia.

Baca Juga: Pilih Karantina di Ruang Bawah Tanah Karena Positif Covid19, Pasutri ini Justru Ditemukan Meregang Nyawa Oleh Sang Anak yang Masih Berusia 11 Tahun

Lanjutnya lagi, Wiku menjelaskan bahwa Satgas Covid-19 dalam menetapkan kebijakan pelaku perjalanan internasional selalu berusaha adaptif dengan situasi dan kondisi yang ada, termasuk perubahan kebijakan jika diperlukan.

Tak hanya itu, Satgas Covid-19 meminta kepada semua pihak untuk waspada dan tetap berjaga-jaga terhadap mutasi B.1.1.7.

Melansir dari kompas.tv,Ketua satgas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban juga mengimbau bahwa virus corona b-117 dapat bermutasi dan menyebar lebih cepat.

“Yang ditakutkan adalah menjadi lebih mudah menyebar menjadi tidak mempan terhadap obat, menjadi tidak mempan tidak bisa dilindungi dengan vaksin yang sudah ada,” ujar Zubairi melalui video yang diterima tim Kompas.TV, Selasa (2/3).

Baca Juga: Masyarakat Taiwan Gelar Festival Kembang Api, Tradisi Untuk Hilangkan Wabah Penyakit Meski Penyebaran Covid-19 di Sana Tergolong Rendah

Zubairi berharap vaksin yang digunakan di Indonesia dapat menangkal virus corona jenis b-117 dan memproteksi masyarakat.

“Jadi di Inggris bisa ditangkal dengan vaksin yang ada sekarang. Bagaimana di Indonesia, kita mengharapkan hal yang sama jadi semoga vaksin sinovac juga bisa memproteksi terhadap b117,” ujar Zubairi

Selain itu menurutnya, perlu penelitian lebih lanjut tentang varian ini guna memahami ancaman penularannya dan apakah vaksin resmi saat ini efektif melindungi seseorang dari virus jenis b-117.

Karena hingga saat ini, belum ada bukti bahwa vaksin, baik yang dibuat oleh Pfizer dan BioNTech, tidak akan melindungi terhadap varian baru yang dikenal sebagai garis keturunan B.1.1.7 ini.

“Ini memerlukan penelitian yang memang seharusnya kita mulai saja penelitian apakah vaksin yang ada sekarang bisa melindungi terhadap b117,” lanjut Zubairi.

Diberitakan Kompas.com, 30 Desember 2020, Zubairi mengatakan, saat ini tidak ada bukti bahwa varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah atau peningkatan risiko kematian.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Vaksinasi Covid-19 Ternyata Bisa Timbulkan Efek Samping yang Disebut sebagai Covid Arm, Apa Itu?

Selain itu, Zubairi mengatakan bahwa varian baru ini tetap akan terdeteksi menggunakan uji PCR.

"Tetap mampu mendeteksi (dengan PCR). Tes PCR ini bisa mendeteksi tiga spike (seperti paku-paku yang menancap pada permukaan virus corona) berbeda," kata dia.

(*)

Tag

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber Kompas.com, Kompas.tv