Masyarakat Taiwan Gelar Festival Kembang Api, Tradisi Untuk Hilangkan Wabah Penyakit Meski Penyebaran Covid-19 di Sana Tergolong Rendah

Senin, 01 Maret 2021 | 19:45
reuters.com

Kasus Covid-19 di Taiwan Rendah, Rakyatnya Gelar Festival Kembang Api yang Telah Jadi Tradisi untuk Hilangkan Wabah Penyakit

GridHype.ID - Petasan menerangi langit Taiwan saat orang-orang merayakan festival tradisional.

Melansir dari reuters.com, pada Jumat malam masyarakat Taiwan merayakan festival tradisional di Selatan Pulau meski tengah menghadapi situasi pandemi.

Masyarakat diizinkan karena jumlah kasus penyebaran covid-19 di Taiwantergolong rendah.

Baca Juga: Datanya Tidak Diungkap Secara Jelas, Jepang Sebut Vaksin Sinovac China Tak Bisa Dipercaya: Banyak Hal Tidak Jelas di Sana

Festival Kembang Api Sarang Lebah di Yanshui, Tainan, dekat dengan ibu kota tua Taiwan, terkenal dengan suasananya yang berisik dan berapi-api.

Peserta mengenakan helm sepeda motor dan mantel tebal untuk menghindari cedera saat jalanan dibombardir dengan kembang api dan petasan.

Diadakan bertepatan dengan Festival Lentera, yang menandai hari terakhir perayaan Tahun Baru Imlek, acara tersebut diragukan karena kekhawatiran pemerintah tentang COVID-19.

Baca Juga: Waspada Vaksin Palsu Beredar di Pasaran, China Tangkap Pelaku Pembuat Vaksin Isi Larutan Garam, Sebut Raup Keuntungan Hingga Rp250 Juta Lebih

Meskipun Taiwan memiliki kurang dari 30 kasus aktif.

Pemerintah Tainan tetap mengizinkan festival itu dilaksanakan.

Namun, dengan peraturan pembatasan orang yanghadir dalam festival tersebut.

Weng Tsai-chin, ketua Kuil Yanshui Wu, mengatakan pada tahun-tahun sebelumnya sebanyak 200.000 orang datang ke festival tersebut.

“Meskipun Anda tidak melihat terlalu banyak orang di sini, ada banyak orang yang menonton siaran langsung di malam hari,” katanya.

Baca Juga: Kesepakatan Beli 5 Juta Dosis Vaksin BioNTech Ditunda, Taiwan Siratkan Ada Potensi Tekanan dari China

Acara ini disebut Festival Kembang Api Sarang Lebahkarena pada saat bersamaan ribuan roket diluncurkan di sepanjang jalan yang menciptakan raungan besar sehinggaterdengar seperti lebah.

Festival ini dimulai pada akhir abad ke-19 selama wabah kolera, ketika kembang api dinyalakan untuk mengusir penyakit, dengan penduduk memohon kepada dewa perang untuk membantu mereka saat krisis.

“Banyak orang mendukung festival untuk dilanjutkan tahun ini dan kami tidak bisa berhenti mengadakan festival,” kata warga Ah Hsien, 18.

Baca Juga: Usai Penyelidikan WHO di Wuhan Berakhir, Perdebatan AS dan China atas COVID-19 Justru Berlanjut

“Kami khususnya perlu mengadakannya sekarang selama pencegahan epidemi. Ini adalah budaya untuk menghilangkan wabah," pungkasnya.

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber reuters.com