Sukses Pangkas Bobot hingga 25 Kg, Buku Diet Milik Tya Ariestya Tuai Kontroversi karena Sebut Sayuran Jadi Penghambat Turunnya Berat Badan

Jumat, 05 Maret 2021 | 10:15
Instagram @tya_ariestya

Isi buku diet Tya Ariestya menjadi buah bibir netizen.

GridHype.ID - Artis Tya Ariestya tiba-tiba ramai diperbincangkan publik.

Pasalnya Tya Ariestya baru-baru ini berbagi pengalamannya saat menurunkan berat badan dalam bentuk buku.

Tya Ariestya dianggap sukses menurunkan berat badan yang cukup fantastis.

Baca Juga: Program Dietnya Jadi Inspirasi, Buku Diet Ala Tya Ariestya Justru Tuai Kritikan Pedas dari Fitnes Influencer: RIP Dunia Gizi

Tya pun mencoba menuliskan kisah diet suksesnya di media sosial, sampai akhirnya dirilis dalam bentuk buku.

Buku tersebut diberi judul 'The Journey of Fit Tya Ariestya'.

Gara-gara buku tersebut, Tya Ariestya mendadak ramai menjadi perbincangan di media sosial.

Baca Juga: Ungkap Jika dalam Tubuhnya Lebih Banyak Hormon Laki-laki, Jadi Penyebab Tya Ariestya Sulit Hamil Secara Normal

Beberapa orang sukses langsing dengan mengikuti pola diet tersebut.

Namun ada pula yang tidak cocok dan mengalami susah buang air besar.

Salah satu influencer Yulia Baltschun turut mengutarakan pendapatnya lewat kanal IG TV akun Instagram pribadinya.

Wanita yang juga pengiat olahraga dan diploma Food Production itu mengaku awalnya tak ingin ikut campur.

Baca Juga: Rizky Billar Tak Bisa Tahan Tawa Lihat Foto Masa Kecil Lesty Kejora, Tya Ariestya Sebut Ada Kemiripan : Jodoh Mungkin

Dilansir dari Tribun Medan dari Ig TV Instagram @yuliabaltschun Rabun (3/3/2021), YuliaBaltschun mengaku belum membaca buku milik Tya Ariestya.

Dirinya hanya membaca rangkuman buku Tya Ariestya lewat utas di Twitter.

"Thread yang aku baca dibikin sama semacam community gizi di Jogja gitu. Di situ ada tim medis, ahli gizi dan dokter-dokter gitu," ungkap Yulia Baltschun.

Baca Juga: Merasa Tak Nyaman hingga Berniat untuk Hamil Lagi, Tya Ariestya Sukses Turunkan Berat Badannya hingga 16 Kg dalam 2,5 Bulan, Ini Rahasianya

Yang membuatnya kesal adalah kurangnya peran pemerintah dalam menindak kasus serupa.

Jebolan Masterchef Indonesia season 4 itu menyebut harusnya ada pihak di bawah kementerian kesehatan yang turun tangan.

Apalagi tren diet ekstrem di Indonesia sudah kerap terjadi dan membahayakan banyak pihak.

Baca Juga: Layaknya Mal! Tya Ariestya Kagum Saat Bertandang ke Rumah Mewah Milik Nia Ramadhani, Luasnya 4000 Meter

"Harusnya ada (instansi) di bawah Kementrian Kesehatan yang udah nindak serius hal-hal kayak gini."

"Karena kejadian kayak gini nggak terjadi cuma satu dua kali," terang Yulia Baltschun.

Lebih lanjut, Yulia Baltschun mengungkap jika keresahan yang dialaminya juga dirasakan oleh rekan-rekan seprofesinya.

Baca Juga: Bikin Shock Rekan Artisnya, Fitri Tropica Dapat Kado Tak Biasa dari Anak Presiden, Tya Ariestya: Seriusan?

Istri dari Scot Humpreys itu menegaskan jika ia tidak bermaksud menjelek-jelekkan Tya Ariestya.

Ia hanya resah dengan isi konten buku Tya Ariestya yang dianggap ambigu dan cukup membahayakan.

Dilansir dari Banjarmasin Post, akun edukasi gizi @gizipedia_id pun membahas pola diet yang dijalani Tya menjadi sebuah utas.

Baca Juga: Bikin Syok Banyak Orang dengan Kematiannya yang Mendadak, Kenang Keberhasilan Rina Gunawan Sukses Turunkan Berat Badan hingga 30 Kg Hanya dalam Waktu 5 Bulan

Diet yang dijalani Tya Ariestya dan dibagikan lewat buku dianggap memunculkan beberapa kesalahpahaman soal gizi yang perlu diluruskan.

Nah ada 5 hal yang disoroti dalam kontroversi buku diet Tya Ariestya.

1. Sayuran dianggap menghambat penurunan berat badan

Akun @gizipedia_id mengaku mendapatkan beberapa bertanyaan mengenai apakah sayur-sayuran bisa membuat gemuk.

Baca Juga: Keinginannya Untuk Melihat Kedua Anaknya Menikah Sirna, Sebelum Meninggal Rina Gunawan Ikuti Diet Online hingga Berat Badannya Turun 30 Kg Dalam Waktu Singkat

Setelah ditelusuri mengapa ada banyak pertanyaan serupa, ternyata penyebabnya adalah buku diet Tya Ariestya tersebut.

Beberapa poin yang disoroti adalah bagaimana buku tersebut menulis bahwa makanan berserat seperti sayur bisa mengganggu bakteri baik dalam tubuh dan bakteri baik yang terganggu tidak menyerap nutrisi penting dari lambung dan usus.

Kemudian, makanan berserat disebut menyebabkan perut kembung dan diare pada beberapa orang.

Baca Juga: Sukses Turunkan Berat Badan Sampai 60 Kg, Ricky Cuaca Tetap Makan 5 Kali Sehari

Menurut @gizipedia_id, buku tersebut juga menyebut sayur mentah dapat menyebabkan kenaikan berat badan.

2. Boleh bebas makan garam

Utas tersebut juga menyoroti pembahasan dalam buku yang menuliskan ayam fillet tanpa kulit boleh dimakan dengan bumbu apapun, termasuk bebas menggunakan garam.

Padahal, Kementerian Kesehatan RI sudah mengeluarkan pedoman konsumsi gula, garam dan lemak, di mana konsumsi garam harian hanya boleh satu sendok teh atau setara 2.000 miligram natrium.

Baca Juga: Terlalu Banyak Konsumsi Karbohidrat Bikin Gemuk? Cek Fakta Berikut!

3. Menu Diet Murah

@gizipedia_id menyoroti harga menu satu kali makan yang tertulis dalam buku Tya Ariestya hanya Rp 4.350 saja.

Angka tersebut dianggap tidak realistis jika disesuaikan dengan perencanaan makan yang tercantum, yaitu termasuk menyertakan multivitamin, omega 3 dan biskuit diet, termasuk konsultasi dokter.

Baca Juga: Ampuh Atasi Kulit Kendur, Ternyata 7 Cara Mudah Ini Efektif Kencangkan Kulit

4. Diet rendah kalori

Salah satu menu makanan yang disoroti adalah menu yang dirancang pada 19 Oktober 2020, di mana asupan kalori hariannya kurang dari 500 kalori.

Di sisi lain, Very Low Calorie Diet (VLCD) atau pola diet yang sangat rendah kalori tersebut dinilai tidak baik untuk kesehatan jika dilakukan dalam jangka panjang.

Baca Juga: Diet Nasi Selama 2 Tahun, Begini Kisah Juwita Bahar Telan Pil Pahit Sempat Terbaring Koma 15 Hari Sampai Idap Penyakit Serius

5. Bisa kurus tanpa sayur

Selain melalui buku, Tya juga menyampaikan lewat video di kanal YouTube-nya tentang keberhasilan menurunkan berat badan tanpa sayur.

Akun @gizipedia_id menganggap apa yang disampaikan lewat buku dan video YouTube tersebut seperti menyamaratakan proses diet untuk semua orang.

Padahal, metabolisme tubuh orang berbeda-beda, sehingga pola diet yang sukses untuk seseorang belum tentu cocok untuk orang lainnya.

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Kompas.com, Banjarmasin Post

Baca Lainnya