Tangan dan Kaki Tak Bisa Digerakkan, Bocah 10 Tahun Ini Meninggal Dunia Gara-gara Kecanduan Game Online, Berikut Dampak Paparan Radiasi Gadget

Senin, 01 Maret 2021 | 10:45
Freepik

Ilustrasi anak kecanduan gadget.

GridHype.ID - Masih sering kecanduan game online?

Baru-baru ini bocah berusia 12 tahun meninggal dunia gara-gara game online.

Dilansir Tribunnews.com, Bocah bernama Raden Tri Sakti tersebut mengalami gangguan syaraf dan mengeluh sakit kepala.

Baca Juga: Lagi-lagi Kembali Terjadi, Diduga Lantaran Kecanduan Game Online, Bocah 12 Tahun Meninggal Dunia Usai Mengeluh Sakit Kepala

Saat dirawat, kaki dan tangan korban tak bisa digerakkan sama sekali.

Menurut dokter, bocah tersebut mengalami gangguan syaraf akibat radiasi HP.

Raden Tri Sakti (12), Warga Dusun Bangkuang, Desa Salam Jaya, Kecamatan Pabuaran, Subang, dikenal sangat suka bermain game online sehingga orang menyebutkanya kecanduan game online.

Baca Juga: Terungkap! Usai Mutilasi Mayat Rinaldi, Kedua Tersangka Sempat Tidur dan Main Game Online

Dokter yang memeriksanya, menidagnosa Raden Tri Sakti meninggal dunia karena gangguan syaraf akibat radiasi hape atau smartphone.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunjabar.id melalui aparat desa setempat, almarhum Raden Tri Sakti kecanduan bermain game online, akibatnya setiap hari ia tak lepas dari smartphone.

Babinsa Desa Salam Jaya Sertu Sugeng mengatakan, korban sebelum meninggal Raden Tri Sakti sempat dirujuk ke RSU Siloam Purwakarta.

Baca Juga: Habiskan Waktu 22 Jam Sebulan Penuh, Remaja Malang Ini Terpaksa Derita Penyakit Mengerikan!

"Menurut Keterangan dari pihak keluarga, almarhum di bawa berobat ke RSU Siloam Purwakarta bulan lalu, karena sering mengeluh sakit kepala," ujar Sertu Sugeng ketika dikonfirmasi Tribun melalui sambungan telepon, Rabu (24/2/2021).

Sugeng menuturkan berdasarkan hasil diagnosa dokter RSU Siloam, Raden Tri Sakti mengalami gangguan syaraf akibat radiasi.

“Kata dokternya ada gangguan syaraf yang kemungkinan diakibatkan radiasi HP," katanya.

Baca Juga: Buktikan Ketulusannya, Pria Ini Nikahi Gadis Lumpuh dengan Modal Rp11 Juta

Sertu Sugeng menuturkan, Raden Tri Sakti sempat menjalani rawat inap selama dua pekan di rumah sakit tersebut.

"Katanya juga dirawat selama 16 hari, namun sama sekali tidak ada perubahan. Bahkan kaki dan tangannya tidak bisa digerakan sama sekali, akhirnya korban dibawa pulang,” tutur Sertu Sugeng.

Meski kondisi Raden Tri Sakti semakin parah, pihak keluarga terpaksa membawa pulang dan dilanjutkan dengan berobat jalan.

Baca Juga: Asyik Main Game Online, Pria Ini Tak Sadar Menenggak Minuman Hingga Tewas

"Mungkin karena tak kunjung membaik, makannya dibawa pulang, tapi tetap berobat jalan di RSU Siloam," lanjutnya.

Kendati demikian, meski sempat menjalani pengobatan rawat inap dan berobat jalan, kondisi Raden Tri Pambudi kian parah hingga meninggal dunia pada Selasa (23/2/2021).

"Almarhum sudah dikebumikan, namun bukan positif Covid-19, itu jelas karena gangguan syaraf," pungkas Sertu Sugeng.

Baca Juga: Kecanduan Game Online, Wanita 29 Tahun Dapati Seluruh Bola Matanya Merah, Bahkan Bagian Putih Sampai Tak Terlihat

Sementara itu, kabar meninggalnya bocah 12 tahun yang kecanduan game online ini membuat pakar ikut angkat bicara.

Dilansir dari Kompas.com, dokter spesialis anak dan konsultasi neorologi anak di RSCM, dr. Rr Amanda Soebandi mengatakan bahwa penyebab kematian pasien bukan karena radiasi ponsel.

Ia menjelaskan, sampai saat ini tidak ada laporan ilmiah kematian yang disebabkan langsung oleh radiasi piranti digital.

Baca Juga: Miris! Viral Video Siswa Kalap Bawa Celurit ke Sekolah karena Tak Terima Handphonenya Disita

"Dari segi medis-neurologis, penyebab kematian pasien ini kemungkinan adalah penyakit yang menyebabkan sakit kepalanya," ujar Amanda saat dihubungi Kompas.com, Jumat (26/2/2021).

Meski tidak dapat mendiagnosis pasien karena tidak secara langsung memeriksanya, Amanda memprediksi bahwa sakit kepala yang diderita pasien setidaknya sudah dialami setidaknya selama sebulan.

Menurutnya, sakit kepala kronik berulang dapat disebabkan oleh kelainan di dalam otak, misalnya tumor otak atau kelainan pembuluh darah otak.

Baca Juga: 10 Kesalahan yang Bikin Baterai Smartphone Boros Saat Mengisi Daya, Jangan Lagi Dilakukan

"Kemungkinan besar kelainan dalam otak itulah yang menjadi penyebab kematiannya, bukan radiasi ataupun kecanduan ponsel," ujar Amanda.

"Hingga saat ini tidak ada bukti ilmiah apa pun yang menunjukkan bahwa radiasi ponsel dapat menyebabkan kematian," lanjut dia.

Dampak Kesehatan Terkait Paparan Radiasi Gadget

Mengenai paparan radiasi, Amanda mengungkapkan bahwa paparan radiasi sampai saat ini tidak ada bukti konklusif dapat menyebabkan penyait serius.

Baca Juga: Langgar Aturan, Ashanty Kesal Gegara Anang Hermansyah Berikan Kado Ini untuk Arsy

Namun, ada efek-efek lain dari penggunaan piranti digital (gadget) yang berlebih, berikut rinciannya:

1. Layar gadget mengeluarkan radiasi panas, hal ini dapat menyebabkan sindrom mata kering.

2. Paparan berlebih terhadap aktivitas di media digital menyebabkan anak lebih sedikit aktivitas fisik dan lebih miskin pengalaman sensorik, lebih sedikit bermain outdoor dan bermain yang membutuhkan koordinasi gerak motorik yang lebih beragam dan kompleks.

Baca Juga: Jangan Biasakan Beri Anak Balita Ponsel Saat Rewel, Bisa Bikin Mata Juling

Hal ini dapat mengganggu perkembangan anak.

3. Apabila selama menggunakan gadget postur anak tidak baik, misalnya sambil tiduran atau tengkurap di tempat tidur, leher mendongak atau menunduk, punggung bungkuk, maka sikap ini dapat menyebabkan efek fisik, antara lain berupa sakit kepala yang kita sebut dengan "tension headache".

Yang perlu diperhatikan, selain sakit kepala juga bisa sakit punggung maupun cedera pada tangan/lengan bila menggunakan keyboard atau trackpad/mouse dalam waktu lama.

Baca Juga: 10 Kesalahan Saat Mengisi Daya Handphone ini Bisa Bikin Baterai Cepat Boros dan Berumur Pendek, Jangan Lagi Dilakukan Ya

Tetapi, hal ini berbeda dengan sakit kepala yang disebabkan kelainan dalam otak. "Tension headache" ini tidak berbahaya namun mengganggu.

4. Kebiasaan menggunakan piranti digital, terutama dengan "multitasking," menyebabkan anak lebih sulit berkonsentrasi dan mudah teralihkan perhatiannya.

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Tribunnews.com, KOMPAS.com

Baca Lainnya