Gridhype.id-Kabar bahagia kembali datang dari keluarga Kerajaan Inggris.
Setelah kemarinPutri Eugenie melahirkan anak pertamanya bersama Jack Brooksbank pada 9 Februari 2021 lalu, kini gililran Meghan Markle yang mengumumkan kehamilan kedduanya.
Sebelumnya diberitakan jika Meghan sempat mengalami keguguran pada Juli 2020 lalu, dan kini dirinya kembali dikaruniai seorang bayi di dalam rahimnya.
Kabar bahagia tersebut dikonfirmasi oleh juru bicara Meghan Markle dan Harry.
“Kami dapat menginformasikan bahwa Archie akan menjadi seorang kakak,” ungkap juru bicara Meghan Markle dan Harry yang dikutip melalui People, Senin (15/2/2021).
“Duke dan Duchess of Sussex merasa sangat bahagia untuk menantikan anak kedua mereka,” sambungnya.
Sebelumnya, kabar bahagia terkait kehamilan kedua Meghan tersebar melalui foto yang diunggah oleh salah seorang sahabat Meghan yang bernama Misan Harriman melalui akun Instagram resminya.
“Meg, I was there at your wedding to witness this love story begin, and my friend, I amn honoured to capture it grow. Congratulations to The Duke and Duchess of Sussex on this joyous news!” tutur Misan melalui akun instagramnya @misanharriman.
Dalam foto yang diunggah tersebut, terlihat Meghan yang sedang berbaring di atas paha Pangeran Harry kemudian memamerkan baby bump nya seraya tersenyum.
Kabar mengenai kehamilan Meghan tentu disambut suka cita oleh warganet, karena tentu Archie (anak pertama Megan) akan segera memiliki seorang adik.
Sempat Keguguran
Sebelumnya diberitakan jika Meghan Markle sempat mengalami keguguran padad Juli 2020 lalu.
Pegakuan tersebut tertuang dalam surat terbuka kepada New York Times.
Meghan Markle bahkan dikabarkan mengalami keguguran yang parah pada bulan Juli lalu.
"Pagi itu di bulan Juli saya memulai hari seperti biasa. Membuat sarapan. Beri makan anjing-anjing. Minum vitamin," tulis Meghan mengawali suratnya seperti dikutip Hello Magazine.
"Menemukan kaus kaki yang hilang. Mengambil krayon yang ada di bawah meja. Mengikat rambut ekor kuda sebelum menggendong anak saya dari tempat tidurnya," lanjut dia.
Namun tiba-tiba sesuatu yang tak terduga terjadi usai Duchess of Sussex mengganti popok bayi Archie.
"Setelah mengganti popoknya, saya merasakan kram yang sangat sakit. Lalu saya jatuh ke lantai dengan posisi memeluk Archie," ungkap Meghan.
Tak ingin membuat anak panik, perempuan berusia 39 tahun itu menyenandungkan lagu pengantar tidur agar suasananya tetap tenang.
Meghan juga bernyanyi dengan nada ceria walaupun perasaannya mengatakan ada sesuatu yang tidak beres.
"Aku tahu, saat aku menggenggam anak sulungku, aku kehilangan anak kedua," kata dia.
Beberapa jam setelah kejadian itu, Meghan terbaring di ranjang rumah sakit dan memegang tangan suaminya.
Dia merasakan kelembutan telapak tangan Pangeran Harry yang juga mencium buku jarinya.
Meghan merasakan tangannya basah oleh air mata dia dan suami.
"Menatap pada dinding putih yang dingin, mata saya berkaca-kaca. Saya mencoba membayangkan bagaimana kita akan sembuh," lanjut Meghan.
Lalu dia teringat momen tahun lalu saat menyelesaikan tur panjang di Afrika Selatan bersama Pangeran Harry. Ketika itu Meghan merasa kelelahan.
Namun ia tetap harus menyusui Archie dan berusaha tampil kuat di muka publik.
Pada waktu bersamaan, ada seorang jurnalis yang bertanya kepadanya, "apakah kamu baik-baik saja?".
Meghan menjawab pertanyaan itu dengan jujur.
Baca Juga: Positif Covid-19, Ashanty Alami Demam Tinggi Hingga Sesak Napas, Aurel Hingga Arsy Ikut Terpapar
"Terima kasih telah bertanya. Tidak banyak orang yang bertanya apakah aku baik-baik saja," sebut dia.
Jawaban itu ternyata menuai beragam respons. Sebab tak sedikit ibu baru, orang yang lebih tua, dan masih banyak orang lainnya yang diam-diam menderita.
"Duduk di ranjang rumah sakit, menyaksikan hati suamiku hancur saat dia mencoba memegang kepalaku, saya menyadari satu-satunya cara untuk mulai sembuh adalah bertanya, 'apakah kamu baik-baik saja?'," kata Meghan.
Dalam tulisannya yang berjudul The Losses We Share, dia merefleksikan pentingnya memerhatikan orang lain, terlepas dari banyak perbedaan di antaranya.
"Kehilangan seorang anak berarti membawa kesedihan yang hampir tak tertahankan dan ini dialami oleh banyak orang. Tapi hanya sedikit yang membicarakannya," kata Meghan.
Saat merasakan sakitnya kehilangan, dia dan Pangeran Harry melihat di dalam suatu kamar ada 100 perempuan.
Meghan berpikir, 10-20 di antara perempuan tersebut akan mengalami keguguran.
Setiap orang yang mengalami keguguran pasti merasakan sakitnya kehilangan. Tapi percakapan tentang keguguran masih tabu.
Selain itu, ada pula yang merasa malu untuk mengungkapkan kondisinya. Hal itu membuat mereka mengalami siklus berkabung sendirian.
Dalam suratnya Meghan melanjutkan, hari Thanksgiving ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Terlebih sebagian besar orang tidak merencanakan liburan seperti sebelumnya.
Banyak pula orang yang berpisah dari orang-orang yang dicintai, merasa sendirian, sakit, takut, terpecah belah, dan mungkin berjuang untuk menemukan sesuatu.
"Apa pun itu penting untuk disyukuri. Mari kita berkomitmen untuk bertanya kepada orang lain, 'apakah kamu baik-baik saja?'," ujar Meghan.
"Walaupun mungkin ada yang tidak setuju, tapi kebenarannya kita lebih terhubung daripada sebelumnya atas semua yang dialami, baik secara individu maupun komunitas pada tahun ini," tambah dia.
Meghan mengaku saat ini ia dan Pangeran Harry sedang menyesuaikan diri dengan keadaan normal baru.
Wajah yang ditutupi masker memaksa mereka untuk saling menatap mata. "Terkadang tatapan mata itu dipenuhi kehangatan, tapi di waktu lain diisi air mata."
"Untuk pertama kalinya, dalam waktu yang lama, sebagai manusia, kami benar-benar terhubung satu sama lain," ujar Meghan.
Di akhir suratnya dia menulis, "apakah kita baik-baik saja? Kita akan baik-baik saja."
Sementara itu, Meghan bukan satu-satunya perempuan kerajaan yang pernah mengalami keguguran.
Cucu Ratu Elizabeth lainnya, Zara Tindall pernah mengalami dua kali keguguran sebelum memiliki anak kedua.
The Countess of Wessex juga kehilangan calon anak pertamanya pada bulan Desember 2001 ketika dilarikan ke rumah sakit karena mengalami kehamilan ektopik yang berpotensi mengancam nyawa.
(*)