Jangan Sampai Terkecoh dengan Pedagang Nakal, Ini Ciri Tempe yang Harus Kamu Waspadai

Sabtu, 13 Februari 2021 | 13:45
Creative Commons/Ocdp

Cara memilih tempe yang masih segar

GridHype.ID - Tempe menjadi salah satu lauk-pauk harian yang selalu terhidang di meja makan orang Indonesia.

Rasanya yang enak dan harganya yang murah menjadi alternatif protein yang jadi pilihan keluarga Indonesia.

Tak hanya murah, tempe juga bisa dikreasikan dengan berbagai macam santapan enak.

Baca Juga: Tempe Mendoan Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes, Ahli Pangan IPB Beberkan Cara Terbaik Makan Makanan dari Kedelai Ini

Meski murah dan gampang ditemukan, tak jarang ada pedagang nakal yang bikin semua terkecoh.

Apalagi jika kita tidak teliti, bisa saja kita mengambil tempe yang sudah turun kualitasnya.

Maka dari itu, saat membeli tempe kita harus memperhatikan hal penting ini.

Mengutip dari kompas.com, seorang koki dari Hotel Santika Cirebon Aguk Prasetiyo membagikan tips memilih tempe yang tepat.

Dengan begitu kalau kamu menemukan tempe dengan 3 tanda ini sebaiknya jangan dipilih.

1. Warna tempe kecoklatan

Perhatikan warna tempe dan jamurnya.

Pasti kamu akrab dengan tempe yang memiliki warna kuning dan jamurnya berwarna putih.

Baca Juga: Mudah Busuk, Begini Cara Simpan Tempe Agar Tahan Sampai 3 Hari dan Terjaga Kenikmatannya Saat Disantap

Nah, pastikan kamu memilih tempe dengan paduan warna demikian.

Pasalnya Chef Aguk menyebutkan bahwa tempe yang sudah berubah warna menjadi kecolatan artinya sudah mulai mengalami pembusukan.

2. Mudah hancur

Ciri lain yang perlu kamu hindari yaitu mudah hancur.

Pilihlah tempe yang memiliki tekstur padat serta jamur yang layaknya kapas.

Coba tekan tempe secara perlahan, dan pastikan keras dan tidak mudah hancur.

Hindari tempe yang butirannya sudah mulai terlepas karena kualitasnnya sudah menurun.

Hindari juga tempe yang agak basah dan mudah patah karena akan cepat busuk.

Baca Juga: Dikenal Kaya Protein, Konsumsi Tempe Saat Tubuh dalam Kondisi Ini Sangat Dilarang loh, Begini Penjelasannya

3. Aroma jamur menyengat

Tempe sendiri memang terbentuk dari proses fermentasi sehingga timbulah jamur putih di sela-selanya.Tetapi tempe yang bagus akan mengeluarkan aroma yang tidak menyegat atau sangit.

Ketika memilih tempe cobalah hirup aromanya, kalau sudah mulai menimbulkan aroma menyengat maka hindari karena artinya sudah mulai mengalami pembusukan.

Setelah dibeli pun, pastikan tidak terus menerus disimpan di kulkas.

Perlu diketahui tempe hanya bertahan selama 3-5 hari.

Kasus keracunan tempe sengek di Kulon Progo

(DOKUMENTASI POLSEK TEMON)
(DOKUMENTASI POLSEK TEMON)

Warga dirawat di rumah sakit terdekat setelah mual, muntah dan diare usai menyantap tempe di Kalurahan Kulur, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dilansir dari Kompas.com, usai menyantap makanan tempe sengek, 10 orang dirawat di berbagai rumah sakit dan klinik Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Diduga, mereka keracunan tempe yang disantap itu.

Baca Juga: Alih-alih Jadi Pilihan Sehat, Tempe yang Dibungkus Daun Pisang Ternyata Bahayakan Tubuh, Begini Penjelasannya

Korban merupakan warga Pedukuhan Truman di Kalurahan Kulur, Kapanewon (kecamatan) Temon.

Mereka terdiri dua lansia, enam orang dewasa dan dua anak-anak. Enam di antaranya adalah perempuan.

"Polisi sudah mendatangi TKP di Kulur semalam. Kami masih menyelidiki kasus ini," kata Kasubag Humas Polres Kulon Progo Iptu I Nengah Jeffry via pesan, Rabu (10/2/2021).

Diperkirakan, semua berawal dari makanan tempe sengek, penganan yang dimasak dengan santan kental, yang dijual seorang pedagang sayur bernama Sarmi asal Kalurahan Hargorejo.

Sarmi menjual tempe ini pada warga. Selain menjual, Sarni juga membagi tempe itu sebagai oleh-oleh bagi kerabatnya di Trukan.

Tak lama, beberapa warga mengaku merasa mual, muntah dan diare.

Baca Juga: Sering Ada di Meja Makan, Siapa Sangka Konsumsi Tempe Setiap Hari Bisa Picu Beragam Penyakit

Ini terjadi baik pada anggota keluarga yang menerima oleh-oleh maupun warga yang membeli tempe.

Beberapa warga sampai dilarikan ke rumah sakit maupun klinik terdekat.

(*)

Editor : Ruhil Yumna

Sumber : Kompas, Nakita

Baca Lainnya