Netizen Khawatir Naik Pesawat Tua Pasca Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182, Kapten Vincent Raditya Beri Penjelasan

Selasa, 12 Januari 2021 | 17:45
TRIBUNNEWS/ DANY PERMANA

Pesawat Sriwijaya Air tinggal landas meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Minggu (26/5/2013).

GridHype.ID - Tanah Air masih berduka terkait kecelakaan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Diketahui pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB.

Pesawat tersebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Baca Juga: Dua Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Diduga Gunakan Identitas Palsu Untuk Terbang ke Pontianak, Kasusnya Kini Sedang Diselidiki Pihak Kepolisian

Sebanyak 62 penumpang termasuk kru pesawat menjadi korban kecelakaan nahas tersebut.

Pemerintah terus memberikan upaya dan perkembangan terkait investigasi maupun pencarian para korban.

Kecelakaan tersebut menjadi kecelakaan pertama armada maskapai Sriwijaya Air.

Baca Juga: Satu Korban Sriwijaya Air SJ182 Berhasil Diidentifikasi Atas Nama Okky Bisma, Melalui Pencocokkan Data Antemortem dan Postmortem

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa kecelakaan pesawat di Indonesia pernah terjadi beberapa kali sebelumnya.

Hal ini sempat membuat publik khawatir untuk menggunakan transportasi udara.

Terlebih lagi jenis pesawat yang dianggap 'tua' oleh publik.

Menanggapi kekhawatiran publik, Kapten Vincent Raditya memberikan penjelasan dalam video yang ia unggah di kanal Youtube pribadinya, Vincent Raditya.

Video yang diunggah pada Minggu (10/1/2021) telah ditonton lebih dari 6 juta kali dan memuncaki posisi pertama di trending Youtube.

Baca Juga: Update Terbaru Proses Evakuasi Korban Sriwijaya Air SJ182, Tim SAR Temukan 74 Kantong Jenazah dan Satu Penumpang Berhasil Diidentifikasi

Dengan judul 'Bahaya Pesawat Tua! Pesawat Sriwijaya SJ-182 26 Tahun!', kapten Vincent Raditya memberikan penjelasan kepada publik terkait keamanan menggunakan pesawat tua.

"Pesawat yang dikatakan tua ketika mereka sudah memasuki 50.000 jam ke atas. Ini bisa dikatakan sudah memasuki masa tuanya," tutur kapten Vincent.

"Tidak ada batasan untuk pesawat itu harus berhenti dioperasikan. Sampai pesawat tahun 1930, 1940 pun kalau memang dirawat dengan baik masih bisa digunakan," tambahnya.

Baca Juga: Nekat Bikin Konten di Lokasi Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182, Kapten Vincent Raditya Kena Tegor Melanie Subono

Kapten Vincent juga menjelaskan mengapa sebuah maskapai memilih untuk mengganti pesawat baru dan menghentikan penggunaan pesawat lama.

"Cuma yang jadi masalah adalah biaya. Semakin lama pesawat itu digunakan, semakin banyak jam terbangnya, semakin banyak dilakukan pengecekan," ujarnya.

"Tiba di satu titik di mana mereka harus mengeluarkan uang terlalu besar, jadi ngga layak lagi untuk dipertahankan misalnya. Lebih baik kita ganti pesawat baru," jelasnya.

Kapten Vincent mengklarifikasi bahwa antara pesawat tua dan pesawat baru tidak bisa dijadikan sebagai satu indikator kalau pesawat tua akan jatuh.

"Tidak bisa menjadi satu indikator di mana satu pesawat ini 'wah pesawat baru pasti ngga kenapa-kenapa', 'pesawat bekas pasti ada apa-apa', ngga. Ngga juga," terangnya.

Baca Juga: Awan Ini Jadi Penyebab Berbagai Tragedi dari AirAsia, Adam Air, Garuda hingga Sriwijaya Air, Begini Penjelasan Kenapa Cumulonimbus Jadi 'Mimpi Buruk' Penerbangan

"Karena untuk terjadinya satu kecelakaan, bukan umur pesawat yang dilihat. Dilihat dari banyak sekali faktor," tambah kapten Vincent.

Bahkan, demi menjawab kekhawatiran publik, kapten Vincent mengungkapkan dirinya pernah membawa pesawat tua.

"Ya, selama mereka (pesawat tua) dirawat dengan baik. Yang jelas adalah bagaimana dia dirawat. Banyak juga pesawat tua yang dirawat dengan baik sehingga kita datang ke pesawat aja semuanya berjalan dengan baik," ujar kapten Vincent.

Baca Juga: Menerka Penyebab Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ182, Ada Dugaan Kuat Akibat Awan Berbahaya Cumulonimbus

"Jadi simpelnya, pesawat ini sudah ada rekomendasi kapan dia harus dicek. Mereka sudah memiliki program pemeliharaan di mana pesawat harus dipastikan dalam keadaan aman untuk terbang," jelasnyanya.

"Jadi, umur tidak bisa menjadi satu determinasi pesawat itu jelek," tandasnya.

(*)

Tag

Editor : Linda Fitria

Sumber YouTube