GridHype.ID -Baru-baru ini publik tengah dihebohkan dengan rekaman suara yang beredar di media sosial.
Rekaman suara tersebut diduga berisi percakapan antara pengawal Muhammad Rizieq Shihab (MRS).
Sontak saja, rekaman suara tersebut ramai dibahas publik, termasuk salah satu pakar telematika, Roy Suryo.
Ya, Roy Suryo turutmengomentari rekaman berdurasi 19 menit 46 detik yang diduga isi percakapan pengawal MRS sebelum terjadinya insiden penembakan oleh polisi.
Sebelumnya, rekaman tersebut diklaim Polda Metro Jaya sebagai bukti bahwa aparat kepolisian diserang lebih dahulu oleh pengawal MRS di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek pada Senin (7/12/2020) dini hari.
Polda Metro Jaya menyatakan nyawa anggotanya terancam, oleh karena itu dilakukan tindakan tegas terukur yang menewaskan enam orang pengawal MRS.
Roy Suryo berpandangan rekaman itu tidak cukup kuat untuk dijadikan bukti jika memang ada insiden penyerangan terhadap polisi.
"Walau pun suara rekaman itu benar adanya, namun secara isi rekaman kurang signifikan," papar dia kepada Tribunsolo.com, Selasa (8/12/2020).
Menurutnya, apabila ada rekaman CCTV yang merekam detik-detik penyerangan maka bisa memberi penjelasan yang lebih komprehensif.
"Seandainya rekaman CCTV di ruas tol itu bisa didapatkan, maka akan lebih jelas (kronologi insiden penyerangan)," kata mantan Menpora era SBY itu.
Roy juga menduga, pembicaraan itu melalui HT.
Menurut pria asal Yogyakarta ini, kualitas rekaman itu dinilai terlalu bagus untuk komunikasi melalui HT.
"Terlalu jernih suaranya," ujarnya.
Roy Suryo pun menyarankan setiap alat bukti elektronik yang akan digunakan sebagai petunjuk atau yang berkekuatan hukum, mesti harus signifikan dari sisi materi dan isi.
“Agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda-beda di masyarakat," ujar dia.
Paus dan Qirdun
Peristiwa penembakan pengawal Habib Rizieq Shihab oleh polisi belum menemui titik terang.
Sebelumnya, kasus penembakan tersebut terjadi di KM 50.
Kasus semakin berkembang, saat Selasa (8/12/2020), beredar rekaman suara yang berisi pembicaraan diduga pengawal Rizieq Shihab jelang insiden tersebut.
Dalam rekaman berdurasi 19:46 itu, pengawal Rizieq Shihab sempat melontarkan kode-kode yang merujuk ke seseorang.
Pada menit 17:46 di rekaman itu, pria tersebut mengatakan:
"Yang penting Paus sampai lokasi dengan tenang, iye enggak. Aye mau muter-muter dulu ama Qirdua dua ini, dua qirdun nih. Dua mobil Qirdun. Dongo! Ha ha ha."
Adapun Paus merupakan kode yang diduga bagi Habib Rizieq Shihab.
Sedangkan kode Qirdun yakni bahasa arab yang berarti monyet.
Kemudian di menit 19:36, terdengar seseorang memerintahkan agar lari setelah mendengar suara tembakan:
"Lari-lari, itu ada yang ketembak katanya."
Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat mengatakan fakta yang ada memang orang-orang tersebut melakukan penyerangan dan terdapat bukti voice note.
"Jadi faktanya memang seperti itu, kalau memang kejadiannya seperti itu. Kalau dilihat dari kekuatan, anggota kita jauh lebih sedikit dibandingkan kekuatan dari pihak yang bersangkutan," ujar Tubagus, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/12/2020).
"Faktanya sudah kita sampaikan dan juga ada bukti tentang voice note bagaimana sedemikian rupa direncanakan untuk dipancing kesana dan kemudian dipepet. Semuanya terdatakan atau ternyatakan dengan jelas di dalam voice note itu," imbuhnya.
Voice note yang dimaksud adalah rekaman suara berisi percakapan antara pengikut MRS yang diidentifikasi sebagai laskar khusus saat peristiwa tersebut terjadi.
Tubagus mengatakan dalam voice note diketahui bahwa pengikut MRS sudah mengetahui jika diikuti oleh mobil polisi.
Namun menurutnya upaya penyerangan tetap dilakukan kepada kepolisian.
"Voice note itu bagaimana ceritanya sudah sangat diketahuinya oleh yang bersangkutan (pengikut MRS) bahwa itu anggota kami dan kemudian tetap dilakukan upaya-upaya penyerangan oleh pihak mereka. Itu nyata dan tidak dikarang-karang, terlihat, terdengar di dalam voice note tersebut. Itu fakta-faktanya," jelas Tubagus.
Lebih lanjut, Tubagus juga mempertanyakan jika rombongan pengikut MRS memang akan menuju ke acara pengajian tentu tak akan melakukan upaya penyerangan.
Pihak kepolisian pun, kata dia, tak akan melakukan apapun.
Hanya saja karena dilakukan upaya penyerangan dan terancam, maka petugas harus mengambil tindakan tegas.
"Kalau memang dia ingin mengadakan pengajian kenapa juga harus menyerang mobil Polri yang ada di belakangnya. Kalau mau pergi pengajian pergi saja pengajian dan kita juga tidak melakukan apapun. Faktanya kita diserang dan faktanya voice notenya seperti itu," jelasnya.
Belum lagi, kata Tubagus, ditemukan senjata tajam dan senjata api dari pengikut MRS tersebut.
"Sudah tahu itu adalah mobil Polri dan tidak juga melakukan apapun, tetapi dilakukan proses penyerangan. Itu faktanya dan didapatkan senjata tajam dan senjata api," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Komentar Roy Suryo soal Rekaman Suara Pengawal Habib Rizieq : Terlalu Jernih Suaranya
(*)