Tak Habis Pikir, Pria Ini Tidur dengan Mayat Selama 7 Hari Usai Bunuh Istri dan Anaknya

Senin, 16 November 2020 | 07:00
Freepik

(ilustrasi pembunuhan)

GridHype.ID - Pembunuhan bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.

Pelaku pembunuhan pun bisa siapa saja, termasuk orang yang dekat dengan kita.

Seperti yang dilakukan seorang suami berikut ini.

Nasib malang menimpa seorang istri dan bocah yang dibunuh ayahnya sendiri yang bernama Teo Ghim Heng (45).

Baca Juga: Ruben Onsu Murka Lantaran Keluarganya Diancam, Tak Main-main Suami Sarwendah Bakal Polisikan Pelaku

Diketahui, wanita tersebut sedang hamil dan sang anak baru berusia 4 tahun.

Anehnya, setelah melakukan aksi kejinya pria ini malah tidur dengan mayat istri dan anaknya tersebut selama sepekan.

Karena perbuatannya tersebut, Heng dijatuhi hukuman mati sebagaimana dilansir dari Mirror, Jumat (13/11/2020).

Heng awalnya mencekik istrinya, Choong Pei Shan (39), dengan handuk setelah berdebat tentang masalah keuangan.

Baca Juga: Perawat Ini Tega Mutilasi hingga Masak Jasad Atasannya Akibat Utang, Potongan Tubuh Lain Dibuang ke Toilet

Setelah membunuh istrinya yang sedang hamil enam bulan tersebut, Heng memutuskan untuk membunuh putrinya, Zi Ning.

Daily Star melaporkan Heng dinyatakan bersalah atas dua tuduhan pembunuhan dan dijatuhi hukuman mati di Singapura pada 12 November.

Ketiak Heng dan istrinya berdebat, Pei Shan sempat menghina suaminya tersebut di depan putri mereka.

Setelah itu, Heng mencekik Pei Shan dengan handuk dan kemudian membunuh putrinya.

Baca Juga: Sepak Terjang Kejahatan Samsul, Pelaku Pembunuhan Anak 9 Tahun yang Coba Lindungi Ibunya Saat Diperkosa

Heng kemudian meletakkan mayat istri dan putrinya tersebut di atas kasur dan tidur di samping mereka selama tujuh hari.

Dia telah berencana untuk bunuh diri untuk bisa bersatu dengan istri dan anaknya tersebut setelah kematian.

Namun Heng gagal meskipun telah berulangkali mencoba melakukan beberapa percobaan bunuh diri.

Heng juga sempat mencoba membakar dirinya namun gagal setelah merasakan panasnya api.

Baca Juga: Tragis! Wanita Ini Tega Habisi Nyawa Temannya dan Mengambil Bayi yang Baru Dilahirkan

Perbuatan Heng akhirnya terkuang setelah saudara iparnya mengunjungi rumahnya.

Saudara ipar Heng tersebut awalnya curiga karena Heng dan keluarganya tidak menghadiri perayaan Tahun Baru Imlek dan Pei Shan tidak menanggapi pesan singkat ataupun telepon.

Setelah saudara ipar Heng tidak bisa masuk ke rumah Heng, kecurigaannya semakin menjadi-jadi dan akhirnya dia melapor ke polisi.

Polisi, bersama saudara ipar Heng, lantas mendatangi rumah Heng. Dan ketika Heng membuka pintu, dia sangat terkejut.

Baca Juga: 5 Tempat dengan Pemandangan Indah di AS ini Menyimpan Kisah Kelam, Jadi Tempat Favorit Pembunuh Membuang Mayat Korbannya

Heng langsung menghampiri saudara iparnya tersebut dan mengatkan bahwa istrinya sudah meninggal.

Sebelumnya, Heng berpenghasilan sekitar 20.000 dollar Singapura (Rp 21 juta) sebulan dan bekerja sebagai agen properti terkemuka.

Tetapi karena suatu sebab, dia kehilangan pekerjaannya.

Utang judinya meningkat, tagihan kartu kreditnya menumpuk, dan biaya sekolah putrinya juga tidak bisa terbayarkan.

Baca Juga: Akhirnya Hirup Udara Bebas Setelah 14 Tahun Dipenjara Karena Kasus Pembunuhan, Artis Lidya Pratiwi Putuskan Ganti Nama Untuk Mulai Hidup Baru

Karena terjerat masalah keuangan, keluarga itu akhirnya sering cekcok.

Hal itu terungkap dalam persidangannya.

Heng juga curiga bahwa putrinya sebenarnya bukan darah dagingnya setelah memergoki istrinya bersama dengan pria lain pada Oktober 2014.

Jaksa berpendapat kesehatan mental Heng tidak terganggu karena dia bisa menggambarkan bagaimana istrinya memarahinya dengan sangat rinci, serta bagaimana dia membunuh keluarganya.

Baca Juga: Terungkap! Usai Mutilasi Mayat Rinaldi, Kedua Tersangka Sempat Tidur dan Main Game Online

Tim pengacara Heng, yang dipimpin oleh Eugene Thuraisingam, mengatakan Heng telah menderita gangguan depresi berat dan parah lalu tiba-tiba diprovokasi.

Mereka meminta agar penjatuhan hukuman terhadap Heng dikurangi. Namun, Hakim Kannan Ramesh menolak pembelaan Heng dan adanya provokasi tiba-tiba.

Ramesh juga mendapatkan butki bahwa Heng tidak mengalami gangguan depresi hebat pada saat pembunuhan.

Baca Juga: Tewas Jadi Korban Pembunuhan Mutilasi, Terungkap Perjalanan Hidup Rinaldy dan Sosok Sang Istri

Heng dijatuhi hukuman maksimum untuk kasus pembunuhan di Singapura, yaitu hukuman mati.

Tim hukum Heng bermaksud mengajukan banding atas putusan dan hukuman tersebut.

Heng juga menghadapi dakwaan ketiga karena menyebabkan kematian janin yang belum lahir, namun ditarik setelah divonis pada Kamis (12/11/2020).

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Bunuh Istri dan Putrinya, Pria Ini Tidur dengan Jenazah Selama 7 Hari, Sempat Bunuh Diri tapi Gagal

(*)

Editor : Linda Fitria

Sumber : Tribunsolo.com

Baca Lainnya