GridHype.ID - Angka kasus infeksi virus corona masih meningkat secara global
Bahkan sudah tercatat hingga (1/09) mencapai 25,3 juta jiwa.
Tentu hal ini membuat dunia masih terus berjuang mengatasipandemi virus corona dalam bentuknya yang sekarang (SARS-Cov-2) alias Covid-19.
Namun di tengah perjuangan banyak negara di dunia kini virus covid 19 bermutasi para peneliti menamainya sebagai strain virus D614G.
Salah satu strain, yang kemudian dikenal dengan D614G, adalah virus dengan gen yang bermutasi sehingga memberinya lebih banyak protein.
Imbasnya, virus bisa lebih cepat menempel pada sel manusia.
Selain mutasi D614G, virus corona juga bermutasi menjadi corona lain yang sangat jarang ditemui, yakni tipe Q677H.
Pakar Biomolekular Universitas Airlangga (Unair) Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengklaim mutasi ini baru ada di Surabaya.
"Ada dua mutan yang berdekatan dan dari peta sebaran di Indonesia, satu-satunya baru di Surabaya," ujar Ni Nyoman yang juga Wakil Rektor I Unair, Senin(31/8/2020).
Mutan ini, ia melanjutkan, posisinya dekat dengan pemotongan purin (enzim protease yang dimiliki sel inang dalam hal ini manusia, tepatnya di sel paru-paru).
Mutan tersebut ada bersama-sama dengan mutan D614G. Dari analisis pendahuluan, mutan baru ini membantu energi antara purin dan spike semakin tinggi. Artinya, purin akan meningkat kemampuannya untuk lebih baik.
Dalam waktu dekat bila analisis telah selesai, Ni Nyoman akan merilis temuannya itu ke dalam jurnal internasional karena temuan ini baru satu-satunya di Surabaya.
"Ini menarik apakah dua mutan ini berpengaruh tak cuma ke tingkat kecepatan penyebarannya tapi juga hal lainnya," kata Ni Nyoman.
Khusus untuk virus mutasi corona D614G, di Indonesia sudah terdeteksi sejak April.
Hanya saja karena keterbatasan data, mutasi tersebut waktu itu belum dapat dimaknai apa-apa.
Indonesia. Mungkin lebih dulu dari informasi yang ada di Malaysia," ujarnya.
Baca Juga: Kepo si Doi Selingkuh atau Enggak? Begini Cara Cek Kontak WhatsApp yang Paling Sering Dihubungi
Di Malaysia mutasi corona D614G ini disebut-sebut punya kemampuan menyebar 10 kali lebih cepat.
Tapi sejauh ini, kata Ni Nyoman, belum ada kesimpulan apakah mutasi virus G614 berkaitan atau berdampak terhadap tingginya angka kematian pasien Covid-19 atau tidak.
Semula, Prof Ni Nyoman mengaku sempat mengira mutan D614G banyak terjadi di Surabaya mengingat peningkatan angka Covid-19 di Surabaya pada Mei-Juni begitu pesat, bahkan sempat dikategorikan sebagai zona hitam.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof Amin Soebandrio mengatakan mutasi virus coronaD614G yang merambah di Malaysia dan Filipina sudah merambah Indonesia.
Amin mengatakan lima institusi di Indonesia telah mengirimkan 22 whole genome sequence (WGS) terkait virus corona.
Ternyata delapan di antaranya mengandung mutasi virus corona D614G tersebut.
"Dapat dilaporkan bahwa dari 22 WGS yang sudah di-submit oleh seluruh institusi di Indonesia, ada dari Surabaya, dari Bandung, dari Yogya, dari LIPI, dan Eijkman, ada 5 institusi. Dari 22 WGS itu ternyata ada 8 yang mengandung mutasi tersebut, mutasi D614G," ujar Amin.
Amin mengatakan distribusi mutasi virus corona D614G sendiri terjadi diperkirakan setidaknya selama bulan Mei 2020 silam.
Baca Juga: Kemajuan Teknologi, WHO Optimis Covid-19 dapat Diatasi Kurang dari 2 Tahun Dibanding Flu Spanyol
Satu bulan sebelumnya yakni April 2020, laporan pertama diterima oleh Universitas Airlangga.
"Itu yang dilaporkan pertama oleh Unair itu dari bulan April, itu satu. Kemudian yang tujuh adalah belakangan, yang dari Tangerang, dari Yogya, dari Bandung, dan dari Jakarta," jelasnya.
Hingga saat ini, Amin menegaskan LBM Eijkman masih terus berusaha mengetahui sudah seberapa luas distribusi mutasi virus corona D614G di tanah air.
Baca Juga: Sang Menantu Tak Kunjung Hamil, Ibu Mertua Geram Hingga Tega Bakar Wanita ini Hidup-hidup!
"Saat ini teman- teman yang sudah men-submit ke WGS sedang berusaha keras untuk mendapatkan whole genome baru untuk bisa mengetahui sebetulnya seberapa luas distribusinya di Indonesia," ujar Amin.
Amin juga mengungkap bahwa di dunia sendiri sudah ada 80 persen isolat virus corona yang mengandung mutasi virus corona D614G.
"Sebagai informasi saja, di dunia sudah ada 70 persen atau 80 persen dari isolat coronavirus di seluruh dunia yang mengandung mutasi D614G tersebut," ujar Amin.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mutasi Covid Ganas Ditemukan di 3 Kota Besar, Pertama Bermutasi di Surabaya, 10 Kali Lebih Menular
(*)