Terkuak! Terdapat 3 Varian Virus Corona Penyebab Covid-19, Apa Saja?

Senin, 13 April 2020 | 12:35
dailymail.co.uk/kompas.com

3 varian virus dan penyebarannya.

GridHype.ID -Virus corona (Covid-19) semakin menyebar ke lebih dari 200 negara di dunia.

Bahkan angka kasus terinfeksi di seluruh dunia sudah mencapai lebih dari 1,7 juta.

Di Indonesia sendiri, kasus virus corona sudah menembus lebih dari 4.000 kasus.

Melihat hal ini, para peneliti yang berasal dari Universitas Cambridge, Inggris dan Jerman telah menganalisis 160 genom virus corona yang berasal dari manusia.

Baca Juga: Ngeri! Kisah Wanita yang Jarang Sarapan Selama 10 Tahun, Dokter Justru Keluarkan Ratusan Batu Empedu dari Perut Wanita Tersebut

Genom ini diperoleh dari sampel di seluruh dunia yang didapatkan sejak 24 Desember 2019-4 Maret 2020.

Studi ini berhasil memetakan jaringan genetik virus corona yang menyebar dari China juga Asia, ke Australia, Eropa, dan Amerika Utara.

3 varian virus dan penyebarannya

Dari hasil penelitian tersebut diketahui, saat ini terdapat 3 varian berbeda dari Covid-19.

Mereka menyebutnya sebagai 'A', 'B', dan 'C'.

Baca Juga: Hanya dengan 2 Bahan Saja! Simak Cara Membuat Exfoliating Toner Alami yang Efektif Atasi Bruntusan di Wajah

Virus corona dari penyakit Covid-19 versi 'A' merupakan yang paling dekat dengan Covid-19 yang ditemukan pada kelelawar dan trenggiling sebagaimana banyak ditemukan di Wuhan, namun jenis 'A' ini tidak mendominasi di kota itu.

Mutasi versi 'A' ini banyak ditemukan pada orang-orang Amerika yang pernah tinggal di Wuhan.

Virus 'A' juga banyak ditemukan pada pasien dari AS dan Australia yang telah mencatat lebih dari 400.000 kasus.

Dua pertiga sampel Amerika adalah tipe A - tetapi pasien yang terinfeksi sebagian besar berasal dari Pantai Barat, dan bukan New York.

Para peneliti menyebut versi 'A' ini sebagai akar dari wabah virus corona yang menyebar saat ini.

Baca Juga: Tak Bergeming Meski Diisukan Jalin Hubungan Terlarang dengan Anaknya Sendiri, Pernikahan Ingrid Kansil dan Suami yang 27 Tahun Lebih Tua Adem Ayem Saja, Intip Kediamannya yang Bak Istana Raja

dailymail.co.uk/kompas.com
dailymail.co.uk/kompas.com

3 varian virus dan penyebarannya.

Sementara itu, di Wuhan dan kawasan Asia Timur lainnya, jenis virus yang paling banyak ditemukan adalah jenis 'B'.

Jenis ini berasal dari 'A' yang dipisahkan oleh dua mutasi.

Baca Juga: Dirumorkan sebagai Mantan Yakuza, Imam Masjid Jepang Ini Miliki Perjalanan Panjang Sebelum Putuskan Jadi Mualaf: Saya Tertarik dengan Islam

Ahli genetika dari University of Cambridge Dr Peter Forster dan timnya menemukan Inggris sebagian besar dibombardir dengan kasus tipe B, dengan tiga perempat sampel pengujian sebagai strain itu.

Swiss, Jerman, Belgia dan Belanda juga didominasi oleh tipe B.

Sedangkan varian virus corona Covid-19 yang terakhir yaitu virus 'C' merupakan anakan atau turunan dari tipe 'B' paling banyak ditemukan pada pasien-pasien dari Eropa, seperti Perancis, Italia, Swedia, dan Inggris.

Sejumlah sampel dari Singapura, Hong Kong, dan Korea Selatan juga ada yang menunjukkan jenis 'C' ini.

Baca Juga: Tenar sebagai Bintang Film Panas di Era 80-an, Artis Ini Pilih Relakan Semua Harta Bendanya dan Jualan Lontong Sayur Demi Sambung Hidup

dailymail.co.uk/kompas.com
dailymail.co.uk/kompas.com

3 varian virus dan penyebarannya.

Mutasi

Disebutkan, virus corona baru (SARS-CoV-2) bermutasi dan menciptakan turunan virus yang berbeda.

Virus 'B' secara imunologis mudah beradaptasi di kawasan Asia Timur.

Baca Juga: Terbujur Kaku di Dalam Perut Buaya, Bocah 7 Tahun asal Pulau Buru Ini Sempat Dinyatakan Hilang Sebelum Akhirnya Ditemukan

Namun ia tidak bisa semudah itu untuk di kawasan lain, sehingga varian virus ini perlu bermutasi.

Proses mutasi di kawasan Asia Timur pun terpantau lebih lambat dibandingkan di kawasan lain.

Namun semua hasil penelitian ini diambil dari masa awal pandemi, saat jalur evolusi Covid-19 belum melakukan lebih bayak mutasi.

"Ada terlalu banyak jenis mutasi untuk bisa melacak keluarga Covid-19 secara rapi."

"Kami menggunakan algoritma matematika untuk memvisualisasikan semua silsilah atau urutan keturunan virus," kata ahli genetika dari University of Cambridge, Dr Peter Forster.

Baca Juga: Ogah Jalani Isolasi di Rumah Sakit, Jamaah Tabligh di Gowa yang Dinyatakan sebagai PDP Corona Ngamuk dan Ancam Tenaga Medis

Sebelumnya, teknik ini banyak digunakan untuk memetakan pergerakan populasi manusia zaman prasejarah melalui DNA-nya.

Dan kali ini merupakan pertama kalinya teknik yang sama digunakan untuk melacak alur infeksi sebuah virus.

Para ilmuwan meyakini virus yang secara resmi disebut SARS-CoV-2 ini terus bermutasi untuk mengatasi resistensi sistem kekebalan pada populasi yang berbeda.

Pintu infeksi

Beberapa infeksi yang terjadi di suatu negara dapat terlacak kapan dan dari mana asalnya.

Baca Juga: Dirasa Bisa Pererat Hubungan antar Keluarga, Masa Karantina Covid-19 di Rumah Justru Tingkatkan Angka Perceraian di Negara Ini, Kenapa?

Misalnya virus pertama kali masuk ke Italia berasal dari infeksi yang terjadi di Jerman, ini terdokumentasi pada 27 Januari 2020.

Selain dari Jerman, virus di Italia juga sangat berkaitan erat dengan kluster Singapura.

Metode yang digunakan ini, analisis jaringan filogenetik, diklaim dapat membantu mengidentifikasi sumber-sumber infeksi yang tidak terdata, juga dapat membantu memprediksi episentrum persebaran secara global jika terjadi wabah yang sama di masa depan.

Dikutip dari dailymail, para peneliti mengatakan penelitian itu terlalu kecil untuk menarik kesimpulan tegas.

Baca Juga: Berantem Mulu Kayak Tom & Jerry, 5 Pasangan Zodiak Ini Enggak Banget Buat Sahabatan, Siapa Aja Ya?

Meskipun karya akademis yang diterbitkan dan telah diteliti oleh sesama ilmuwan itu hanya melacak sampel dari 160 pasien di seluruh dunia, termasuk banyak kasus pertama di Eropa dan AS.

Tim peneliti saat ini telah memperbarui analisis mereka untuk memasukkan lebih dari 1.000 kasus Covid-19 hingga akhir Maret untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait penyebaran varian virus corona tersebut.

Artikel ini telah tayang diIntisari Online dengan judul Ada 3 Varian Virus Corona, Namun Versi A yang Paling Dekat dengan Covid-19 Bukan Ditemukan di Wuhan, Tapi di Negara Ini

(*)

Editor : Linda Fitria

Sumber : Intisari

Baca Lainnya