Sebagaimana disebutkan dalam hadist Nabi SAW, puasa Syawal dilakukan selama enam hari setelah puasa Ramadhan.
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh." (HR. Muslim no. 1164).
2. Lebih utama dilakukan sehari setelah Idul Fitri
Adapun waktu pelaksanaan puasa Syawal ini bisa dilakukan sepanjang masih dalam bulan Syawal. Namun lebih diutamakan melaksanakannya pada tanggal 2 Syawal atau sehari setelah Idul Fitri.
Syaikh Muhammad bin Sholih Al 'Utsaimin rahimahullah menyebutkan, "Para fuqoha berkata bahwa yang lebih utama, enam hari di atas dilakukan setelah Idul Fitri secara langsung. Ini menunjukkan bersegera dalam melakukan kebaikan." (Syarhul Mumti', 6:465)
3. Lebih utama dilakukan secara berurutan
Syaikh Ibnu 'Utsaimin juga berkata, "Lebih utama puasa Syawal dilakukan secara berurutan karena itulah yang umumnya lebih mudah. Itu pun tanda berlomba-lomba dalam hal yang diperintahkan."
Namun demikian, jika dilakukan secara tidak berurutan juga tidak apa-apa.
4. Sebaiknya menunaikan qadha puasa terlebih dahulu
Bagi seseorang yang memiliki hutang puasa di bulan Ramadhan, maka sebaiknya melakukan qadha (mengganti) puasanya terlebih dahulu.
Hal ini agar ia mendapatkan ganjaran puasa selama setahun penuh.
Sebagaimana Ibu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, "Siapa yang mempunya kewajiban qadha' puasa Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa qadha'nya di bulan Syawal. Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qadha' itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal." (Lathoiufl Ma'arif, hal. 391).